Part 4

3 0 0
                                    

My dear lovely diary..
Maafin aku ya.. udah lama gak nulis disini.
Udah lama banget aku gak cerita-cerita sama kamu. Gak bermaksud nglupain kamu walaupun aku udah punya diary yang lain selain kamu hihi.. Terimakasih kamu udah menemaniku selama ini, mendengarkan semua keluh kesahku.
Btw, besok aku mau pulang ke Jakarta.. yayyy..
Aku gak sabar ketemu nenek dan si bocah paling menyebalkan seantero jagad raya ^^
Besok kami berangkat dengan pesawat malam, psstt si bocah menyebalkan gatau kalo aku besok pulang. Aku mau kasi surprise karena lusa si bocah menyebalkan berulangtahun.

Putri,
Dubai 15 08 13

—————————————————————————

Hai,
Sebelum kalian heran kenapa tulisan di blogku ini jadi aneh. Tulisan di atas adalah catatan harian kakakku yang ditulisnya tujuh tahun yang lalu. Kalian masih ingat kan kalau nama panggilannya adalah Putri, aku saja yang memanggilnya Bama.

Bi Ani menemukan catatan harian Putri, maksudku Bama. Tadi siang ketika bi Ani membereskan barang-barang di gudang belakang. Siang ini sebenarnya aku ada janji dengan beberapa klien-klienku. Untungnya sedang ada demo yang mengakibatkan jalan-jalan utama ditutup. Aku bersyukur sekali ketika mereka serentak membatalkan pertemuan kami hari ini.

Tidak banyak hal yang kulakukan hari ini. Buku harian Bama ini, tidak tau harus aku apakan. Melihat dan membaca beberapa halaman terakhirnya saja sudah cukup untuk mengacaukan suasana hatiku hari ini. Betapa aku merindukannya. Kupikir sore ini aku akan mengunjunginya.

Diego,
Jakarta 16 Agustus 2020

———————————————————————————————

Selamat pagi teman-teman, apa kabar kalian?
Hari ini sudah tanggal tujuh belas Agustus. Sudah berapa tahun negara kita merdeka?
Sebenarnya aku tidak pernah lagi merayakan ulang tahun semenjak tujuh tahun yang lalu. Tapi si kembar memaksaku untuk merayakannya kali ini, ohh aku belum pernah bilang kalau kami berulangtahun di tanggal yang sama. Baiklah nanti malam akan kuajak mereka makan malam ke sebuah restoran di pinggir pantai.

Sore kemarin aku sudah mengunjungi kakakku Bama, dan juga suaminya Karim. Di tempat peristirahatan mereka yang terakhir. Mungkin kalian akan kaget kalau sebenarnya kakakku Bama sudah meninggal dunia tepatnya tujuh tahun yang lalu. Dalam sebuah kecelakaan di jalan tol dekat bandara. Saat itu aku tidak tahu bahwa mereka akan pulang ke Jakarta.

Setelah menikah, Bama pindah ikut suaminya ke Dubai. Dan tepat sehari sebelum ulang tahunku, Bama, Karim beserta ayah dan ibunya mengadakan perjalanan untuk berkunjung ke Jakarta. Saat itu Bama tengah mengandung, usia kehamilannya sudah tiga puluh enam minggu kata dokter. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Mereka berempat meninggal dalam kecelakaan tragis, lima orang dengan supirnya. Tak usah kujelaskan bagaimana kronologinya, aku sudah tidak ingin mengingat hal ini sebenarnya. Bama masih sadar ketika tiba di rumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian. Tim dokter berupaya menyelamatkan bayi-bayi yang dikandungnya, namun nyawa Bama sudah tidak tertolong lagi. Karim dan kedua orangtuanya sudah lebih dulu meninggal di lokasi kejadian, tanpa sempat memandang wajah si kembar. Forest, Clover dan Orchad... itulah alasan mengapa aku yang memberi nama pada mereka.

Aku tidak lagi pernah merayakan ulangtahun, atau sekedar bahagia menyambutnya. Aku takut ketika tanggal ini tiba, tujuh belas Agustus. Setiap sudut jalanan dan kota, meriah menyambut hari kemerdekaan negara. Tetapi tidak berlaku untukku, diriku terpenjara dalam bayang-bayang ketakutan.

Sebenarnya aku tidak ingin memberi tahu kalian kisah ini. Aku hanya ingin mengingat hal-hal bahagia tentang Bama. Kebersamaan kami, yang sering berantem lalu baikan. Bama yang sering kujahili, yang selalu kurindukan keberadaannya ketika jauh. Tangan Bama yang berlumuran darah masih menggenggam tanganku di detik-detik terakhir kepergiannya. Lalu suara tangis bayi kembar tiga yang terlahir di ruang operasi dalam keadaan yatim piatu. Bukannya aku takut pada darah, atau kematian. Aku hanya takut saja, tak tau persisnya takut pada apa. Beberapa tahun, beberapa dokter dan psikiater memberiku obat dan terapi. Sekarang aku sudah tidak membutuhkan obat lagi, tapi setiap tahun bayang-bayang peristiwa itu berputar ulang di memoriku.

Forest, Clover dan Orchad.. Merekalah yang membuatku kuat. Maksudku, aku harus kuat demi mereka. Ponakan-ponakanku, anak-anakku.

Ngomong-ngomong, selamat merayakan hari kemerdekaan. Kalian ikut lomba apa saja hari ini?

Diego,
Jakarta 17 Agustus 2020

DIEGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang