Sinar matahari itu benar-benar mengganggu wajah cantik gadis blasteran ini, jatuh tepat di pupil matanya membuat ia terkejut dan terbangun dari mimpi indahnya, tapi pagi ini berbeda gadis itu merasa ada yang aneh, ia mendengar dua orang sedang bertengkar ia mulai mengangkat badannya dan berjalan keujung pintu sura itu semakin jelas didengarnya, ia tempelkan daun telinganya di pintu kamarnya yang berwana putih itu, DEGG... jantungnya seakan berhenti seketika, ia merasa badannya memanas, bibirnya bergetar, dan mata yang mulai memerah, apa yang sudah gadis itu dengar.
“ini tidak mungkin, tidak mungkin Appa minta berpisah dengan Bunda aku salah dengar”
seakan ada petir yang menyambar di pagi yang cerah, dan ada ribuan panah yang menusuk hatinya, rasanya sakit, tidak terima dengan apa yang sudah ia dengar, ternyata mimpi indahya tadi malam hanyalah mimpi, ia berusaha membendung air yang terus berusaha keluar tapi hasilnya nihil akhirnya bendungan itu runtuh, air itu mengalir dengan bebas di pipi gadis cantik ini “semalam baru saja aku bermimpi keluarga ku baik-baik saja, tapi kenapa setelah aku bangun kenyataan berbeda”
punggung gadis itu bergetar kencang menahan tangis agar tidak terdengar, tubuhnya melemas dan terjatuh dilantai, ia berusaha tegar berusaha menyangkal apa yang sudah ia dengar, di sela isakan tangisnya ia di bunyarkan oleh ketukan pintu kamarnya.
“tok... tok.. tok...” sesegera mungkin ia mengusap air mata itu, dan perlahan membuka pintu kamarnya
“eoh appa.. ada apa ke kamarku?”
dengan suara yang masih menahan tangis ia berusaha agar appanya tidak mengetahuinya.“ada apa dengan mu, kenapa matamu merah apa kau habis menangis choi via?” namanya adalah choi via lactea gadis manis blasteran korea-indonesia “ahh aku... tadi... itu Appa mataku kemasukan debu” bohongnya agar appanya tidak tahu.
“apa kau mulai berbohong dengan Appa mu ini choi via?”
via tidak tahu harus menjawab apa haruskah ia jujur dan mengatan jika ia sudah tau soal perpisahan itu, ia hanya menjatuhkan pandangannya ke jendela berfikir jawaban apa yang harus ia lontarkan
“hei! Kau kenapa, tidak mau jujur dengan appa mu ini?” Won shik-ssi mengejutkan anaknya itu dalam lamunannya
“ahh appa masuklah dulu” ia langsung menggandeng tangan appanya untuk masuk kedalam kamarnya dan menuntunnya untuk duduk dibirai kasur, ia mulai membuka percakapan dengan appanya lagi “sebenarnya ada apa appa ke kamarku?”“Appa ingin memberitahu mu kalau kita berdua akan pindah ke Daegu “ via sudah tahu kedatangan appanya untuk memberitahu ini karna dia sudah mendengar semuanya tadi, via tahu ini akan terjadi ia tau akan meninggalkan indonesia dan meninggalkan Bunda dan Kakaknya
“Appa.. aku sudah tau semuanya aku sudah mendengar semua percakapan kalian berdua tadi”
dengan lirih dan suara yang gemetar via memberanikan diri untuk memberitahu semuanya
“eoh jadi kau sudah tau semuanya, maafkan Appa ya, Appa sudah tidak bisa mempertahankan semuanya” merasa bersalah karena sudah menyakiti hati putrinya
“bersiap-siaplah kita akan berangkat sore nanti, Appa sudah memesankan mu tiket pesawat, soal sekolahmu Appa sudah mengurus kepindahanmu, jadi jangan terlambat”
setelah berbicara seperti itu Won shik-ssi segera berdiri dari duduknya, sedaritadi via hanya menundukan kepala tak terasa berlian bening itu lolos lagi dari bendungannya, baru beberapa langkah Appanya berjalan via langsung berdiri dan menarik tangan Appanya
“kenapa tiba-tiba... Appa tidak ingin memikirkannya lagi, bahkan aku belum berpamitan dengan sahabatku, dan aku tidak ingin berpisah dengan Bunda dan Kakak”
ucapnya dengan tangis yang tersedu-sedu.
“Appa sudah memikirkannya, kau bisa kirim pesan kepada temanmu, dan kamu masih bisa berbicara lewat handphonemu dengan Bunda dan Kakakmu” dengan nada yang lembut Won shik-ssi menjelaskan semuanya
“ya! Kenapa Appa sekarang sangat egois tidak memikirkan perasaanku sama sekali” suarnya sedikit meninggi dan bergetar serta air matanya yang terus mengalir deras dipipinya “huft.. via dengarkan Appa, Appa tidak sedang egois Appa sudah memikirkan semuanya termasuk memikirkan mu dan kakakmu, ini memang sudah jalannya bukan Appa yang memintanya, tapi keadannya yang menyuruhnya” Won shik-ssi menghela nafas kasar tapi masih dengan nada lembut untuk memberi pengertian kepada putrinya.
“tapi... a...aku belum siap dengan semua ini Appa, kenapa harus secepat ini eoh?aku tidak bisa menerimanya”suaranya semakin gemetar dan sedikit memberontak via masih tetap tidak bisa menerima kenyataan. “kau tahukan ketika ada dua insa yang saling mencintai tapi seiring berjalannya waktu ada banyak kerikil yang menghantam keduanya dan kerikil itu berubah menjadi batu dan semakin besar menjadi karang, jika di pertahannkan akan menjadi gunung yang di dalamnya banyak sekali lava dan gunung itu akan memuntahkan lavanya dan mengenai orang di sekitarnya yang tidak bersalah, apa kamu mau seperti itu menjadi pelampiasan Appa dan Bunda, Appa masih sangat menyayangi Bundamu tapi keadaan sudah berbeda, jika kamu sayang dengan Bunda dan Appa mengertilah, sudah jangan menangis Appa tunggu kamu di bawah” ibu jari hangat Won shik-ssi mengusap pipi putrinya yang berlinang air mata lalu menjelaskan semuanya dengan nada yang sangat lembut berharap putrinya akan mengerti.
Setelah Won shik-ssi keluar kamar, via mulai memikirkan semuanya ada baiknya juga dengan keputusan Appanya itu, dengan berat hati ia akan meninggalkan kenangan manisnya disini.Sore hari ini langit di selimuti warna jingga yang cantik, serbuan angin membuat bunga-bunga menari, burung-burung bernyanyi riang dan terbang untuk kembali kesarangnya tapi, berbeda dengan hati dan perasaan via saat ini semua terlihat kelam, ia melihat langit seperti akan adanya badai besar, suara nyanyian burungpun tidak terdengar semuanya bercampur aduk di ruang hatinya, ini adalah hari terakhirnya bersama dengan keluarganya.
“aku harus bisa aku akan kuat menghadapi ini semua” gumamnya dan via tersenyum miris, sambil menarik kopernya keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan tidak bersemangat, lalu kedua bola matanya menangkap 3 sosok orang yang sangat ia cintai sedang menunggunya sedari tadi, tatapannya mulai sendu ini adalah terakhir kalinya ia memandang wajah Bunda dan Kakaknya.
“kenapa kau lama sekali Choi via?” tanya Appanya
“ahh aku sedang menyiapkan barang yang ingin aku bawa agar tidak ada lagi yang tertinggal.” Ucap sedihnya.
“yasudah ayo kita berangkat”Won shik-ssi lalu menggandeng tangan putrinya dengan lembut berjalan menuju pintu keluar, belum sampai di ujung pintu via menghentikan langkahnya
“Appa bolehkan aku berpamitan sekali lagi dengan Bunda dan Kakak untuk terakhir kalinya?”pintanya dengan raut wajah yang sangat sedih, dan Won shik-ssi tersenyum mengisyaratkan iya.
Lalu via berlari kearah Bundanya dan memeluk erat Bundanya “Bunda via sangat menyayangi Bunda, jaga diri baik-baik, aku akan selalu merindukan mu” tangisnya pecah saat ia mulai mengucapkan kata terakhirnya. “Bunda akan baik-baik saja disini, tumbuhlah jadi gadis dewasa yang baik hati, turutilah perkataan Appa mu, Bunda akan selalu merindukanmu” lalu nyonya ratna melonggarkan pelukannya dan menangkup kedua pipi putrinya itu dan tersenyum manis. di sisi lain ada yang memperhatikan mereka berdua dengan senyum jailnya.
“apa kau tidak mau memeluk Kakakmu yang tampan ini eoh? Ledeknya kepada via
“ahh... Kakak aku akan merindukanmu, walau terkadang kau menyebalkan, jaga diri baik-baik” via langsung memeluk kakaknya dan menangis, punggungnya bergetar hebat, kakanya tersenyum miris dan mengusap lembut punggung adiknya itu. “ya! Apa kau menangis? Haiss kau sudah besar bukan aegi lagi,oh iya jika sudah sampai di Daegu kabarkan kakak ya, pasti disana banyak pria tampan kan dan jangan lupa kenalkan Kakakmu ini dengan noona-noona disana hehehe” ini lah sosok Kakak yang sangat di sayangi via yang bernama Choi milky way, bagaimana bisa ia tidak merindukan kakaknya disaat terakhirnya berpisah saja kakanya masih bisa bercanda dan menjahilinya.
Berat sekali melepas semuanya yang sudah dibangun dari awal dan berakhir dengan perpisahan, jika via ingin meminta satu permintaan dia ingin terlahir kembali, bahagia bersama dengan keluarga yang utuh dan selalu di sampingnya. Setelah ucapan perpisahannya dengan Bunda dan Kakaknya via langsung menghampiri Appanya.
“Won shik jaga putriku satu-satunya dengan baik, dan ajarkan dia untuk menjadi wanita yang kuat” tiba -tiba nyonya ratna berbicara
“eoh tentu saja, dan jaga putraku agar bisa menjadi laki-laki yang bertanggung jawab” jawab Won shik-ssi dengan dingin.
Setelah percakapan singkat itu via dan Appanya berjalan keluar rumah.Disisi lain nyonya ratna hanya bisa tersenyum miris melihat dua orang yang di sayanginya, atau maksudnya satu orang yang sangat di sayanginya dan satu orng yang pernah menyayanginya dan di sayanginya, ia terus melihat kedua punggung itu semakin menjauh dan menjauh hingga akhirnya menghilang dari pandangannya, tangisnya mulai pecah saat menyadari ini adalah akhir dari semuanya akhir dari sebuah istana yang dulunya di huni oleh raja dan ratu dan kedua anaknya dengan bahagia dan sekarang tidak lagi.
“Bunda sudahlah jangan ditangisi, jika memang ini baik untuk kalian berdua maka kedepannya akan baik-baik saja percayalah” di sela tangisan bundanya choi milky menenangkan dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, nyonya ratna hanya tersenyum menanggapi putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNYEONG Daegu Ordinary Love in 83 Tower
Romancetidak ada yang benar-benar bahagia jika cinta itu hilang, mungkin menjadi trauma, tidak ingin mengenal lagi, bahkan membencinya, tapi jika ada seorang yang datang dengan tulus apakah rasa benci itu akan hilang? mungkin saja tapi itu tidak mudah....