(2). Mata Indah

72 6 3
                                    

"Kamu indah, seperti aku sedang melihat pelangi."

-Hi, Alveno!-

"Sekarang buka buku paket kimia halaman 167," ucap Bu Iin. "Kerjakan lalu dikumpulkan. Gak ada lagi alasan buat pr!" Lanjutnya.

"Iya bu." Jawab seluruh isi kelas.

"Eh Ven, liat dong gue gak paham anjir ini pake rumus apaan." Kesal Lia.

"Lo berisik banget si. Itu udah ada contoh soal nya tinggal di ikutin," Ucap Via.

"Gue gak ngomong sama lo kampret!"

"Yee udah napa berantem nya. Gue pusing nih pengen mikir gak bisa! Rued ngedenger kalian debat mulu." Balas Vena.

"Udah Lia, nanti deh Dhita ajarin." Ucap Dhita sambil sibuk menghitung rumus.

"Oke, emang ya Dhita mah sahabat terdebest unchhh," Ucap Lia.

"Ew alay!" Sahut Via.

"Lia, Via ngerjain nya pake tangan bukan pake mulut. Dari tadi ibu liatin kalian ngobrol aja!" Ucap Bu Iin.

"Iya bu maaf," Jawab kedua nya.

Setelah itu, mereka semua diam dan tidak ada lagi yang sibuk bertanya tentang rumus.

"Assalamualaikum," Ucap seseorang yang memasuki kelas 11 IPA 2.

"Waalaikumsalam" Jawab seluruh isi kelas.

"OMG! GANTENG BANGETTT," Sahut Lia.

"Husttt, lo berisik tau kebiasaan." Ucap Via.

"Tolong dengarkan anak-anak," Ucap Bu Iin. Dan mempersilahkan kedua orang itu memberitahu informasi.

"Kami disini dari perwakilan Eskul Basket, akan memberitahukan bahwa lusa akan di adakan perlombaan Basket antar kelas. Jika kelas yang sudah siap bisa langsung menghubungi saya untuk mendaftar. Sekian Terimakasih." Ucap Ketua Basket tersebut. "Jika ada yang ditanyakan boleh silahkan bertanya," Lanjutnya.

Vena yang sedari tadi sedang sibuk mengerjakan soal kimia, ia bahkan tidak mengetahui siapa yang sedang datang di kelas nya ini.

"Venn, lo gak bisa apa lirik sebentar kedepan itu cakep banget anjirr." Ucap Lia.

"Apasi anjir ganggu aj--" Ucapan nya terhenti saat ia tak sengaja melihat siapa yang sedang berada di depan situ.

"Haii Ven," Sapa Devian.

Vena tidak menghiraukan panggilan Devian, melainkan ia memperhatikan seorang pria yang berada di samping Devian.

"Lia, itu siapa? Ganteng nya subhanallah. Nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan, masyaallah," Ucap Vena sambil terus memperhatikan pria itu.

"Itu nama nya Alveno. Dia itu ketua basket di SMA kita ini. Dan dia satu-satu nya orang di sekolah ini yang diminati para kaum hawa." Ucap Lia.

"Kok gue baru tau kalau dia ketua basket disini? Tapi btw dia seangkatan sama kita kan?" Tanya Vena.

"Iya seangkatan. Kalau masalah itu si berarti lo nya aja yang kudet," Jawab Lia. Dan hanya dibalas tatapan malas oleh Vena.

Hi, Alveno!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang