Chapter 1

25 3 0
                                    


"Gila Davira makin cantik aja dah!" seru salah satu siswa yang malah membuat seisi sekolah itu menatap seseorang yang dimaksud.

"Anjir nggak kuat gua! Udah cantik, imut, body-nya lumayan. Paket komplit banget ini mah," sambung siswa dengan celana ketatnya.

Tapi yang dibicarakan seolah tidak terjadi apa-apa, dia dengan santai terus berjalan sambil tersenyum saat ada yang menyapanya. Menurutnya itu adalah hal yang paling biasa jika dia sudah memasuki area sekolah.

Davira Nadine Camelia biasa dipanggil Davira atau Vira, gadis dengan mata bulat dihiasi bulu mata yang lentik, alis terukir alami, hidung kecil yang sedikit mancung, dan bibir mungil merah alaminya. Seisi sekolah selalu saja menjadikan nya bahan perbincangan, tidak heran jika satu sekolah mengenal dirinya dengan baik.

Gadis imut ini bisa membuat siapa saja berdecak kagum entah karena kecantikan nya atau kelakuan uniknya. Davira termasuk gadis yang suka bertingkah konyol kepada siapa saja, mau kenal atau tidak pun pasti ada saja tingkahnya.

"Waduh Ibu Negara baru sampai ceritanya!" Bella berseru dengan cengiran nya, cewek yang satu ini adalah teman sebangkunya Vira sekaligus sahabat yang selalu ngintilin Vira kemana-mana dan yang jelas selalu menjadi tempatnya berkeluh kesah.

"Heh! Berisik banget kamu ya," Vira meletakkan tas nya diatas meja dan bersiap untuk duduk, tapi bukan Bella namanya jika tidak iseng yang langsung menarik tangan Vira hingga kembali berdiri.

"Anterin gua yuk!"

"Aduh pelan-pelan Bella! Tangan aku sakit," Vira berusaha melepaskan tangan nya yang ditarik oleh Bella. Vira berhenti ketika Bella melepaskan tangan nya, dia menghela nafas saat tau kemana tujuan Bella sekarang.

"Bang pesen siomay tapi dibungkus ya!"

"Siap neng Bella!" Bella duduk disalah satu bangku sambil menunggu pesanannya, dia melambai ke arah Vira supaya bisa bergabung dengan nya.

"Kebiasaan! Besok mending kamu bawa bekel aja deh," sungut Vira dan bergegas untuk duduk.

"Yah lu kan tau gua orangnya mager parah,"

"Kalau ujung-ujungnya narik aku buat kesini ya aku-nya yang mager, Bella!" Vira terus saja menggerutu, memang dikira dia tidak lelah apa harus naik tangga untuk bisa sampai di kelasnya. Untung kelas mereka berada di lantai dua sedangkan kantin berada di lantai dasar.

"Udah mending lu diem...eh eh itu bukan nya Afnan ya?!" Bella yang tadi nya berbicara dengan keras seketika mengecilkan volumenya.

"Aku tau mata kamu rabun, tapi nggak segitunya juga kali Bell." Vira menatap Bella dengan jengah.

"Mata gua emang rabun Vir! Tapi kalau masalah cogan mah jelas aja tuh mata gua," Mata Bella masih menuju ke tempat yang tadi dia sebut namanya. Vira yang melihat pun jadi ikut penasaran, alhasil dia juga melihat apa yang Bella lihat dan seketika jantungnya berdegup cepat.

"Samperin gih! Biasanya juga lu hajar aja,"

"Emangnya dia maling, main asal hajar-hajar aja!" Vira pun beranjak dari duduknya dan bergegas menghampiri bangku Afnan dengan teman-temannya. 

Afnan cowok yang terkenal dengan ketampanan dengan wajahnya yang manis, ditambah alisnya yang tebal dan tatapan matanya yang tajam tapi meneduhkan. Belum lagi hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tebal berwarna merah alami. Otaknya yang cerdas banyak yang sangat mengaguminya, termasuk Davira.

"Afnan!" sapa Vira sambil tersenyum manis. Cowok yang dipanggil hanya melirik saja, berbeda dengan temannya yang langsung menyambut Vira dengan senang bahkan mereka langsung menyuruh Vira untuk duduk.

"𝓜𝓮𝓪𝓷𝓲𝓷𝓰𝓵𝓮𝓼𝓼"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang