PROLOG

11 1 0
                                    

Maret, 2013

Musim semi itu datang membawa angin menerjang badai, sempat menghilang tapi aku bangkit berusaha mekar tumbuh dengan warna merah kepudaran untuk menyejukan pandangan, aku melihat anak laki-laki yang kesepian duduk memandang kota diatas ketinggian, ia masih setia duduk di bangku itu mungkin angin malam sudah menusuk pori-pori blazer yang ia kenakan aku masih setia melihatnya sendiri.

Ketukan itu seperti alat musik tradisional yang di mainkan semakin dekat semakin indah di dengar membuat wajah laki-laki itu gembira, siapa yang sedari tadi ia tunggu.

Lalu aku melihat anak perempuan yang menghampiri anak laki-laki itu menatap dalam, pandangan apa ini kenapa rasanya aku ingin melayang dan terjatuh ditengah-tengah mereka padahal angin tidak bertiup kencang
Sepertinya ini terlalu indah untuk dipandang, tangkaiku sudah tidak kuat monapang, aku terlalu bersemangat untuk mendengarkan anak manusia itu berbincang, perlahan aku jatuh melayang dengan tenang ternyata angin membawaku ketengah-tengah anak manusia ini, inikah yang dinamakan saksi bisu cinta dua anak manusia, sepertinya dongeng akan segera dimulai...

ANNYEONG Daegu Ordinary Love in 83 TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang