Tengkorak Maut V

812 10 1
                                    

 “Selain daripada itu aku pun ingin menyampaikan rasa

sesalku terhadap nona”

“Masih ada perkataan lain yang hendak kau ucapkan?”

Han Siong Kie jadi gelagapan, ia tak tahu apa yang mesti

dibicarakan pada saat ini.

1203

Go Siau bi makin ketus sikapnya, nada perkataaanya lebih

dingin daripada es ia berkata:

“Han siong Kie sekarang juga kau bolah pergi tinggalkan

tempat ini!”

“Tapi nona, kau "

“Ketahuilah Han siangkong, tiap manusia mempunyai

tujuan dan cita-citanya sendiri, tak usah kau paksa diriku

untuk menuruti kehendak hatimu itu !”

Serba salah jadinya keadaan Han Siong Kie waktu itu dia

tak tahu bagaimana musti mengatasi keadaan yang serba riku

ini.

"Kraaak !” pintu kuil yang semula tertutup rapat, perlahanlahan

terpentang lebar, dari bilik pintu muncullah seorang

nikoh tua yang berwajah merah. setajam sembilu sorot

matanya nikoh itu agung tampaknya dan sangat berwibawa.

Sementara Go Siau bi sendiri telah putar badan serta

berlutut kembali ke atas tanah.

Menyaksikan kemunculan nikoh tua itu Han Siong Kie

segera maju dia memberi hormat tegurnya :

"Apakah locianpwe adalah pemilik kuil ini ?"

"Ehmm " tiada jawaban kecuali dengusan dingin, dengusan

tersebut amat ketus dan tak sedap didengar.

sekuat tenaga Han Siong Kie berusaha untuk

mengendalikan perasaan sendiri, ia bertanya:

"Sudahkah locianpwe menyanggupi permintaannya untuk

mencukur rambutnya menjadi pendeta?"

"Ehmm sudah kenapa ??"

"Aku rasa dengan kedudukan cianpwe yang agung dan

dihormati orang, tentunya engkau tak akan mengingkari janji

sendiri bukan ?"

1204

"Apa maksudmu dengan perkataan itu?" tegur Tay huang

sini dengan wajah berubah.

"Bukankah locianpwe telah menyanggupi permintaan put lo

sianseng untuk menolak permintaan nona Go menjadi pendeta?"

Ketika ucapan tersebut diutarakan keluar tanpa bisa

dicegah lagi Go siau bi berpaling serta melotot sekejap kearah

sianak muda itu.

"Ehmm, memang ada kejadian seperti itu" kata Tay huang

sinni tetap ketus, "tapi aku tidak menyanggupi untuk tidak

mencukurkan rambut cucunya, aku hanya setuju untuk

memberi kesempatan kepadanya untuk mempertimbangkan

Tengkorak MautWhere stories live. Discover now