Hari sabtu adalah hari dimana para kaum rebahan bermalas-malasan. Seperti gadis satu ini yang masih tertidur di ranjang empuknya. Bahkan sinar matahari yang menembus kedalam kamar gadis cantik ini melewati celah-celah jendela, tidak membuat Meysha terusik, dan ia malah semakin mengeratkan pelukannya dengan guling kesayangannya.
Hingga suara ketukan pintu dari arah luar kamarnya, membuat gadis itu terganggu dan terpaksa ia bangun dari mimpinya yang indah.
"Della sayang bangun, udah siang," ucap Bunda Nadia.
"Iya ini udah bangun ko bun," jawab Meysha dengan mata yang masih terpejam.
"Yaudah bunda tunggu di bawah ya, kita sarapan bareng."
Dengan sangat berat hati Meysha beranjak dari kasur empuknya, ia pun menyusul bundanya. Tak lupa selimut berkarakter doraemon yang melekat ditubuh gadis itu.
"Kamu ini kebiasaan ya, bunda kan udah bilang berapa kali, selimutnya ga usah dibawa-bawa nanti kotor."
"Dingin bun," rengek Meysha.
Kedua orang tua Meysha pun geleng-geleng kepala melihat kebiasaan gadis itu sedari kecil sampai sekarang yang entah kapan akan berubah.
"Oh iya Dell, bunda boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa bun," jawab Meysha yang sedang memakan nasi goreng kesukaannya.
"Nanti kamu ke supermarket beli bahan-bahan buat bikin kue, bunda udah tulis apa aja yang harus kamu beli."
"Oke siap komandan laksanakan."
Setelah selesai sarapan Meysha pergi kekamarnya untuk berganti pakaian. Ingat hanya ganti pakaian tidak mandi, kalian pasti tahu kan kaum rebahan anti mandi di hari weekend.
Setelah berganti pakaian Meysha beranjak menuju dapur menghampiri bundanya.
"Bun, mana list buat bahan-bahan yang mau di beli," tanya Meysha sambil mencepol rambutnya asal.
"Itu bunda taruh di atas kulkas."
"Ya udah Della berangkat dulu ya bun, assalamuallaikum."
"Waalikumsalam, hati-hati Dell jangan ngebut."
"Siap komandan laksanakan." Meysha langsung berjalan keluar menuju motor vespa kesayangannya.
Motor vespa milik Meysha berjalan meninggalkan perkarangan rumah dengan kecepatan rata-rata.
Setelah sampai di Mall Meysha menyimpan motornya di parkiran paling pojok, karena ia tak mau motor kesayangannya lecet sekecil apapun.
Dengan penuh percaya diri Meysha melangkahkan kakinya kedalam Mall menuju supermarket. Sekarang Meysha sudah berada di area bahan-bahan untuk kue.
"Biasanya bunda pake yang mana ya? Yang ini apa yang itu? Ck, pusing gue mending dua-duanya aja lah." Tak mau ambil pusing Meysha mengambil kedua bahan itu.
Setelah selesai Meysha pergi ke arah kasir untuk membayarnya. Meysha tidak langsung pulang, ia pergi ke arah caffe untuk mengisi perutnya yang lapar.
"Mba spagetinya 1 sama minumnya greentea late ya," ucap Meysha.
"Baik, tunggu sebentar ya mba."
Meysha mengedarkan pandangannya, terlihat para remaja sedang bercanda dan tertawa bersama teman-temannya. Ada pula yang tengah berpacaran. Huh Meysha yang jomblo bisa apa.
Meysha mengkerutkan dahinya saat melihat pria yang tak asing sedang mengelus kepala seseorang entah siapa. Karena rasa penasaran Meysha menghampiri meja itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Fiksi RemajaFollow dulu sebelum baca. Memang benar adanya tidak ada yang namanya pertemanan antara perempuan dan laki-laki. Bila salah satu diantara mereka menginginkan hal yang lebih, sedangkan yang satunya tidak menginginkannya.