Setiap malam Jum’at selalu ada pengajian rutinan yang digelar warga khusus untuk kaum adam, yang mana anggotanya bukan hanya bapak-bapak kompleks saja yang ikut serta . Anak muda sekaligus remaja yang sudah Akhir Balligh diwajibkan ikut, alasannya biar selalu ada generasi baru yang akan meneruskan kegiatan ini. Bahkan Chandra dan kawan-kawannya ikut serra dalam pengajian itu, walau alasannya agar bisa mendapat makanan gratis yang disajikan tuan rumah yang mendapat jatah untuk menjamu anggota pengajian itu.
.......
Selepas pengajian, anak-anak itu selalu ke pos kamling,markas malam mereka, hanya saja malam ini Bachtiar tidak ikut,lantaran dia masih di kantornya,lembur. Memang setelah lulus dari pendidikannya,dan sekarang bekerja sebagai pegawai Bank, Bachtiar sudah jarang berkumpul dengan teman-teman kampungnya, kalau tidak hari libur, ataupun sedang longgar waktunya.
“Gimana Chank? Cieee wani ngenalne cewek ndek ibuk rek!”(Gimana Chank? Sudah berani ngenalin cewek ke Ibu nih) Leon tiba-tiba menyeletuk, keluar dari topik bahasan mereka, yang mana sebelumnya membahas tentang soto agak asin buatan Bu Aya isitrinya Pak Tomo,yang menjadi tuan rumah pengajian malam ini.
“Oposih! Orang ya Cuma bantuin saudaranya Felix”
“Ya emang gak ada hati dag dig dug ser gitu Chank? Cantik gitu”
“Dag dig dug ser matamu! Mulehlah aku!” (dag dig dug ser matamu, aku pulang aja!) ngambeknya,kalau sudah menjadi bahan olok-olokan temannya,”CHANK! HE ICHANK AKU NGUTANG ROKOK YA NDEK BU SITI!” Jihan berteriak, saat jarak Chandra sudah agak jauh dari mereka,yang dipanggil langsung menoleh kepada anak-anak yang masih di pos kampling itu,membalas berteriak juga “ASU KOEN KABEH!” (anjing lo semua) . Se sampah itu kelakuan teman-teman Chandra Saputra......
“Ya kamu ajak tah lix itu sih Cahya keluar. Mama mau arisan dulu, masa Cahya nya jauh-jauh dari Jogja kesini kamu biarin dia cuman dirumah aja, kan niat dia mau liburan” sembari menyetrika pakaian yang akan digunakannya arisan hari ini,sang Mama meneguri anaknya,pasalnya Felix yang pamit akan pergi keluar bersama Chandra siang ini. Pamitnya dari sekarang, siapa tau waktu Mamanya pulang tidak menemukan sang anak dirumah.
“Ya tapi ma, ini kan aku sama Chandra seh, kasian Cahya cewek sendiri” kata Felix beralasan. Yang benar saja, dia kan juga mau q-time dulu dengan teman-temannya.
Sedangkan Cahya, sudah meringis-meringis girang mendapati Felix yang sudah diteguri oleh mamanya. Alasan Felix selain tidak mau Cahya perempuam sendiri saat dia bersama teman mainnya, adalah Cahya itu tengil banget, centil, ganjen, cabe. Mau ditaruh dimana muka Felix kalau tau dia punya sepupu modelan Cahya.
"Pokoknya Cahya tetep ikut kamu lix. Gaada protes, kamu tahu kan akibat ngelawan orang tua." Sembari melepas kabel setrika dari colokan, sang mama kembali mengingatkan felix, "pulangnya gausah malem-malem." Tambahnya
"Makanya kan gausah ngajak...." Belum selesai Felix berbicara, sang mama sudah memelototi Felix, "Lix"
"Iya ma iyaaaa".....
Kini Felix,Chandra, dan juga Cahya sedang duduk menyedoti minuman yang mereka beli dari stan food court mall yang mereka kunjungi saat ini. Ketiganya asik dengan ponsel masing-masing. Saat tiba-tiba Felix bersuara "Tinggal sebentar ya" katanya, dengan cengiran tengil yang dia tunjukkan untuk Chandra. Chandra yang dengan cepat menangkapnya, langsung memberikan tatapan tajam untuk Felix "Kudu banget lix? Kan niat awalnya keluar berdua."
"Kan jadi bertiga karena ada Cahya." "Udah sebentar, ya kalau kelamaan berarti khilaf hehe." Dengan segera Felix pergi, meninggalkan Chandra dan juga Cahya yang masih duduk di kursi masing-masing. "Halah jancok!" Maki Chandra, saat Felix sudah hilang dari pandangan. Cahya yang masih memandangi kepergian Felix, sontak menolehkan kepalanya, kaget dengan makian tiba-tibanya Chandra."Em, anu mas.." Chandra menoleh,"Aku pulang aja deh, naik ojek online." Kata Cahya,ngeri juga bersama Chandra, ganteng sih. Tapi Chandra itu memiliki aura yang menyeramkan, ah bukan jelek bukan. Hanya saja tatapam Chandra itu tajam, sekalipun suasananya hatinya sedang baik, tapi kalau sedang menatap orang biasa saja, tanpa senyuman. Tetap saja jatuhnya menyeramkan. Apalagi barusan Cahya mendengar dia memaki dengan lantang. Kan Cahya jadi ngeri sendiri.
"Ayo ikut." Chandra sudah berdiri dari kursinya, mengajaki Cahya yang masih memandanginya, "Nonton aja, bosen cuma duduk disini." Dengan kedipan mata, Cahya masih terbengong memandangi Chandra yang sudah berdiri "A... Anu mas"
"Anu anu teros. Ayok gue traktir"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra & Cahya
Humorbagaimana kalau cowok yang memiliki sifat kaku, datar seperti seorang Chandra bisa jatuh cinta dengan gadis yang terkenal bawel, banyak tingkah seperti Cahya *Berisikan umpatan dan kata-kata kasar *