Siapa bilang punya adik yang mukanya jiplak muka kita itu enak?
Yang ada ngebatin. Selalu dimirip miripin sama orang, pas lagi kumpul keluarga yang diadain 2 bulan sekali, pas lebaran, atau kemanapun kalau lagi berdua.
Banyak banget yang bilang seorang Seola dan Jungwoo itu saudara kembar. Tapi orang-orang akan mendadak tidak percaya kalau tahu mereka berdua itu beda usia empat tahun.
Tapi mereka berdua punya kesamaan, sama sama keras kepala. Kalau mereka sudah berdebat, seorang mama lah yang akhirnya turun tangan.
"mbaaak ambilin handuk gue dong..!"
Tidak ada jawaban.
Jungwoo mencoba memanggil sekali lagi. Namun tetap saja tidak ada balasan.
Kemana kakaknya itu. Dan cara terakhir yang Jungwoo lakukan adalah menggedor pintu kamar mandi sekeras mungkin.
"Berisik lo! Makannya kalo mandi itu dibawa handuknya! Udah kuliah juga! Masih aja mandi minta ambilin handuk!" Seola keluar dari kamarnya sudah lengkap dengan seragam yang dia kenakan untuk bekerja dan menuju kamar sang adik untuk mengambil handuknya.
"ya kan gua lupa!".
Kamar Seola dan Jungwoo itu berada di lantai dua rumah mereka. Papa dan mama sengaja menaruh kamar mandi di luar kamar saat merenovasi rumah waktu mereka berdua masih duduk di sekolah dasar. Alasannya takut kenapa napa karna mereka masih kecil, biar gampang dipantau kata mama.
Tapi sampai saat ini sang kakak sudah masuk ke dunia kerja dan si bontot masuk kuliah pun rumah belum di renovasi lagi. Karna dulu Seola kuliah di luar kota dan papa fikir belum saatnya di renov karna yang menempati lantai dua rumahnya hanya Jungwoo.
Selesai memberi handuk untuk adiknya, Seola turun ke lantai bawah untuk sarapan. Papanya ada di ruang tengah dengan roti dan kopi juga acara berita pagi di tv.
"loh kerja kamu La?" Tanya sang papa sehabis menyeruput kopi hangat miliknya.
"ya kerja lah pa ini kan masih hari jum'at". Ujar Seola sambil menyiduk nasi dan lauk ke piring.
"adik kamu mana? Gak kuliah?"
"ada di atas baru selesai mandi, pa gaada niatan bikinin kamar mandi di kamarnya Lala? Males banget kamar mandi di luar, Lala kan udah gede pa, jungwoo juga udah gede, males ah lagi mandi digedor terus sama Jungwoo". Seola memutuskan membawa sarapannya ke ruang tengah untuk makan disamping papanya.
"iya besok papa bikinin". Matanya tidak lepas dari berita tv yang dilihatnya sekarang.
"ah papa mah besok terus, dari tahun lalu juga besok besok".
"tuh la kamu harus hati hati, jangan jajan dipinggir jalan, bahaya tuh saos-saos gituan". Sang papa masih fokus dengan tv.
"Lala juga udah ngerti pa, bukan anak SD lagi Lala tuh". Seola menghabiskan sarapan miliknya lalu pamit dengan papa mamanya dan berangkat ke kantor.
.
.
Menjadi seorang sekertaris bukan hal yang mudah. Pekerjaan dari atasannya yang membuat Seola sering menghembuskan napas kasar dikala melihat tumpukan dokumen di meja kerjanya. Belum lagi tumitnya sering lelah karna memakai high heels 10 cm miliknya itu.
Profesionalitas.
Seperti itu dia ucapkan ketika mamanya mengomelinya untuk berhenti memakai heels tinggi tersebut.
Tok tok
Meja kerjanya diketuk dan Seola mengangkat kepalanya.
"La, pak Donghae ada?". Ucap salah satu rekan kerjanya.
YOU ARE READING
SEOLA
FanfictionAnak perempuan pertama bahunya harus sekuat baja hatinya harus setegar karang Kim Seola dengan segala kisah alur hidupnya