Little Things

48 5 2
                                        

30 Januari 2020

Nurfa, wanita yang baru saja mengirimi pesan ke hp kentang ku yang ku harap bisa memberi warna baru ke muka ku yang kayanya kurang berwarna yang berharap diwarnai.

"Save Nurfa".
"Ooh iya, save juga Yudi".
"KK sekolah di SMA Budiman ya?"
"Iya, emang ada apa ni?"
"Ga ada, salam kenal ya kak:)"

Seperti itulah percakapan pertama kami. Tidak ada yang spesial, hanya senyum di foto profil WhatsApp nya saja yang ku perhatikan dan semuanya sama seperti percakapan biasa. Harapan ku ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.

Beberapa hari berlalu, kehidupan ku masih sama seperti hari kemarin. Duduk, tidur, makan, minum, semuanya sama. Sampai saat kubuka WhatsApp ku dengan harapan ada kehidupan yang kutemukan. Benar saja, pandangan ku tertuju pada WA story seorang gadis yang tak lain adalah si Nurfa yang isinya foto deskripsi akun orang yang berharap di save. Memang isinya tidak menarik, tapi dia lah yang membuat nya menarik.

"Kakak juga dong" kukirim balasan.
"Kakak mau di PM? Ya udh tunggu", balasnya langsung. Aku mulai bertanya beberapa hal kepadanya dan ia juga meresponnya dengan positif, sejak saat itu kami mulai agak akrab. Dia anak SMK Budiawan, yang dimana sekolahnya ternyata tetanggaan dengan SMA Budiman. Hari pun berlalu dan digantikan oleh pagi yang diiringi suara Kokok ayam. Waktunya beranjak dari tempat tidur yang nyaman.

Ada yang berbeda denganku pada hari itu. Rambutku, dimana biasanya acak acakan tak pernah disisir, mulai rapi yang mungkin menjadi istana bagi kutu kutu yang tinggal disana, dan aku yang biasanya ngantuk dalam kelas, kini sudah mulai mengumpulkan nyawa untuk belajar.

"Criiiiinggg...." Suara bel istirahat yang sudah ditunggu tunggu.
"Kantin yok" ajak Bombom, teman gendut yang sebenernya nggk gendut mengajakku ke kantin untuk memperbaiki gizi. Dengan harapan badan kurus ku bisa seperti dia, aku pun mengikutinya ke kantin.

Seusai ke kantin, aku melakukan kebiasaan ku duduk di depan kelas dekat dengan tempat orang cuci tangan pake sabun detol.
Mataku tertuju ke seorang wanita di arah timur, arah gedung kelas SMK Budiawan.
"Itu Nurfa ya?"
"Bukan, itu orang lain" percakapan hati dengan harapan dan otak dengan pemikiran. Firasat ku ikut sependapat dengan hati bahwa itu memang Nurfa.

Sepulang sekolah seperti rutinitas harian, kukirimi pesan pesan tidak pernah membuatku bosan membalasnya.
"Besok pagi selesai istirahat adek coba liat ya ke jendela barat"
"Ada apa kak?"
"Liat aja!"
Seru ku kepada wanita dengan senyum manis itu.

Keesokan harinya, Jam menunjukkan pukul 10, aku duduk ditempat yang sama seperti kemarin sambil bercanda dengan si Nafi, teman sebangku ku dikelas. Kulihat dijendela SMK masih sepi sepertinya ia masih belajar, kulanjutkan candaan yang agak garing namun menyenangkan ini. Setelah beberapa lama, kupalingkan muka menghadap ke jendela. Kulihat senyum manis dari mulutnya sembari melambaikan tangan, entah kepadaku atau kepada bayanganku yang lebih menarik dari badan aslinya. Ini sederhana tapi entah kenapa sangat menyenangkan. Namun sayang, bel masuk berbunyi.

Hal sederhana memang terlihat kurang menarik, akantetapi kesederhanaan pasti  memberikan kesan kepada kita.

Penasaran dengan cerita selanjutnya?
Tungguin ya.

To Be continued...

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang