5

95 10 3
                                    

SELAMAT DATANG DIDUNIA MANDA DAN FATEH

"Dunia begitu sempit, buktinya Aku dipertemukan oleh Fateh. Namun dalam dunia ilusi"- Nur Amanda

Terbangun dari mimpi semalam, tak perlu kujelaskan lagi soal mimpi tentangku, yang jelas jika mengulangnya tampak melelahkan. Berlari sejauh-jauhnya dari kenyataan.

Ketika embun pagi sudah menampakkan diri, berkawankan sinar matahari, diselipi senandung burung gereja. Seluruh ruh dipersatukan dengan jasadnya menyadarkan bahwa mereka telah berada pada dunia kenyataan. Tapi berlakukah hukum itu pada sosok gadis sepertiku? Kemungkinan besar tidak.

Senandung lagu kecil muncul dari layar digital milikku, menampilkan nama Nayla. Kuusapkan sebuah ikon telepon bewarna hijau.

"Assalamualaikum man," ucap pembukanya dari seberang

"Walaikumsalam, gimana?"

"Iya jadi kok, eh btw kamu udah mandi belum? Acaranya udah mau dimulai lho!"

"Hah? Apasih Nay, bukannya jam 5 sore ya?"

"Bukan itu jaenab acara keluargaku katanya kamu mau bantu"

"Astaghfirullah sampe lupa MasyaAllah,"

"Kebiasaan banget"

"Iya iya aku mandi dulu ya,"

"Oh pantes baunya sampe sini,"

"Iyain,"

"Nutup ya man, bye Assalamualaikum"

Kaki magerku bergerak menuju ruang tangisan, ruang kegelisahan, ruang imajinasi, kadang juga dimanfaat sebagai dapur rekaman. Membuka pintu ruangan itu, melangkah masuk, dan mematung.

Berimajinasi tinggi diruang itu, menangis, tertawa, berimajinasi lagi. Tak mau terpuruk dengan nyatanya keadaan, selalu membuat imajinasi yang bahagia. Walaupun tahu bahwa akan berakhir seperti.

Semua keluh kesah telah selesai diruang ini, saatnya keluar dan bersikap seolah biasa-biasa saja. Nayla telah menunggu dari luar, Aku lekas memakai pakaian dan bersiap untuk kerumah Nayla.

Lepas dari acara Nayla, yang berakhir hingga jam 12 siang. Aku dan Nayla pergi ke gramedia untuk mencari keluaran novel terbaru bulan ini. Setelah itu kami berangkat ke acara Meet and Greet Fateh.

Aku dan Nayla segera masuk ke pintu utama. Telah tertera sebuah banner besar bertuliskan "Meet and Greet with Fateh Halilintar" ugh, benar-benar gugup. Terlalu berlebihan. Yaps, benar dan Aku tahu soal itu. Hanya saja Aku terlalu terobsesi.

Kami segera memberi bukti pembayaran tiket dan registrasi ulang. Aku berlari kecil menuju lantai dua. Arah dimana kamu diberitahu.

Ada banyak orang yang telah menunggu kehadirannya. Tak terkecuali Aku. Ups, tapi kupikir hanya Aku yang terlalu berlebihan dibanding mereka.

Aku menoleh ke arah Nayla. "Nay kita duduk dimana Ya?" Aku mencari kursi yang kosong tampaknya semua sudah terpenuhi. Sialnya lagi, Aku tak dapat kursi bagian depan. Jika tahu, lebih baik kami datang jam 6 pagi kalau bisa. Menyebalkan!

"Gimana kalau disitu tuh," tunjuk Nayla kearah kursi yang tersisa sepertinya. Dua kursi dipojok kiri.

"Yaudah ayo!" Ajakku seraya berlari kecil kearah kursi itu. Disusul oleh Nayla.

Kami berdua duduk dan langsung mengambil handphone kami masing-masing memastikan bahwa tidak akan ketinggalan untuk mengambil moment membahagiakan ini.

Suara tawa cicikan bertebaran kemana-mana. Acara ini dibuka dengan mc yang membosankan. Padahal yang kami tunggu adalah Fateh bukan mc ini. Yaps, beberapa orang tertawa dengan kelucuan-kata mereka mc itu. Beberapa lainnya tak memperdulikan termasuk Aku dan Nayla. Kami sibuk dengan handphone kami masing-masing.

Ratu ImajinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang