Dering alarm berbunyi seakan menyuruh Meysha bangun dari mimpi indahnya. Dengan mata tertutup Meysha mematikan alarm miliknya. "Berisik banget," gumam gadis itu dan segera melanjutkan mimpinya yang tertunda.
"Dell, bangun Dell udah siang," ujar pria itu sambil menggoyangkan tubuh Meysha dengan kencang.
Meysha tetap tidur, tidak terganggu sama sekali.
"Della BANGUN ADA KEBAKARAN!" teriak pria itu tepat di telinga Meysha.
"Mamih kebakaran Mih, aduh gusti aing harus kemana," Meysha melotot kaget dan langsung berlari mengelilingi kamarnya.
"Hahahaha, anjir sumpah muka lo Dell, ngakak banget njir, aduhh perut gue sakit," ucap pria itu sambil tertawa terpingkal-pingkal.
Meysha langsung terdiam dan menyadari bahwa ia sedang dikerjai oleh pria yang tak asing baginya.
"Sumpah ya lo Za, pagi-pagi udah ngerusuh di kamar orang," gerutu Meysha sambil berjalan ke arah kamar mandi dan tak lupa ia membanting pintunya dengan keras.
Pria itu adalah Adhitama Elvan Syahreza atau biasa di panggil oleh Meysha Eza, sedangkan oleh teman-teman di sekolahnya biasa memanggil dengan Elvan.
Elvan memang sudah biasa membangunkan Meysha setiap pagi, seakan-akan itu adalah rutinitas wajibnya di pagi hari. Orang tua Meysha pun sudah terbiasa melihat kelakuan Elvan kepada putrinya, karena mereka memang sudah kenal dekat dengan sahabat kecil Meysha.
Elvan beranjak dari kamar Meysha, menghampiri kedua orang tua gadis itu, yang sedang duduk di meja makan.
"Gimana Van Della nya udah bangun?" tanya Bunda Nadia.
"Udah bun, Della nya sekarang lagi mandi," jawab Elvan sambil duduk di meja makan.
"Waah nasi goreng udang kesukaan Elvan nih," sahut Elvan, tanpa rasa malu dia langsung mengambil piring dan menyantap nasi goreng kesukaannya itu.
"Nasi goreng buatan Bunda emang bener-bener top deh, Elvan kasih 10 jempol deh buat Bunda," ujar Elvan sambil mengacungkan jempolnya.
"Kamu ini bisa aja, kalo kurang nambah lagi aja ya," ucap bunda sambil tersenyum hangat.
Sedangkan Ayah Meysha hanya geleng-geleng melihat kelakuan anak tetangganya itu.
Setelah melakukan ritual paginya Meysha berjalan menuju lemari pakaian. Gadis itu mulai mengancingkan satu persatu kancing seragam sekolahnya. Setelah itu, ia menatap pantulan dirinya di cermin.
Tampak gadis itu mengenakan seragam kebanggaan SMA Kertajaya, kemeja yang tampak pas namun tidak terlalu ketat ditubuhnya yang ramping dengan rok di atas lutut namun tidak terlalu tinggi. Rambut hitam sepunggung ia gerai begitu saja. Sepatu kets hitam dengan kaos kaki semata kaki, ia tampak cantik dengan pipinya yang tembem.
Gadis itu melangkah keluar kamar menuju ruang makan, menghampiri kedua orang tuanya dan sahabat laknatnya itu.
"Heh kecebong, enak ya dapet makanan gratis."
"Pagi cantik," sapa Elvan tersenyum manis, tanpa membalas ejekan gadis di depannya itu.
Meysha memutar bolanya malas dan mengabaikan ucapan Elvan.
"Bun, masa tadi curut satu ini bangunin Della pake acara kebakaran segala," adu Meysha sambil memasang waja cemberut.
"Dih, kalo ga gitu lo ga bakalan bangun-bangun, lo kan orangnya kebo," sahut Elvan.
"Iya bener kata Elvan, kamu kalo ga di gituin nggak bakal bangun-bangun," jawab bunda membenarkan perkataan Elvan.
Elvan tersenyum mengejek ke arah Meysha, karena bundanya berada di pihak dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionFollow dulu sebelum baca. Memang benar adanya tidak ada yang namanya pertemanan antara perempuan dan laki-laki. Bila salah satu diantara mereka menginginkan hal yang lebih, sedangkan yang satunya tidak menginginkannya.