1

214 41 1
                                    

(Name) menggeliat tidak nyaman di atas kasurnya kala suara ponsel yang terletak di atas meja tidak juga berhenti berbunyi. Membuka selimut tebalnya, (Name) dengan wajah kusut mengambil ponsel itu dengan perasaan hati yang tidak baik untuk melihat siapa yang mengganggu waktu tidurnya di musim dingin. Akan tetapi, raut wajah (Name) berubah menjadi pias kala melihat siapa nama si pengganggu itu.

'S-Sei-kun?!' batin (Name) kaget ketika melihat nama Akashi Seijuro tertera di ponselnya.

Dengan perasaan gugup, (Name) mulai mengangkat panggilan ponsel itu ketika ponselnya kembali berdering.

"H-hal ...."

"(Name), kau ingatkan hari ini hari apa?"

(Name) kesulitan menelan salivanya ketika mendengar nada dingin kekasihnya. Sedingin atau mungkin lebih dingin dibandingkan cuaca di luar sana.

"Um .. hari lib- ...."

"Kau lupa?"

Lagi. (Name) berusaha mengingat hari apa hari ini yang membuat Akashi begitu kesal padanya. Namun ia tidak bisa juga mengingatnya.

Tangannya mengusak rambutnya kasar sampai pandangannya tertuju pada kalender yang dilingkari tanda merah dan saat itu juga (Name) baru ingat hari apa hari ini.

"Kau baru ingat?" Suara Akashi di seberang telepon kembali terdengar seolah-olah pria itu tahu bahwa (Name) baru saja mengingat hari apa hari ini.

"S-Sei-kun .... A-aku ...."

"Aku tunggu 10 menit di depan rumahmu. Jika kau terlambat, kau tahu kan apa hukumannya?"

Suara Akashi terdengar serius. (Name) hanya bisa mengangguk cepat dan seolah tahu Akashi pun mulai memutuskan sambungannya.

(Name) yang melihat jam di dinding waktunya tidak banyak dengan cepat pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan sebisa mungkin ia tidak membuat Akashi menunggu lebih dari 10 menit.

'Dasar emperor absolut sialan!' maki (Name) kesal. Meski sekesal apapun entah kenapa (Name) tetap bertahan dengan Akashi. Cinta itu sulit di tebak.

Sekitar 11 menit kemudian, akhirnya (Name) selesai membersihkan diri dan sudah berpakaian lengkap meski ia lupa membawa syalnya karena tidak sempat mencarinya. Daripada ia mendengar nada dingin itu lebih baik tubuhnya saja yang kedinginan.

Pintu rumah terbuka memperlihatkan Akashi yang sudah berdiri dengan pakaian hangatnya menunggu kedatangannya.

"Kau telat 3 menit," kata Akashi.

"M-maafkan aku."

"Kau akan kuhukum, tapi sebelum itu...." Akashi berjalan mendekati (Name) yang masih berdiri di depan pintu rumah. Kedua tangan Akashi menanggalkan syalnya sendiri lalu syalnya ia lingkarkan di leher (Name).

"Kau harus berpakaian hangat lengkap karena aku tidak ingin kau jatuh sakit, (Name)."

Snowball Fight || Akashi Seijuro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang