Meskipun saat ini kamu sedang berbahagia dengannya. Tapi suatu saat kamu tidak akan bisa menyangkal kalau ternyata jodohmu adalah saya.
✴✴✴
Aku berjalan memasuki gedung yang 2 tahun belakangan ini rutin ku masuki. Beberapa orang menyapaku dengan ramah. Lift terbuka dan mengantarkanku ke ruangan yang berada di lantai 4.
Ting
Sudah hampir masuk jam kantor tapi belum ada siapapun yang ada diruangan ini. Padahal ini hari senin. Aku berjalan ke arah pantry untuk membuat secangkir teh.
Oh iya tadi malam aku memutuskan kembali ke jakarta untuk bekerja. Sebenarnya aku ingin cuti saja untuk menemani nenek. Tapi nenek menyuruhku untuk pulang saja. Ditambah mbak asih yang meyakinkanku untuk menjaga nenek dengan baik. Kalau sudah begitu mau tidak mau aku harus pulang. Tapi untunglah kondisi nenek sudah sangat baik.
Sekembalinya aku dari pantry ternyata kini sudah ada dua pasangan muda yang sudah datang.
Aku duduk dikursi kerjaku. "Duh yang baru jadian aura-nya beda banget"
Tari tertawa dan melepaskan pegangannya pada andre. "Makanya mbak cari pasangan yang sekantor. Biar tiap hari bisa ketemu"
Mereka memanggilku mbak karna umurnya lebih muda dariku. Padahal aku sudah menyuruh mereka memanggil namaku saja. Tapi katanya gak sopan.
"Iya mbak. Tuh mas Leo jomblo mbak kayaknya" andre ikut-ikutan mengejek ku.
"Kalian ini! Kekantor itu buat kerja bukan buat pacaran" aku pura-pura memarahi mereka.
Aku sebenarnya sudah punya pacar. Namanya bagas adiwijaya. Aku sudah menjalin hubungan dengannya sejak aku kuliah. Dulu ia senior dikampusku. Hubungan kami sudah berjalan 5 tahunan. Dan sekarang kami berhubungan jarak jauh. Bahasa gaulnya sih Ldr. Bagas dipindah tugaskan oleh perusahaan nya menjadi di Bali 3 bulan yang lalu. Jadilah kami hanya bisa bertemu sesekali saat Bagas ke jakarta.
"Kalo bisa pacaran sambil kerja kenapa enggak mbak?"andre menimpali. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
"Good morning selamat pagi everybadihhh"
Suara monik simulut mercon kini menggelegar diruangan kami.
"Kenapa lo senja pagi-pagi udah cemberut?" Dengan tidak sopannya ia meminum teh hangatku.
"Enak banget ya baru datang disuguhi teh hangat?" aku menyindirnya.
"Enak banget bos. Eh jawab dulu kenapa lo pagi-pagi udah cemberut. Ada masalah sama bebeb bagas?"
"Bukan mbak monik. Mbak senja cemberut karna cemburu liat aku sama andre berduaan. Sedangkan mbak senja gabisa begitu karna pacarnya gak disini."
Kini monik juga ikut-ikutan menertawakanku.
"Udah udah gak usah ketawa lagi kalian semua. Kerja kerja!!"
"Yaelah galak bener lu"
Aku membuka handphone-ku yang sejak tadi bergetar. Dari bagas ternyata.
Bagas♥
Good morning,babe.
Aku lagi dijakarta nih yang.
Kita ketemu yuk!
Aku jemput kamu pas pulang kantor.
See you😘You
Too,syg
Aku tunggu kamu.
See you too♥Aku tersenyum membaca pesan dari bagas. Dia memang gak pernah absen untuk memanggilku dengan kata-kata sayangnya. Bagas itu lelaki yang sangat romantis.
"Tadi cemberut,sekarang senyam-senyum gajelas."
***
Bagas♥
Sayang,aku udah didepan.Aku segera membereskan barang-barangku setelah membaca pesan yang dikirim oleh bagas baru saja. Aku tak ingin membuatnya marah karna menungguku terlalu lama.
"Mon gue duluan ya. Udah ditungguin. Bye"
Aku langsung mengacir keluar ruangan tanpa menunggu jawaban dari monik. Aku tertawa mendengar teriakan monik yang menyumpahinya di dalam.
Aku lihat Bagas sedang mengobrol dengan satpam di lobi. Dia melambaikan tangan saat melihatku.
"Yuk berangkat" ucapku sesaat setelah sampai di hadapannya.
Bagas tersenyum "Mari mas duluan."
Bagas adalah tipe pria yang humble. Ia dapat akrab dengan beberapa orang yang baru ditemuinya. Seperti barusan,ia terlihat akrab dengan satpam dikantorku. Padahal aku yakin dia pasti gak mengenalinya.
Aku ucapkan terimakasih padanya saat ia membukakan pintu mobil untukku. Untung saja hari ini aku tidak membawa kendaraan pribadi,jadi tidak akan ribet harus mengantarkan dulu mobilku ke rumah.
Bagas ternyata membawaku ke sebuah caffe yang dulu sering kami datangi pada zaman kuliah.
"Kamu mau pesen apa?" Bagas bertanya padaku sesaat setelah seorang pelayan datanh menghampiri kami.
"Aku pengen makan Indomie goreng level pedes gila"
"Minumnya?"
"Ya pasti Es teh manis dingin dong" ucapku bersemangat.
Dulu aku sering memesan menu itu saat datang kesini. Bahkan aku pernah 2 hari tidak masuk kuliah karna sakit perut gara-gara makan Indomie pedas berturut-turut selama seminggu. Maklum saja aku ini termasuk kaum cabe sejati. Eh tapi bukan cabe-cabean ya.
"Kamu itu kalo ke sini pesenan nya gak pernah berubah ya" Bagas mengusap-usap tanganku lembut.
"Habisnya aku kangen banget makan disini. Udah lama ya kita gak kesini. Banyak banget yang berubah"
"Iya. Tapi dari dulu tempat favorit kita pasti disini"
Aku tertawa "Iya ya. Eh tapi nanti kita coba yang dilantai atas ya kalo ke sini lagi. Kan belum pernah tuh"
Caffe ini dulunya hanya satu lantai yaitu yang ditempati kami saat ini. Mungkin karna banyak pengunjung yang datang. Jadi di tambah lagi tempat ke atas. Ini saja yang sudah mau menjelang sore,masih saja ramai.
Setelah makanan datang,kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Bagas itu tipe pria yang tidak suka kalo lagi makan sambil ngobrol.
Selesai makan kami tidak langsung pulang. Kata Bagas ia mau mengenang masa kuliah dulu.
"Kamu gimana di Bali? Nyaman gak kerjanya?"
"Sejauh ini sih nyaman. Cuman ya aku disana harus kerja lebih ekstra. Cabang perusahaan yang di Bali kondisinya gak sebaik yang disini"
"Pantes aja kamu jarang hubungin aku" aku memasang wajah cemberutku.
Beberapa hari ini Bagas memang hanya sesekali menghubungiku. Tapi dia selalu bilang padaku kalau kerjaanya sangat banyak. Jadi mau tidak mau harus lembur.
"Iya maaf sayang. Aku janji akan sering hubungi kamu lagi. Ini aja aku nyempetin pulang karna aku kangen sama pacarku ini" Bagas mencubit kedua pipiku pelan. Aku mengaduh kesakitan.
"Iya deh makasih yang udah kasih waktunya buat aku padahal lagi sibuk"
Bagas tertawa melihat ekspresi ku yang berbicara dengan wajah yang cemberut.
Tbc
Kalau ada typo komen ya gengs.
Segitu saja untuk hari ini ya gengs,sampai jumpa lagi di chapter selanjutnya:*:*Bubay muachh♥
KAMU SEDANG MEMBACA
ketika Kita Bertemu
General FictionPertemuan pertama yang ku inginkan bukanlah seperti ini. Bertabrakan dan tertupahkan segelas kopi di bajuku. Seperti pertemuan pertama anak sma saja. Tidak ada namanya cinta pandangan pertama. Kita selalu bertemu saat keaadaanku tak baik. Tapi ent...