Part 2

18 1 0
                                    

Tangan mungil berkulit putih susu menjulur menikmati air hujan yang jatuh tepat berada di tangannya. Gadis itu terlihat begitu senang dengan mata yang berbinar, menandakan bahwa dia sangat begitu menyukai hujan. Tak lupa pria yang terus memperhatikan gerak-gerik yang di lakukan gadis di sampingnya itu. Sebuah senyum terbit di bibirnya.

"Za ujan-ujanan yu," ajak gadis itu.

"Nggak, nanti lo sakit!" tolak Elvan dengan tegas.

"Sekali aja, gue janji ga bakalan sakit," gadis itu memohon sambil mengeluarkan puppy eyes nya.

Elvan yang melihat Della memohon seperti itu membuat hatinya luluh dan terpaksa mengiyakan permintaan gadis di hadapannya.

"Cih, muka lo jelek," ucap Elvan sambil menutup wajah gadis itu dengan telapak tangannya. Padahal dia hanya tidak tahan melihat wajah Della yang sangat menggemaskan.

"Ck, tangan lo bau," Della menepis tangan Elvan yang berada di wajahnya.

"Sembarangan kalo ngomong, tangan gue wangi, sana katanya mau hujan-hujanan."

"Emang boleh?"

"Ck, banyak nanya udah sana, kalo sakit gue ga tanggung jawab ya," Elvan memutar bola matanya malas.

"Hehehe aye aye captain, Della yang cantik nan imut ini berjanji tidak akan jatuh sakit," hormat Della sambil berlari menikmati hujan yang mulai mengguyur tubuhnya.

Elvan yang melihat gadis yang sedang berteriak kegirangan di bawah guyuran hujan tersenyum manis.

"Segitu senengnya lo sama hujan Dell," gumam Elvan sambil memperhatikan gadis yang asyik menikmati air hujan.

Meysha menengadahkan wajahnya ke atas, tak lupa mata yang terpejam menikmati tetes demi tetes air hujan yang mengenai wajahnya. Dia menghirup dalam-dalam aroma hujan yang begitu menenangkan. Entah kenapa dia sangat menyukai aroma hujan dan semua hal yang berbau dengan hujan.

Merasa ada yang memperhatikan dirinya, Meysha berbalik dan benar saja pria itu sedang menatap intens kepada dirinya. Meysha tersenyum manis saat mata mereka bertubrukan dan pria itu melakukan hal yang sama, ia tersenyum hangat dengan mata yang terus menatap dirinya. Saat melihat senyum pria itu entah kenapa tiba-tiba ada hal aneh terhadap Meysha, ia merasa debar jantungnya berdegup kencang tak seperti biasanya. Perasaan apa ini, kenapa melihat pria itu tersenyum hangat kepada dirinya jantungnya berdegup kencang.

Dengan senyum yang mengembang, gadis itu melangkah mendekat ke arah pria yang dari tadi memperhatikan dirinya, "Reza gue tau gue cantik, stop liatin gue kaya gitu."

"Lo pake warna item ya?" tanya Elvan dengan genit.

Meysha mengernyit bingung, hingga ia tersadar apa yang sedang di tanyakan pria mesum di hadapannya.

"Dasar mesum, mati aja sana lo!" teriak Meysha tak lupa ia memukuli pria di hadapannya dengan membabi buta.

Bukannya mengaduh kesakitan Elvan malah tertawa terbahak-bahak. Meysha yang melihat cowok itu tertawa membuat dirinya tambah kesal dan melenggang pergi sambil menghentakkan kakinya.

Elvan mengikuti kepergian Meysha. "Lah malah ngambek," seru Elvan pelan.

"Della jangan marah dong gue kan cuman becanda."

Meysha tak memedulikan cowok menyebalkan itu. Ia memilih menulikan telinganya dan mempercepat langkahnya.

"Dell pelan-pelan jalannya nanti jat-" belum sempat Elvan meneruskan ucapannya, tiba-tiba gadis di hadapanya jatuh tersungkur.

"Hahaha tuh kan kata gue juga apa, jatoh kan lo sukurin," ejek Elvan yang sekarang berada di hadapan gadis itu.

"Udah ketawanya?" tanya Meysha dengan wajah datar menutupi rasa malunya.

"Hehehe maaf Dell, makanya jadi orang jangan ambekan , sini gue gendong lutut lo berdarah," Elvan berjongkok di hadapan Meysha.

Karena masih kesal Meysha melompat ke punggung Elvan, yang membuat cowok itu hampir saja tersungkur.

"Ck, lo sengaja ya mau buat gue jatoh."

"Suruh siapa lo nya nyebelin," karena kesal Meysha menggigit punggung cowok itu.

"Aduh duh.. Dell sakit, udah dong gue minta maaf, nanti gue kasih ice cream."

Mendengar kata ice cream Meysha berhenti menggigit pundak pria itu.

"Bener ya awas kalo bohong."

"Iya tuan puteri."

"Uuh.. makin tayang deh sama Elvan yang ganteng ini," ucap Meysha sambil mengeratkan tangannya di leher pria itu.

"Woy kampret, lo mau bunuh gue," umpat Elvan.

Meysha hanya terkekeh dan meletakkan kepalanya di pundak cowok itu. Karena lelah rasa kantuk mulai menyerang, gadis itu memejamkan matanya disusul oleh suara dengkuran halus.

Elvan hanya geleng-geleng melihat Meysha yang sedang tertidur di pundaknya. "Dasar kebo," gumam Elvan.

Hanya butuh 15 menit Elvan sampai di kediaman Meysha. Lalu setelah itu ia memasuki rumah yang sepi seperti tidak ada penghuninya.

"Dell bangun, udah sampe."

Hening, tidak ada jawaban dari gadis itu.

"Woy kebo bangun, pegel nih pinggang gue!" teriak Elvan.

"Iya iya ini udah bangun, ga usah teriak, turunin gue!"

Elvan pun menurunkan gadis itu, kemudian ia mengelus kepala gadis yang berada di hadapannya. "Ganti baju sana, terus jangan lupa obatin luka lo, gue pergi dulu udah sore."

"Iya iya bawel."

"Oh iya satu lagi. Lo gendutan," ujar Elvan sambil berlari pergi sebelum terkena amukan dari gadis itu.

Meysha yang mendengar perkataan itu pun melotot tak terima. "Reza sini ga lo, dasar tengkorak hidup!" Teriak Meysha.

Sangking kesalnya ia sampai lupa menagih janji pria itu yang katanya akan membelikan dirinya ice cream, Meysha berniat akan menagihnya besok.

Meysha melangkah ke kamar mandi dengan perasaan dongkol, lalu gadis itu pun melakukan ritual mandinya. Tak lama ia keluar dengan baju tidur bergambar tokoh kartun doraemon kesukaannya sembari memegang kotak P3K untuk mengobati luka di lututnya.

"Sshh.. perih banget, kenapa juga gue pake jatoh segala," ringis Meysha.

Setelah mengobati luka di lututnya, Meysha beranjak ke arah balkon dengan membawa secangkir kopi ditangannya, ia kemudian melihat ke arah langit yang gelap dan terdapat hamparan bintang yang sangat indah. Bahkan dewi malam pun ikut hadir di tengah-tengahnya.

Suasana hening dan dinginnya malam menemani Meysha yang tengah menikmati secangkir kopi kesukaannya.

Meysha tersenyum manis mengingat perlakuan pria menyebalkan itu terhadap dirinya. Entah kenapa saat mengingat perlakuan pria itu membuat jantungnya berdebar kencang. Apakah ia menaruh perasaan kepada cowok itu. Meysha yang tersadar, langsung menggelengkan kepalanya. "Ngga Mey, lo ga boleh suka sama sahabat sendiri," gumam Meysha sambil beranjak masuk ke dalam kamarnya.

Meysha merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk miliknya, sembari mendengarkan lagu kesukaannya yaitu resah dari payung teduh. Diiringi lagu itu Meysha memejamkan matanya, lalu beberapa menit kemudian ia pergi ke alam mimpinya.

***
Segitu dulu aja ya, maaf kalo baru update sekarang.

Di tunggu kritik dan sarannya yang membangun ya guys🤗

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang