"Malam nona Linda" sapa laki laki berkaca mata itu yang kalau tidak salah namanya William."Malam tuan" jawabku.
"Ada urusan apakah nona Linda berada disini ?" tanyanya dengan sopan.
"Oh.. Tidak ada apa apa" jawabku berbohong.
"Kalau begitu saya pamit" William meminta ijin untuk pergi.
"Baiklah" biarkan Saja dia pergi, toh disini tidak ada urusan.
"Tunggu.." ucapku menahan langkah William agar tidak pergi.
"Ya?"
"Jauhkan simerah itu dari Gita" ucapku dingin dan berjalan menjauh.
"Ya" jawab William yang terdengar samar samar.
Setelah aku selesai mencari Gita aku berniat kembali keperpustakaan Shinigami. Mungkin kesana untuk meminta cuti tugas. Portal telah terbuka dan tinggal masuk saja hingga ada bau busuk iblis yang datang mendekat. Setelah dipastikan itu benar benar bau iblis aku langsung menutup portal dan menghadap arah datang bau iblis itu.
"Shinigami lagi ya?" tanya iblis yang memakai tailcoat hitam itu dengan menyringai.
Aku yang biasanya dengan siapa saja bersikap dingin entah kenapa Sekarang malah bisa bersikap ramah tamah dengan iblis.
***
Setelah pertemuan pertama kali dengan iblis itu terjadi sekarang pemandangan tak terduga sedang terjadi. Disebuah taman kota aku duduk ditemani sepotong roti yang dibawakan si iblis yang duduk disebelahku. Kemarin setelah pertemuan itu nama yang diucapkan iblis itu Sebastian. Jujur saja iblis ini tampan, tetapi seorang iblis yang tampan itu sudah biasa bukankah itu untuk menarik perhatian manusia manusia bodoh dan serakah itu?
"Linda, kenapa kau tidak bertugas. Bukankah Shinigami itu bertugas mencabut nyawa ?" tanya Sebastian heran karena memang sih Shinigami itu sibuk.
"Dan kau kenapa malah disini ? Dan tidak menjaga bocan mu itu?" tidak menjawab pertanyaan dari iblis itu aku malah ganti bertanya.
"Yah.. Sedikit berjalan jalan tidak ada salahnya kan" jawabnya dengan senyuman yang manis.
'Deg deg'
Kenapa jantungku ini malah berdetak lebik kencang dari biasanya? Pasti ada sesuatu yang salah dengan tubuh ku ini.
"Kalau begitu saya pamit, bocan sepertinya sudah menunggu" pamit siiblis hitam itu.
"Ngapain harus pamit" jawabku ketus, sepertinya aku tidak bisa bicara santai sih dengan iblis itu?
Setelah menghabiskan potongan roti tadi aku beranjak ingin menemui Undertaker sebelum kembali bertugas. Saat aku balik badan guru Undertaker berdiri ditepat didepanku.
"Bukannya bertugas malah ditaman mengobrol dengan iblis, enak tidak makanan yang tadi iblis itu beri?" tanyanya ketus dengan muka marah.
Padahal Undertaker tidak pernah marah dengan hal hal kecil seperti ini.
"Maaf guru" aku yang bisanya tidak pernah menundukkan kepala ini sekarang dibuat menunduk karena malu dengan sikapku yang dilihat Undertaker.
"Sudahlah, jangan sedih begitu dong" sekarang Undertaker malah menghiburku setelah membuatku bersikap seperti tadi.
"Kenapa guru ada disini?" tanyaku sedikit keheranan.
"Besok kuberi tugas untuk memberi tugas ke Gita" Undertaker mengambil sikap ingin duduk dikursi taman yang tadi aku dan iblis itu duduki.
"Apa sudah waktunya?" gumamku yang mungin terdengar oleh Undertaker.
"Sekarang sih sudah waktu yang tepat setelah waktu itu" kulihat guruku itu beranjak ingin pergi kenapa sih dia itu? tiba tiba duduk lalu tiba tiba bangkit.
" Dan lagi, jangan pernah berhubungan dengan seorang iblis..." setelah ucapan itu aku ingin memotongnya.
"Tapi aku nggak punya ras.." kenapa dia juga ikut memotong pimbicaraanku?
"Kau hanya menutupi perasaan mu itu" setalah kalimat itu Undertaker berjalan pergi.
***
Mulai part besok mulai sudut pandang author..
Jangan lupa tinggalkan jejak...
Bay..bay..
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK BUTLER FF : LOVES
FantasyYang penasaran sama ceritanya mending langsung baca aja nih ceritanya