13. Apaan Nih? (2)

361 62 6
                                    

Keesokan harinya, Joy berangkat sendiri. Sudah rapi seperti biasanya, tiba-tiba Sehun mengirimkan pesan kepadanya.

Sehun

Joy, gue gak bisa nganter lo
ke kampus
[Read]

Joy tidak membalasnya. Ia mendadak kesal saja. Belum lagi, Sehun tidak mengatakan maaf sama sekali. Joy mengambil totebag-nya dengan perasaan dongkol. Chanyeol yang sedang bermain game di sofa pun terkejut dan langsung menoleh. "Kenapa lo?" Tanyanya.

"Enggak" Jawab Joy singkat.

"Dih, bohong lo sama kakak. Dosa lo"

"Bodoamat"

"Judes amat sih, lo. Gak kebagian duit jajan apa gimana?"

"Gak. Berisik lo" Jawab Joy ketus.

"Durhaka lo sama gue" Balas Chanyeol.

"Udah, ah. Gue mau berangkat"

"Sendiri?" Tanya Chanyeol yang diangguki Joy. "Tumben si bule gak jemput lo"

"Lagi sakit, kali"

"Sakit apa? Sakit hati? Gigi? Sawan?" Tanya Chanyeol beruntut.

"Tau" Jawab Joy tak acuh.

"Lo masuk jam berapa, neng?" Tanya Chanyeol.

"Jam sepuluh" Jawab Joy.

"Masih dua jam lagi. Tungguin gue aja dulu, Joy. Setengah jam lagi gue anter, deh"

"Ogah, ah. Males"

"Lah? Heh, harusnya lo bangga ya dianter sama selebgram kayak gue yang udah ngadain meet and great di beberapa kota"

"Lalu? Aku harus apa kakak?"

"Ck, tau ah. Dikasih pertolongan malah durhaka lo"

"Iya-iya, gue tungguin. Lo anter gue setengah jam lagi pokoknya, gak pake molor. Mumpung lo lagi baik" Joy duduk di sebelah Chanyeol lalu menyalakan televisi.

"Emang biasanya gue gak baik, Joy?" Tanya Chanyeol.

"Ngaca, bos"

"Diem, lo. Ntar gue kalah, nih"

"Mampusin aja kalo lo kalah" Ujar Joy.

"Berisik nih anak" Gumam Chanyeol.

Suara sandal bergesekan dengan halaman rumah terdengar. Sang ibu baru saja menginjakkan kakinya di teras. Saat masuk rumah, sang ibunda terkejut dengan kehadiran Joy yang masih di sofa.

"Loh, kok gak berangkat, Joy?" Tanya sang ibu.

"Nunggu abang" Jawab Joy.

"Gak sama anak ganteng?" Tanya sang ibu lagi.

"Emangnya Chanyeol gak ganteng, Ma?" Tanya Chanyeol tak terima. "Sehun sama aku tuh gantengan aku loh, Ma. Tenar aku pula"

"Iya, soalnya Sehun gak gembar-gembor jadi cowok ganteng"

"Ih, Mama! Yang anaknya mama itu aku apa Sehun, sih?"

"Gak tau. Sehun, kali"

"Mama—yah, kalah! Tuh kan, gara-gara mama aku kalah" Ujar Chanyeol mengeluh.

"Ya terus kamu berani nyalahin mama?" Sang ibu menatap sinis putranya.

"Udah yuk, Joy. Gue anter. Game gue udah selesai" Chanyeol berdiri lalu meregangkan tubuhnya yang jangkung. Sedangkan Joy mendongak, menatap kakaknya datar.

"Kamu gak kuliah, Chan?" Tanya sang ibu.

"Nanti sore" Jawab Chanyeol lalu mencari kunci mobil.

"Ma, Joy pamit" Joy mencium tangan sang ibu. "Iya, hati-hati. Naik motor, kan?" Tanya ibunya Joy. Putrinya itu mengangguk.

"Kakaknya kalau ngebut ditabok kepalanya atau punggungnya, ya"

Joy mengangguk, "Iya"

"JOYY, BURUAN! NANTI LO TELAT, LOH" Teriak Chanyeol dari luar, membuat Joy cepat-cepat keluar.

Ibunya dari dalam hanya menggeleng heran sambil mengelus dadanya. "Dulu aku ngidam apa sih waktu hamil Chanyeol?" Monolog sang ibu.

*****

Malasnya Joy jika diantar Chanyeol adalah banyak perempuan-peremuan kegatelan yang melirik Chanyeol. Sampai gerbang saja, segala jenis mahasiswi siap mengantre melihat ketampanan sang kakak.

"Perlu uang jajan kagak?" Tanya Chanyeol.

"Gaya lo, emang mau ngasih?" Balas Joy balik bertanya.

"Enggak" Jawab Chanyeol membuat Joy mendesis. "Nih, deh. Kasian gue. Tak kasih sepuluh rebu, nyoh" Chanyeol mengeluarkan uang berwarna ungu.

"Sepuluh ribu dapet apa, Bang?" Tanya Joy.

"Dapat cintaku yang tak ternilai harganya" Jawab Chanyeol.

"Najis"

"Udah, ambil aja. Duit jajan lo gue tambahin segini, udah bisa pulang dan beli es dawet di pinggir jalan. Gak usah kebanyakan cingcong. Bersyukur"

"Birsyikir"

"Dinasihatin malah ngelunjak. Siniin duit gue"

"Yang udah di tangan gue, ya udah di tangan gue. Yang ikhlas lo"

"Tai. Udah ah, masuk sana"

"Bye!" Joy langsung masuk dan Chanyeol juga sudah pergi meninggalkan Joy.

"JOYYY!!" Teriak Seulgi dari jauh.

Radar seorang Chanyeol memang bisa dideteksi Seulgi. "Lo dianter sama abang lo?" Tanya Seulgi.

"Iya. Emang kenapa?"

"Kok lo gak bilang ke gue, sih?"

"Ya lo sendiri selama ini kemana aja?" Tanya Joy balik.

"Ngurus skripsi. Sibuk, cuy" Jawab Seulgi.

"Kasihan. Sorry, ya. Lupa gue mau bilang"

"Gitu ya lo"

"Ketinggalan berita gak lo?" Tanya Joy.

"Enggak, tuh. Si Sehun, ya?"

"Gercep amat lo"

"Dia pacaran bener gak sih sama Mina?" Tanya Seulgi.

"Setau gue sih enggak" Jawab Joy.

"Tapi kenapa tadi pagi gue lihat dia boncengin Mina ya dari halte sampai gedung FMIPA?" Tanya Seulgi membuat Joy tercengang.

"A-apa tadi? Boncengan?" Suara Joy sudah pelan, tapi Seulgi masih bisa mendengar.

"Nanti gue ceritain"

EneloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang