"Aku bukan mainan,
Jangan dipermainkan."
.
.
."Pertemuan adalah sebuah jalur,
Perpisahan adalah jurang.
Jatuh atau lompat,
Pilihanmu."
-L"Tidak perlu waktu,
Hanya perlu jawaban.
Enemy or nobody,
Silahkan dipilih."
-LOlivia terbangun dengan mimpi sebagai rutinitas hariannya.
Tiada hari tanpa mimpi aneh.
Ya, dia sudah terbiasa.
"G, I'm off to school" Ucapnya kepada Brigette yang entah mengapa masih berada di kamarnya.
Oke, Olivia tidak tertarik.
But, little does she know, Itu adalah sebuah permulaan baru, dari sesuatu yang lebih mengerikan.
***
Selalu saja.Dihantui rasa bersalah.
Ada kalanya ketika dia ingin mengakhiri semua.
Ada juga saat-saat dimana dia ingin menetap selamanya.
Tapi tidak semua berjalan seperti itu.
Kau mungkin tertawa dan seseorang di sisi lain dunia sedang menangis.
Dan kau mungkin menangis dan seseorang sedang tertawa bahagia.
Kini seseorang berdiri di atas kehampaan.
Diselimuti kegelapan, dihias cahaya.
Diiringi kebencian, dipenuhi duka.
Seorang insan, menanti tawa.***
Hari pertama sekolah berakhir.Olivia benar-benar lelah dan tanpa sadar menghabiskan waktunya berada di sebuah bangku taman.
Tempat dimana mereka bertemu.
Dimana semua dimulai.
Langit sudah menunjukkan sisi gelapnya, dan dia belum kunjung pulang.
"I hate my life"
Jika kau menganggapnya sebagai kutukan, terkutuklah kau.
Namun, jika kau menganggapnya sebagai hadiah, berbahagialah."Haha, nostalgia"
"Haha..."
"In the end, it's all about guilt and regret, isn't it?"
Olivia benar-benar lelah.
Ingin rasanya dia menghancurkan semua yang dilihatnya.
Namun, dia tidak punya cukup kekuatan untuk itu.
Dia terlalu... Lemah.
***
"Nona, bangunlah" Ucap wanita paruh baya itu sembari menggoyangkan tubuh Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pirouette
Teen FictionMet by Fate Parted by Destiny Reunited by Will Cinta adalah pedang bermata dua, Jangan pernah berharap kepadanya. Hidup menentang hukum, menolak tangis. Mencari cahaya, menemukan cinta. Menyebar tawa, memberi harapan. Ini kisah mereka. Sederhana.