Hari senin adalah hari yang paling dihindari oleh semua siswa pelajar, banyak dari mereka yang mengeluh karena harus berdiri di bawah matahari untuk upacar. Apalagi pada saat amanat yang awalnya bilang "Ada sedikit yang ingin ibu sampaikan pada upacara hari ini..." dan kenyataannya bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
Apalagi Meysha, ia sangat malas jika harus upacara hari ini. Ralat mungkin setiap upacara dia malas.
"Rin... Air-in," Meysha mencolek punggung yang berada dihadapannya.
"Issh apa sih. Diem ga lo, kena amuk si botak mampus lo."
"Uks yu bosen nih, mana panas lagi," ajak Meysha.
"Yaudah yu, lo pasang muka pucet," ucap Airin sambil memegang pundak Meysha.
Sesampainya di UKS mereka menghela nafas lega, karena mereka berhasil menyakinkan petugas UKS yang berjaga di belakang barisan siswa yang sedang upacara.
"Huff.. selamat," ucap mereka bebarengan
"Untung aja yang jaga adik kelas," ujar Meysha yang dibalas anggukan oleh Airin.
🌻🌻🌻
"Eh.. eh itu si Air sama yayang Meysha kan," ucap Jovan menunjuk kearah Meysha yang sedang berjalan ke UKS.
"Yayang pala lo peyang kali ah," timbal Alex seraya menjitak kepala sahabatnya itu.
"Bisa aja tu orang ngibulnya, pake pura-pura sakit segala lagi. Sakit beneran baru tau rasa," gerutu Elvan yang di angguki oleh mereka berdua.
"Gue susul yayang Meysha ah, di sini mah panas nanti kulit Jovan item," ucap Jovan melengos pergi seraya melenggak-lenggokkan badanya. Mereka berdua bergidik ngeri melihat temannya itu.
"Bukan temen gue bukan," gumam Alex sambil berbalik melihat kedepan.
"Gue doain ketemu si botak," ujar Elvan. Dan benar saja saat ia berbalik ke depan, terdengar suara Jovan mengaduh kesakitan.
"Aduh..duhh sakit pak kuping saya nanti putus nih, nanti kalo putus ga ada yang mau sama saya, terus nanti saya jadi perjaka tua. Bapak mau tanggung jawab."
"Diam kamu! orang lain upacara kamu malah godain adik kelas, sana maju kedepan!" Ucap Pak Tejo yang membuat seluruh murid yang berada di lapang menatap kearah Jovan.
Jovan yang merasakan bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian, melambaikan tangannya layaknya artis bertemu fansnya. Tak lupa senyumnya yang tak pernah luntur.
"Temen lo tuh Van," Alex menyenggol lengan Elvan yang berada di sampingnya.
"Najis, bukan temen gue."
🌻🌻🌻
Upacara telah selesai semua murid memasuki kelasnya masing-masing begitu pun Meysha yang berada di UKS pun bergegas ke kelasnya. Kelas Meysha hari ini diisi oleh Bu Meter guru Biologi yang pakaiannya menurut zaman sekarang Fashionable diantara guru-guru yang lain.
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi bu."
"Ibu makin hari makin cantik aja nih," celetuk Elvan tersenyum manis.
"Ah makasih loh, nama kamu siapa?" Tanya Ibu meter.
"Ibu masa sama orang ganteng ini nggak tau namanya. Nama saya Elvan bu," ucap Elvan dengan penuh percaya diri, yang langsung dihadiahi sorakan oleh seluruh murid kelas.
"Oh Elvan kamu saya kasih nilai tambahan."
Semua murid kelas IPA 3 dibuat cengo atas apa yang telah Ibu Meter ucapkan. Apalagi kaum cewek menolak tak terima. Mana ada hanya dengan mengatakan cantik dapat nilai tambahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
JugendliteraturFollow dulu sebelum baca. Memang benar adanya tidak ada yang namanya pertemanan antara perempuan dan laki-laki. Bila salah satu diantara mereka menginginkan hal yang lebih, sedangkan yang satunya tidak menginginkannya.