"Tolong baca manual penggunaannya,
Hatiku hanya satu."
.
.
."Waktu yang kita habiskan,
Dunia yang kita temukan,
Semuanya,
Akan hampa tanpamu.Kumohon,
Jangan tinggalkan aku."
- . . ."Kenangan yang kau berikan,
Ingatan yang kita tanam,
Keberadaanmu,
Adalah segalanya bagiku.Maka,
Tunggulah aku."
- . . .Terbangun di kesunyian malam, Olivia memimpikan hal yang sama, lagi.
Dialog itu berputar di kepalanya layaknya komedi putar.
"..."
*Tes*
"Oh?"
Kesadarannya pulih ketika setetes air menuruni pipinya. Air mata.
Dia menangis, tanpa alasan.
"God, where'd it all go wrong?"
Olivia menyeka air matanya di bawah terangnya sinar rembulan.
"Seandainya kau disini sekarang, aku pasti bertanya banyak hal."
'Kemana saja kau?'
'Kangen aku?'
'Mengapa kau kembali?'
'Why'd you left me?'Terjerat dengan masa lalunya, Olivia hanya tersenyum dan berkata,
"Gue kangen lo, titisan Lucifer."
Olivia, gadis ini sudah melepaskan -paling tidak mencoba melepaskan- sosok yang dicintainya itu.
Lucius, nama orang yang benar-benar sudah dicintai dan mencintai Olivia.
Suatu hari, dia menghilang.
Tanpa kabar.
Ratusan kali Olivia menelpon pria itu.
Ribuan cara dilakukan untuk menghubunginya.
Namun nihil.
Tidak ada jejak dari pria itu. Bahkan tidak sehelai rambut.
6 bulan berlalu,
Olivia bertengkar dengan sahabat sejak kecilnya.
"Vi, lu berubah."
Kata-kata itu dilontarkan dari mulut Brigette sebelum mereka akhirnya tidak berkomunikasi sama sekali.
Keduanya mencari momen yang tepat, namun selalu gagal. Sepertinya Dewi Fortuna tidak mendukung persahabatan mereka.
Olivia mulai mengubah dirinya. Menjadi sosok sempurna yang diidamkan semua orang.
Olivia bahkan mengganti penggunaan "Gue-Lo" dengan "Aku-kamu" untuk melupakan semuanya terutama Lucius.
Ingatan tentang Lucius sudah terlalu kuat di pikiran Olivia, membuat gadis ini semakin larut dalam kesedihan.
Dan sekarang, Olivia sendirian. Dia selalu berbicara kepada angin kosong di hadapannya setiap kali dia terbangun dari mimpi yang masih mengekangnya 1 tahun terakhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pirouette
Teen FictionMet by Fate Parted by Destiny Reunited by Will Cinta adalah pedang bermata dua, Jangan pernah berharap kepadanya. Hidup menentang hukum, menolak tangis. Mencari cahaya, menemukan cinta. Menyebar tawa, memberi harapan. Ini kisah mereka. Sederhana.