"Dia!" batinku lagi melihat seorang laki laki menunggu diatas sofa.
"Hai nona !" sapanya kepada ku yang berdiri diambang pintu.
"Kau siapa?" tanyaku sambil berjalan masuk.
"Grell" jawabnya singkat.
"Ada keperluan dengan pemilik toko ?" tanya ku lagi.
"Lebih tepatnya dengan mu" jawab pria serba merah itu.
"Jangan bilang kau yang dimaksud oleh Undertaker !" ucapku sedikit berteriak.
"Dilihat lihat lagi sepertinya iya. Kau sudah setujukan ?" tanya Grell sambil tersenyum menampilkan gigi gigi runcingnya.
"Tunggu tunggu ! Kalau Shinigami yang diajak kencan aku nggak setuju !" teriakku didepan wajahnya.
"Lagipula waktu itu kau bilang suka dengan si pelayan hitam itu" ucapku memberi alasan yang masuk akal (?)
"Itu hanya alasan, untuk menambah suasana saat pertarungan berlangsung" balasnya dengan santai.
Saat perdebatan mau dimulai lagi tiba tiba Undertaker membuka pintu toko. Wajahnya tidak bisa ditebak menunjukkan raut seperti apa karena rambut panjang berwarna putihnya menutupi sebagian wajahnya.
"Kalian sudah berbicang bincang? Sudah menentukan mau pergi kemana? Kapan?" pertanyaan bombardir Undertaker mirip pertanyaan dari seorang ibu yang akan membiarkan anaknya pergi jalan bersama pacarnya.
"Aku nggak jadi pergi !" teriakku marah pergi kepintu kamar dan berjalan menuruni tangga.
Kamar milik Undertaker ini terletak dibawah tanah agar tersembunyi katanya.
"Gita !" teriak Undertaker memanggilku tentunya dengan mengedor gedor pintu kamar.
"Baka!" teriakku memaki Undertaker. Coba kalian fikir pintunya saja tidak terkunci dan sedikit terbuka kenapa harus digedor?
Gita pov off
Pintu terbuka menampakkan Shinigami tampan serba merah. Grell berjalan kearah Gita biasa sedang merajuk, berdiri dekat jendela.
"Ta.." panggil Grell.
"..." tidak ada jawaban dari orang yang dipanggil.
"Aku mau tanya. Undertaker sudah berbaik hati mau memberimu tempat tinggal dan dia juga sudah mau membantu menemukan titik terang permasalahanmu. Jadi apa kau mau menuruti syarat yang dia berikan ?" tanya Grell.
"Jangan sok akrab !" teriak Gita marah, pantas saja dia marah Grell juga bukan siapa siapanya kenapa dia sok ngatur.
"Andai kamu tau Ta kita dulu bahkan sangat akrab" batin Grell sambil tersenyum kecut.
"Baiklah maaf" akhirnya Greel berbicara dengan normal.
"Kalau begitu dengan sangat terpaksa akan saya setujui" ucap Gita dengan menghela nafas.
"Bagaimana kalau besok saja kencannya ?" tiba tiba muncul buku ditangan Grell.
"Besok aku sekolah" ucap Gita ketus.
"Kita lihat saja besok" buku ditangan Grell menghilang lalu dia berjalan keluar kamar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK BUTLER FF : LOVES
FantasyYang penasaran sama ceritanya mending langsung baca aja nih ceritanya