prolog.

1 0 0
                                    

Aku berlari menyebrangi jalanan komplek pagi itu, berjalan memasuki pekarangan rumah bernuansa putih yang tepat berada disebrang rumahku.

"Eh sindy!" Seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari rumah menyapaku. Aku tersenyum,

"Pagi Tante" sapaku, sedikit membungkuk sebagai penghormatan.

Tante kinan tersenyum, "mau ketemu anak saya kamu?" Tanyanya, aku hanya menunjukan gigi rapiku sebagai jawaban. "Dia mah masih tidur" ucapnya menunjuk kecil kearah dalam rumahnya.

Aku berseru kecewa, gak jadi deh nebeng berangkat sekolahnya.

"Kamu mau berangkat bareng ya? Emang gak di antar kakak kamu?"

"Kakak udah balik ke Bandung lagi Tan, kan udah selesai liburannya" jelasku, Tante Kinan mengangguk angguk mengerti.

"Yaudah kamu bangunin aja tuh," tunjuk Tante Kinan, "paling masih ngorok" lanjutnya.

Aku meringis terdiam sesaat sebelum menggeleng "gak papa deh Tan" Tolak ku,

Tante Kinan mengernyit, "kalian berantem ya?" Tanyanya, aku tersentak.

"Ah, enggak Tante kan biasanya juga gak berangkat bareng" aku nyengir mencoba meyakinkan.

Tante Kinan terdiam sesaat, menatapku dengan kernyitan lalu mengangguk. Seakan percaya. "Yaudah deh kalo kamu masih mau disini, Tante mau kedepan dulu beli garem" ia menepuk bahuku, lalu melangkah pergi.

Aku sampai berbalik menatap kepergian Tante Kinan, memastian benar benar pergi. Tante Kinan yang sempat berbalik sesaat, Membuat ku sedikit terkejut namun dengan cepat Aku tersenyum. Tante Kinan membalas tersenyum lalu kembali berbalik dengan kepala yang menggeleng. Cukup lama memerhatikan aku kembali berbalik,menghela nafas. Memandang pintu kayu didepanku ragu.

Ah aku menggaruk belakang kepalaku, tak enak juga. Lagian aku tak pernah berangkat sekolah bersamanya. Nanti malah jadi gosipan lagi. Ah gak usah aja. Tapi..... Ah masuk dulu, gak berangkat bareng juga setidaknya bekal yang telah ku siapkan tak mubasir.

Aku akhirnya memantapkan diri, membuka pintu rumah itu perlahan-lahan melongok kanan kiri lalu mengucap salam. Namun rumah itu terlihat sepi, aku jadi merinding sendiri. Dengan langkah sepelan mungkin aku berjalan menuju ruang makan, membuka tas yang ku bawa sedari tadi lalu meletakkan kotak bekal Tupperware milik mamah yang kupinjam diatas meja makan.

Aku tersenyum, "sampai ketemu disekolah" gumamku, sebelum kembali berbalik, berlari kecil keluar dari rumah itu.

JUST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang