tapi...dengan cepat ia teringat kembali akan pesan yang
disampaikan orang yang ada maksud kepadanya:
" . . . kau harus pura2 berlagak seperti seseorang yang
kehilangan ilmu silat . . . kalau tidak maka akibatnya sukar
dibayangkan mulai sekarang"
Hatinya jadi terkesiap. dengan cepat la mengendalikan
kembali napsu marahnya dan melengos kesamping.
"Bangsat cilik, pendekar berwajah dingin .... ayohlah"
terdengar Kaucu muda itu mengejek.
Han Siong Kie benar2 merasa amat mendongkol, ingin
sekali ia memberi sebuah pelajaran yang hebat kepadanya.
tapi ia teringat kembali akan bahaya yang sedang mengancam
dirinya, dia ingin melanjutkan hidup sebab banyak persoalan
yang harus ia selesaikan.
Pemuda itu berusaha keras untuk menahan gusarnya, ia
tidak ingin hanya disebabkan urusan kecil membuat urusan
yang lebih besar jadi terbengkalai, sambil menahan rasa
dongkol dan gusar yang tak terkirakan per-lahan2 ia
berpaling.
"Ploook ploook baru saja sianak muda itu menoleh, dua
gaplokan yang amat nyaring telah bersarang diatas pipinya
membuat ia jadi pusing dan pandangan matanya jadi
berkunang2.
"Bangsat" teriaknya dengan penuh kebencian, ""suatu hari
aku pasti akan membinasakan dirimu"
297
“Ploook” kembali sebuah tamparan yang lebih keras
bersarang diatas wajahnya.
Han Siong Kie tak berani mengerahkan tenaga dalamnya
untuk menahan rasa sakit yang menyerang tubuhnya itu, dia
takut rahasianya ketahuan lawan, hal ini membuat tamparan
tersebut hampir saja ia membuat jatuh tak sadarkan diri,
darah segar segera muncrat keluar dari bibirnya, membasahi
seluruh pakaian yang dia kenakan. Dengan bangga kaucu
muda itu tertawa ter-bahak2. "Haah...haah haah.. bangsat,
kau berani ulangi kembali perkataanmu itu?"
Dengan penuh kebencian Han Siong Kie melotot sekejap
kearahnya, namun ia tetap membungkam dalam seribu
bahasa. Ia merasa penderitaan serta siksaan yang dialaminya
saat ini jauh lebih hebat daripada menghadapi kematian.
"Manusia berwajah dingin. " seru kaucu muda itu dengan
suara penuh penghinaan, "Bila aku hendak bunuh dirimu maka
hal itu akan kulakukan dengan gampang sekali. Hmm. .
Hmm.. kau bilang mau bunuh aku?? haahh haahh haahh...
sayang sekali untuk selamanya kau tak akan mendapatkan
kesempatan itu."
Tentu saja Han Siong Kie dapat memahami apa yang