ilgob

226 117 41
                                    

Ceklek.

Semuanya mengalihkan pandangan mereka pada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan UGD.

"Dok, gimana keadaan pacar saya?" tanya Mark panik.

"Maaf, sebelumnya saya ingin bertanya, apakah pasien sering mengalami benturan dibagian kepalanya?"

Semuanya refleks saling berpandangan sebelum akhirnya menggeleng.

Dokter bername tag Kim Seokjin tersebut terlihat menghela nafas panjang, "sepertinya ini bukan benturan yang pertama kali pasien alami."

"Maksud saya pasien seperti sering mendapat pukulan atau benturan dikepalanya."

Semuanya membelalak. Mereka terlalu terkejut dengan apa yang dokter Kim katakan."Apakah saat kecelakaan tadi kepala pasien membentur sesuatu?"

Saat kecelakaan ya? Ah, sepertinya kepala Yeri tadi membentur aspal dan batu secara bersamaan. Mobil yang menabrak Yeri melaju dengan kecepatan tinggi sehingga mengakibatkan dirinya terpental jauh dan kepalanya membentur aspal, kemudian batu.

"Tadi kepala Yeri terbentur aspal dan batu dok." Jawab Mina.

"Tapi dia nggak papa kan dok?"

Lagi-lagi dokter Kim menghela nafasnya kembali. Beliau menatap lekat anak-anak muda dihadapannya. "Maaf

























pasien dinyatakan koma."

DEG

"Saya permisi."

Setelah kepergian dokter Kim, tubuh Mina merosot ke lantai. "Ini salah gue. Seharusnya yang terbaring didalam sana itu gue, seharusnya yang koma itu gue, bukan Yeri" lirih Mina.

Sohye menunduk, ia memeluk erat Mina. "Ini bukan salah lo. Ini udah jadi takdirnya Yeri."

"Engga Hye, ini semua salah gue. Kalo aja gue nggak cerita sama kalian, pasti semua ini nggak akan terjadi. Yang mereka incer itu gue, bukan kalian."

"Ssst, everything's gonna be ok."

Disisi lain

"Hoon, Yeri koma" lirih Mark dengan mata yang mulai memerah antara menahan marah dan tangisnya.

Jihoon menepuk pelan pundak Mark. "Lo harus kuat. Gue yakin Yeri pasti bisa lewatin ini semua."

Secara tiba-tiba Mark menyentak tangan Jihoon dari pundaknya dan berjalan menuju Mina. "Diri."

Mina mendongak, ia tak bergeming.

"GUE BILANG BERDIRI SIALAN."

Bugh

Kepala Mark tertoleh kesamping kala rahangnya dipukul kuat oleh Lucas.

"MAKSUD LO APA?!"

Lucas mendecih, "seharusnya gue yang nanya gitu sama lo."

"CAS, DIA YANG NYEBABIN YERI KOMA. DIA YANG NYEBABIN YERI ADA DIDALAM SANA. MINA PENYEBABNYA!! " teriak Mark sambil menunjuk-nunjuk Mina yang mulai terisak.

Sohye yang mendengar itu langsung tersulut emosi. Ia berdiri dan mendorong Mark dengan sekuat tenaga hingga Mark terdorong kebelakang. "TUTUP MULUT LO SIALAN!"

"Gue minta maaf" ucap Mina yang kini tengah bersimpu dihadapan Mark.

"Apa dengan lo minta maaf bisa buat Yeri bangun dari komanya?"

"Mark."

"KALO BISA, LAKUIN SEKARANG MIN, LAKUIN!!"

"MARK! KALO AJA GUE BISA MUTER WAKTU, GUE RELA GANTIIN POSISI YERI. GUE JUGA NGGAK MAU DIA KOMA, TAPI GUE BISA APA MARK? SEMUANYA UDAH KEJADIAN."

"Udah, ini rumah sakit. Kalian berdua jangan ribut disini" lerai Jihoon.

"Mark, masalah Yeri ada didalam sana itu udah takdir. Lo nggak bisa nyalahin Mina gitu aja, Mina juga nggak tau kalo Yeri bakal nyelamatin dia."

Arin mengangguk setuju. "Chaeyoung bener. Lo jangan bersikap seolah lo yang paling sedih disini. Kita juga sedih Mark, Yeri sahabat kita."

"Min bangun." Mina menggeleng, "gue nggak akan bangun sampe Mark mau maafin gue Cy."

"Mark, ayolah. Ini murni kecelakaan, kasian Mina sampe mohon-mohon gitu" bujuk Dino

"Mark, kita udah besar. Lo jangan kaya anak kecil ginilah" ucap Tzuyu.

Mark menghela nafas. Dia menunduk, menatap Mina yang masih bersimpuh dikakinya sambil menangis.

"Bangun" ketus Mark.

"Nggak sebelum lo mau maafin gue."

Mark menghela nafas kasar. "Bangun, gue udah maafin lo."

Mina mendongak dan tersenyum kecil, "makasih."


















Sudah satu minggu lamanya namun Yeri tak kunjung bangun dari komanya.

"Kemarin gue ketemu dokter Kim" ucap Tzuyu memecah keheningan.

"Dia bilang kalo Yeri sering dateng kesini dengan keadaan yang selalu sama. Setiap dia dateng, pasti kepalanya selalu ngeluarin darah dan itu nggak sedikit."

" Tapi kenapa, dan siapa? " tanya Arin dengan raut wajah tak percaya.

"Dokter Kim bilang Yeri selalu diam waktu ditanya siapa yang udah ngebuat dia kaya gitu."

"Pelakunya orang terdekat Yeri. Keluarganya atau mungkin salah satu dari kita."

Sohye pergi meninggalkan mereka yang terlihat kebingungan, disusul Changbin yang berlari mengejarnya.

'Sial, apa dia tau kalo gue pelakunya?' batin seseorang

"Apa iya pelakunya salah satu dari kita?" gumam Arin

'Apa perlu gue singkirin Sohye supaya dia nggak buka mulut?' batin orang itu, lagi



CLUE:
Pendiam dan tau segalanya.

TEROR OF DEATH (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang