2. Pertengkaran

25 3 0
                                    

2. Pertengkaran.

Wang Mingliang. Pria yang biasa dipanggil Liang itu diam menatap ke luar jendela hotel yang menampakan bangunan-bangunan yang ada bawah. Pikirannya masih menerawang memikirkan sesuatu, sesekali mengecek ke ponsel, apa kah ada notifikasi? Tidak ada. Banyak hal yang terbesit di kepalanya, tentang apa yang sedang ia alami, karena itu hatinya sedikit panas, sepanas cuaca di luar sana.

"Ge, kenapa?" seorang pria lebih muda satu bulan dari Liang yang sedang merebahkan tubuhnya di kasur, ia merasa kawannya sangat diam selama perjalanan, mulai dari pesawat, mobil dan kini yang waktunya seharusnya dihabiskan untuk istirahat malah dihabiskan untuk melamun menghadap terik matahari sore. Pasti ada yang tidak beres. "Liang-Ge?"

Liang menengok sebentar untuk membalas panggilan temannya. "Ya?"

"Kenapa?" tanyanya. Liang tidak menjawab, ia malah terunduk memainkan ponselnya, hanya men-swep menu tanpa tujuan, ia bingung harus bangaimana. "Ada masalah?"

Liang kembali menoleh, teman sekamarnya mulai terganggu dengan perubahan sikap Liang. "Sedikit."

"Ada apa? Cerita, Ge." pinta Liu Chengzhe dengan antusias, bahkan Chen panggilan akrabnya sampai mengubah posisi, agar nyaman mendengar cerita dari Liang.

"Aih," Liang terkekeh berusaha bersikap baik-baik saja, lalu melangkah menuju toilet. "Nggak apa-apa, Chen."

"Ge?" panggil Chen pasrah, ternyata Liang tidak mau bercerita, "Ge?" beberapa kali memanggil pun tidak ditanggapi.

Liang ke toilet tidak untuk buang air kecil atau apa pun. Itu ia lakukan untuk mengobati perasaan yang semakin panas dan sakit di dadanya. Bagaimana bisa ia tahan dengan ini, sebelumnya, cinta hanya menjanjikan rasa manis, kenapa sekarang semakin banyak rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata?

Ini kali pertama untuk Liang dan juga kekasihnya bertengkar yang berawalkan saling berdiam diri tanpa ada kabar. Liang pikir kejadian satu atau dua kali itu adalah hal yang wajar, tapi, kian hari mereka saling lenyap dalam kesunyian.

Berbeda dengan saat dahulu, enam bulan lalu. Mereka seperti call center yang tiada henti saling menerima telepon, entah Liang atau kekasihnya terlebih dahulu yang memberi kabar. Rasa itu sangat manis, tapi kenapa sekarang tidak? Dengan mengingatnya saja, yang dirasakan hanya pahit dan sakit.

"Bagaimana bisa dia nggak bisa membedakan bulan Juni dan Juli?" tanya Liang di depan cermin. "Wajar, dia sibuk." Liang menjawab pertanyaannya sendiri dengan gemas. "Lagi pula yang mengatur jadwal bukan dia, manager-nya ... atau jangan-jangan dia sengaja menjauhiku?" gerutunya, "Terus dia pelan-pelan minta putus? Argh!" sangkanya berpikiran pendek.

Chen yang sedang memainkan ponsel mendengar teriakan kesal dari dalam toilet, "Ge? What happen?" tanyanya yang tidak mendapat jawaban apa pun dari Liang.

Chen sudah khawatir dengan Liang sejak pagi tadi, takut membawa hal tidak baik untuk konser nanti. Chen berdiri di depan pintu kamar mandi, memastikan Liang baik-baik saja. "Ge?" panggilnya sambil mengetuk pintu.

"Iya?" Liang keluar dari toilet dengan sikap biasa saja. "Apa?"

"Manager sudah memanggil, ayo makan!" ajak Chen dengan riang sebagai suntikan agar Liang tidak seperti zombie.

Liang mengangguk dan mengikuti Chen dari belakang. Sikapnya tiba-tiba jadi biasa saja, tenang. Liang langsung disibukan untuk mengumpulkan temanya yang lain. Ada yang sedang mandi, tidur, ada pula yang susah diatur, katanya tidak mau makan, belum lapar.

Liang adalah leader dari boygroup Wifi yang berisikan tujuh orang pria bertalenta asal China yang bermarkaskan di Korea Selatan. Liang menempati posisi sebagai vokalist, suaranya yang lembut mencerminkan hatinya. Maka dari itu ia dipilih sebagai leader karena sikap kedewasaan yang kental, dan selain itu, Liang yang tertua di antara member Wifi.

How To Meet You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang