(Name) saat ini tengah terbaring lemah di kasur yang empuk berukuran king size tepat di sebelah Akashi Seijuro. Ya, Akashi menyuruh (Name) untuk berbaring di sebelahnya setelah pria itu berjanji tidak akan berbuat macam-macam pada (Name).
"Sei-kun ...."
"Sekarang, bisa kau jelaskan semuanya, (Name)?" tanya Akashi yang kini telah merubah posisi berbaringnya menjadi menyamping ke arah (Name) untuk melihat (Name). Sedangkan (Name) sendiri sudah menahan debaran jantungnya yang semakin menggila daripada sebelumnya karena ia tidur di sebelah Akashi atau mungkin ia begitu takut dengan Akashi yang kini tengah menatapnya tajam menunggu semua penjelasannya. Pria itu meski sakit sekali pun masih bisa menatapnya tajam membuat nyalinya menciut.
"A-aku ke sini karena aku berpikir bahwa kau sakit pasti karenaku. Oleh karena itu aku datang...."
"...."
"A-aku tahu kok kalau kau sakit semenjak kau bersin kemarin ...."
"...."
"A-aku ... Baiklah, aku tahu dari teman-teman tim basketmu kalau kau tengah demam. Tapi percayalah aku datang atas keinginanku sendiri karena aku khawatir padamu, Sei-kun...."
"Dan kau pun datang ketika kau juga sakit? Seharusnya kau tidak perlu melakukan hal seperti itu (Name). Kesehatanmu juga penting," kata Akashi yang membuat (Name) menjadi sedih. Ia sedih karena niat baiknya malah di tolak oleh kekasihnya sendiri meski ia sadar bahwa itu memang kesalahannya juga yang datang di saat ia juga sakit, sih.
"Sebagai gantinya aku akan menghukummu, (Name). Dan jangan pikir bahwa hukuman ini adalah hukuman ringan, (Name)."
(Name) kembali mendongak menatap Akashi lalu mulai memasang jurus puppy eyes andalannya. "Jangan terlalu berat, Sei-kun, aku tidak akan kuat.... Lagi pula kesalahan apa saja yang membuat hukuman darimu jadi begitu berat?"
"Kau datang ketika kau sakit, kau melawan perintahku dan kau juga pasti mengumpatku dari belakang, seperti .. hm ... Contohnya saja seperti 'dasar emperor absolute sialan.'," ujar Akashi membuat kedua mata (Name) membelalak tidak percaya.
"Dari mana kau tahu, ups!"
"Kau begitu mudah di tebak (Name). Dengan alasan itu maka kau tidak bisa lagi menolak hukuman dariku."
"T-tapi Sei-kun ...."
"Tidak ada tapi-tapi."
"Baiklah ...."
"Hukumanmu adalah ...." (Name) tampak takut mendengar lanjutan perkataan Akashi sehingga ia lebih memilih menutup kedua matanya sedangkan Akashi hanya tersenyum tipis melihatnya.
"Tetaplah berada di sisiku selamanya sampai maut memisahkan kita berdua, (Name)."
(Name) membuka kedua matanya menatap Akashi dengan tatapan tidak percaya sambil mencari kebohongan di iris dwi warna itu. Namun ia tidak menemukannya juga.
"Maksudmu ...."
"Jadilah Istriku, (Name)."
Dan saat itu juga, (Name) yang tidak bisa menolak hukuman terindah dari Akashi hanya bisa mengangguk sambil berlinang air mata. Untuk masalah ayahnya Akashi? Akan ia pikir belakangan saja.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowball Fight || Akashi Seijuro
FanfictionSnowball Fight || Akashi Seijuro SFragment 4th Project ☃️☃️☃️ Apa jadinya jika di musim salju (Name) mengajak sang Emperor Absolut untuk bertanding membuat bola salju? Apakah (Name) berhasil mengalahkannya? Saksikanlah kisah Snowball Fight Akashi...