Sebelum baca, vote nya dulu boleh, kan? Selagi masih gratis, kenapa berat? ^-^
Selamat membaca..
%-%-%
Neysia POV
Lho, kok kepalaku pusing banget?
Aku di mana?
"Ney, kamu udah sadar?" suara mama pertama yang ku dengar menyapa.
"Ney di mana ma?" Tanyaku menatap ke sekeliling yang serba putih.
"Kamu di rumah sakit. Kamu baru siuman setelah sehari pingsan." Jawab mama membuatku membulatkan mata.
"Apa?"
"Iya, Ney. Satu lagi, kenapa kamu ceroboh sih?" kesal mama membuatku menaikkan alis.
"Ceroboh?"
"Kamu hamil!"
"Hamil?" ulangku yang diangguki mama.
T-tunggu!
Deg
"APA?!"
A-aku hamil?
"M-mama serius?" tanyaku membuat mama mengangguk.
"Serius. Dan kamu hampir kehilangan calon bayi kamu, karena kecerobohan kamu." Jelas mama membuatku membulatkan mataku.
Aku pun mengangkat tanganku yang di tancap jarum infus lalu meletakkannya di atas perut datarku.
Deg
Jantungku mendadak berhenti berdetak dan darahku mengalir deras. Aku merinding. Tak lama air mataku menetes. Benarkah ada calon bayi ku di dalam sini?
"M-ma, Ney bakalan jadi mama?" Tanyaku menatap mama sendu.
"Iya, kamu akan jadi mama. Jadi kamu harus jaga bayi kamu baik-baik." Ucap mama membuatku mengulum bibir.
"Hai sayang, tumbuh dengan baik, hm. Mama sayang kamu," ucapku tulus.
"Ingat, Ney. Mereka tidak tahu kejadian sebenarnya. Sebaiknya kamu mempersiapkan diri kamu." Ucap mama mengingatkan. Aku terdiam. Mama benar. Aku akan menerima cacian mereka setelah tau aku hamil.
"Iya, ma." Balasku masih dengan perasaan haru karena kehadirannya.
"Mama jangan kasih tau papa nya tentang dia, ma. Neysa mohon," ucapku yang teringat akan kondisi pria itu. Iya, pria yang menjadi papa biologis anakku.
"Kenapa? Apa dia tak bahagia mendengar kamu hamil?" Tanya mama membuatku menggelengkan kepala.
"Neysa ga mau dia gagal, ma. Mama tahu posisi kami, kan? Dia di sana berjuang dan Neysa juga harus berjuang untuk nya ma." Jelasku.
Kulihat mama menggelengkan kepalanya dan menghela nafas panjang. Aku tahu mama tak akan setuju dengan keputusanku ini. Tapi aku tidak boleh lengah, aku percaya dia akan kembali menjemput kami.
"Baik. Mama akan memberitahu yang lain juga tentang ini. Tapi satu yang kamu harus ingat! Dia juga darah dagingnya dan dia harus menafkahi kalian sebagaimana mestinya!" ucap mama yang aku angguki. Aku tahu mama menyetujuiku dengannya karena materi. Dia memang kaya, bahkan sangat kaya. Tapi tidakkah mama pikir dengan meminta uang terus menerus, dia dan keluarganya akan membenci ku?
"Ada apa?" Tanya mama melihat perubahan raut wajahku.
"Hah? Tidak ma, tidak apa-apa." Balasku dengan senyum tipis.
"Sudah sebaiknya kamu kembali beristirahat. Ingat untuk makan teratur. Mama pergi dulu."
"Iya, ma."
Mama pun pergi meninggalkanku sendiri di ruang ini. Aku heran, kenapa ruangan ini hanya ada aku? Siapa yang menyarankan? Aku yakin mama tak akan membiarkanku di sini.
Jadi siapa?
Sepeninggal mama, aku tidak bisa tidur. Aku pun merahi ponselku dan mengecek notifikasi yang masuk selama aku tak sadarkan diri.
Sambil mengusap-usap perut, aku mengusap juga layar ponselku dengan tangan satunya. Hingga suara pintu di ketuk membuatku memalingkan wajah dari ponsel ke arah pintu utama.
"Selamat pagi, nona." Sapa seorang wanita dengan berpakaian formal hitam putih, seperti agen FBI.
"P-pagi, kamu siapa?" tanyaku yang tak mengenali sosok wanita itu.
*
*
*
Bersambung..
Baca lanjutannya di Dreame yaa..
Judulnya sama kok.. Kalau ga ketemu, cari nama penulis Never Change aja...
Vote dan komen nya jangan lupa, biar author semangat buat lanjutin ceritanya ^-^
See you..
Hug from Ever!
IG :Neverchange090871
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamil Tanpa Suami |\| TAMAT
General FictionSebelum Baca Ceritanya, Folow dulu yuk ^-^ :* "Halah! Katanya dia tidak mau menikah, tapi malah hamil!" "Kasihan dia hamil di luar nikah." "Berarti anak itu anak haram, kan?" __-__ Aku sudah menikah dan anak ini bukan anak haram! ~Neysa. . . Pindah...