Back🔙

402 11 4
                                    

Aku menangis terisak. Sakit rasanya di fitnah oleh ibu mertuaku sendiri.


" Buat apa lagi sih kamu mertahanin istri tukang selingkuh kaya dia.. " ucap mertuaku yang berusaha meyakini suamiku.

" Sumpah Demi Allah ma.. Aku gak pernah selingkuh. Aku gak pernah khianatin mas Vian hiks hiks " aku tak ingin berpisah. Aku ingin mempertahankan rumah tanggaku.

Aku menatap suami ku " Mas, aku bener-bener engga pernah selingkuh mas. Mas Tian itu sahabatku mas.. Dia dekat dengan ku dari dulu mas.. Kamu tau kan aku sudah menganggap dia sebagai kakakku sendiri.. "

" Alah gak usah banyak alasan deh kamu tuh.. Kamu tuh perempuan gak bener. Dari dulu juga saya gak pernah setuju anak saya menikah dengan kamu! " perkataan tajam ibu mertuaku membuat ku sakit hati..

Hiks hiks hiks

Aku tak tahu lagi harus bagaimana mempertahankan ini semua ya Allah.. Bantu hambamu ini.

" Sudah cukup! Mungkin benar kata mama, tidak seharusnya kita bersama. Dari dulu kamu selalu seperti ini Sa! " bentak suamiku

Aku menggeleng mendengar ucapan suamiku, " Tidak mas, tidak seperti itu. Aku tidak pernah berbuat seperti itu. Tolong mas percaya sama aku hiks.. "

" Sudah, memang sebaiknya kita bercerai. Bereskan barang-barangmu dan keluar dari rumahku! Aku tak ingin melihatmu lagi! Dan juga, Kino akan ikut bersamaku!" aku jatuh terduduk setelah mendengar ucapan suamiku itu.

Ampuni dan Maafkan hamba Ya Allah karena tidak bisa mempertahankan rumah tangga ini.

Setelah membentakku mas Vian langsung pergi meninggalkan rumah. Dapat kulihat ibu mertuaku- ah sebentar lagi akan menjadi mantan mertuaku itu tersenyum sinis kepadaku.

" Dengerin baik-baik ya jalang! Jangan pernah kamu datang lagi kerumah ini! Kamu tuh gak pantas bersanding sama anak saya! Ah akhirnya yah anakku itu sadar juga! " sinis mertuaku kepadaku.

' Ya Allah tegar kan hati hamba. Jangan sampai hamba membenci ibu mertua hamba yang sudah ku anggap seperti ibuku sendiri ' batin ku berdoa agar ikhlas dengan semua perlakuan mertuaku.

Setelah mertuaku pergi juga, aku bangun untuk membereskan barang-barang ku. Aku hanya berharap semoga semua ini dapat ku ambil hikmahnya. Semoga aku tegar menjalani hidupku setelah ini.

-

Aku  memasukkan semua barang-barangku.

Setelah selesai, aku terduduk diatas kasur. Aku menatapi seisi kamarku. Semua terasa sangat indah. Mataku menatap buku nikah diatas meja rias ku. Aku berjalan, lalu mengambil buku itu. Disana tertera ARVIAN MAHESA PRADIPTO & FIRSA ANANTA PUTRI. Aku kembali menangis menatap foto mas Vian.

' Aku harap kamu bahagia mas. ' batin ku.

-

Aku berjalan menuruni anak tangga.

" Surat cerai nya akan dikirim ke apartemen mu! " tepat saat anak tangga terakhir, suara mas Vian terdengar.

" hm " hanya itu yang bisa ku balas.

Aku sudah tak tahu lagi harus bersikap bagaimana. Aku kecewa dengannya karena tidak bisa mempercayai ku.

Mataku terpaku oleh mata anakku, ARKINO ANANTA PRADIPTO. Bisa kulihat matanya penuh dengan kebencian saat menatapku. Ingin rasanya aku berlari memeluk anakku. ' Maafkan bunda nak! ' -batin ku.

 ' Maafkan bunda nak! ' -batin ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai guys! Apa kabar? Hehe. Jangan lupa mampir ya ke cerita sebelah. Masih baru nih hehe.

BAPER // Lalisa_mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang