26. late work out

2.4K 132 6
                                    

Seulgi memukul dada Jimin perlahan karena dia sudah kehabisan oksigen. Mereka pun akhirnya melepaskan pautan di bibir mereka.

"Maaf. Sangking senengnya aku rakus banget. Habisnya bibir kamu bikin ketagihan."ucap Jimin.

Perempuan yang kini sudah menjadi wanitanya itu tertawa pelan dan menganggukkan kepalanya. "Gapapa. Aku ngerti kok."

"Mau pindah?"tanya Jimin. Dia sudah bersiap-siap untuk menggendong Seulgi. "Eh tapi piring kotornya gimana?"


"Bisa nanti. Besok pagi juga bisa." Tanpa aba-aba Jimin langsung menggendong Seulgi dan berpindah ke sofa.

"Kok sofa?"tanya Seulgi. "Emangnya kamu pikir mau kemana? Kamu pengen ya?"goda Jimin.

Seulgi terdiam malu, terlihat jelas dari wajahnya yang memerah. Posisinya kini duduk diatas pangkuan Jimin yang duduk di sofa.

"T-t-tapi aku memang mau."ucap Seulgi. Dia menggerakkan pinggulnya maju mundur. "Shh- ada yang keras disini tapi gak mau ngaku." Seulgi terus menggoda Jimin.

"S-seul." Jimin dan Seulgi saling bertukar pandang sebelum akhirnya bibir mereka kembali terpaut satu sama lain.

Apartemen Jimin sangat sepi. Mereka tidak sempat menyalakan musik atau menyalakan televisi. Hanya suara decakan air liur dan desahan yang berhasil lolos terdengar.

Jimin tidak bisa berbohong. Dia juga sebenarnya menginginkan itu. Dia sangat bersyukur Seulgi yang memintanya terlebih dahulu dan menggodanya.


Bibir Jimin berpindah dari bibir Seulgi turun ke lehernya. Dia sengaja meninggalkan beberapa bekas disana menunjukkan bahwa Seulgi adalah miliknya sekarang.

Seulgi meremas lembut rambut Jimin dan mengeluarkan suara-suara yang menaikkan gairah kekasihnya itu.

"Apa beneran gapapa?"tanya Jimin.

"It's okay, Jim. I'm all yours. I want to do it with you."

dirty talk -pjm × ksg [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang