14. Bingung

348 62 2
                                    

Kesal. Itu adalah jawaban yang sudah disiapkan seorang Joy Emeralda jika ditanya kenapa hari ini hanya diam saja. Seulgi dan Yeri sudah kembali setelah mengurus skripsi mereka masing-masing. Akhirnya, mereka bisa berkumpul lengkap. Jennie sudah lelah bertanya kepada Joy karena adiknya Chanyeol itu hanya menggeleng kepala.

"Perlu gue panggil Sehun?" Tanya Jennie iseng.

"Ngapain lo bawa-bawa dia, sih? Diam" Jawab Joy marah. Ia menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.

"Iya, deh. Maaf-maaf" Ujar Jennie.

"Bosen ngomong kayaknya dia" Celetuk Seulgi.

"Jadi pedagang asongan aja, Joy" Sambung Yeri asal membuat Joy menatapnya datar. "Lo aja, kali" Balasnya.

"Pedagang asongan kan banyak ngomong, Yer" Ujar Seulgi. Yeri menepuk jidatnya, "Oh, iya. Lupa" Balasnya.

"Mending jadi tugu pancoran aja, Joy. Gak ngomong, capek di badan aja" Ujar Seulgi.

"Mending lo aja yang ngelakuin" Jawab Joy datar.

"Nih anak tumben amat judesnya gak ketulungan" Ujar Jennie.

"Hmm, pasti ada apa-apanya, nih. Gak mungkin gak ada alasannya" Kata Seulgi menimbrung. Yeri hanya mengangguk.

"Sok tau lo pada" Ujar Joy lalu berdiri.

"Lah, mau kemana lo?" Tanya Jennie.

"WC dulu, setor" Jawab Joy sambil menepuk perutnya berkali-kali. Watadosnya luar biasa membuat siapa saja yang melihatnya ingin menamparnya. "Kebiasaan. Mending lo kemana-mana bawa WC aja, deh" Balas Yeri.

"WC kampus gak ada duanya" Ujar Joy lalu pergi.

*****

Selesai menunaikan buang hajat, Joy melangkah ingin kembali ke kantin. Langkahnya begitu pelan. Ia sebenarnya juga malas untuk kembali. Namun, ia tak mau membuat teman-temannya marah.

Di tengah perjalanannya, tak sengaja ia menangkap sosok Sehun yang berjalan sambil bermain ponsel. Joy ingin rasanya mengelus dadanya tanda sabar sambil mengumpat. Malas sekali rasanya bertemu laki-laki itu. Joy menatapnya datar. Sedangkan Sehun tidak sadar jika Joy berpapasan dengannya.

Sabar, Joy.

Joy mendengus sebal setelah melewati sosok Sehun itu. "Kenapa sih dia?" Gumamnya penasaran serta bingung. Ia menoleh, memandangi punggung Sehun yang lebar.

Joy kesal. Ada apa dengan Sehun? Kenapa dia berubah? Apa karena Mina? Apa benar ia menjalin hubungan dengan Mina? Tapi katanya, kemarin dia bilang tidak. Entahlah, Joy pusing sendiri memikirkan itu. Ia jadi semakin bingung dengan perasaannya sendiri. Jika ia tidak ada perasaan apa-apa terhadap Sehun, saat lelaki itu bersikap dingin kepadanya, seharusnya ia tidak terlalu pusing memikirkan ini semua.

*****

Sejak tadi, Joy terlihat seperti tidak niat melakukan apa-apa. Bahkan saat berkumpul dengan keluarganya di ruang makan. Ibunya memang memasak makanan yang tidak terlalu disukai Joy. Namun, bukan itu alasan utama Joy seperti ini. Sampai sang ayah pun penasaran.

"Anak bungsu papa ini kenapa, sih? Lagi dapet?" Tanya sang ayah, lalu Joy berdecak.

"Enggak, tuh. Masa aku dapet mulu?" Balas Joy.

"Sewot amat, lo. Ketempelan setan?"

"Heh! Chanyeol kalo ngomong sembarangan" Sahut sang ibu.

"Lagian, sinis amat dari tadi" Ujar Chanyeol.

"Kurang uang jajannya?" Tanya sang ayah sambil melahap kerupuk.

Joy mengangguk cepat, "Kenapa? Mau ditambahin, Pa?" Tanyanya semangat. Sang ayah dibuat menggeleng heran karena ulah putri bungsunya itu.

"Gercep amat lo kalo masalah duit. Mata lo langsubg ijo?" Tanya Chanyeol.

"Ish, cerewet amat sih, lo" Omel Joy.

"Ya santai, dek" Balas Chanyeol.

"Oh iya, kamu hari ini berangkat-pulang diantar abangmu, ya?" Tanya sang ibu.

Joy mengangguk pelan.

"Kasihan amat, sih. Biasanya dijemput pangeran berkuda" Celetuk Chanyeol.

"Diem lo!"

"Udah-udah. Mau makan kok pakai berantem, sih?" Sang ayah pun melerai.

"Lagian tuh, abang ngeselin"

"Dih, nyalahin gue"

"Ini kenapa sih bibit papa bisa jadi kayak Kak Chanyeol begini? Aduhh, Ma, tolong dong terima kakak di rahim mama lagi" Joy mengeluh. Sudah kesal semakin dibuat kesal oleh kakak ya.

"Enak aja! Orang ganteng kayak gue gini dibilang bibit sembarangan" Balas Chanyeol tak terima.

"Lo ngeselin, sih"

"Itu mah pemikiran lo aja"

"Ngawur aja lo—"

"Diam! Makan kan bisa tenang. Berisik, tau" Omel sang ayah. Mereka berdua pun langsung bungkam dan makan. Sang ibu hanya bisa terkekeh pelan lalu berkata, "Udah besar juga masih pada berantem".

Chanyeol dan Joy saling bertatap-tatapan. "Ya ini cara kami berkomunikasi, Ma. Biar gak membosankan" Jawab Chanyeol.

"Apaan banget" Cibir Joy.

"Udah, ah. Diam" Kata sang ibu.


hobi banget gue ngetik 'diammm' di sini :))))

EneloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang