-Neji's side-

502 32 0
                                    

Pemuda tampan berambut cokelat panjang yang diikat di bagian ujungnya dan beriris lavender tampak tengah membaca sebuah koran ditemani dengan secangkir cappucino panas. Matanya sejak tadi tampak tak fokus pada koran yang ada di tangannya, sebab ia selalu saja melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sambil sesekali melihat ke arah luar melalui jendela yang berada di dekat tempat duduknya. Dan jangan lupakan ekspresi datar yang sejak tadi menghiasi wajahnya.

Kedua sudut bibirnya terangkat kecil begitu manik lavender teduh namun tajam itu menangkap objek yang sejak tadi ditunggunya.

Dentingan bel yang sengaja diletakkan di atas pintu kafé berbunyi, menandakan adanya seseorang yang masuk ataupun keluar dari tempat tersebut. Dan muncullah seorang gadis berambut cokelat yang dicepol dua tampak terengah-engah di depan pintu masuk tersebut. Sepertinya gadis itu baru saja berlari untuk menuju kafé tersebut. Kakinya melangkah menuju ke tempat pemuda yang duduk di dekat jendela.

“Kau terlambat lima belas menit,” ujar pemuda itu dengan ekspresi yang tetap saja datar.

“Maaf,” ucap sang gadis sambil terus berusaha menstabilkan napasnya.

“Dari mana?”

“Aku ada bimbingan tadi.”

“Kenapa tak memberitahu?”

“Maaf. Dosenku memberitahu secara mendadak pagi tadi. Dan aku lupa memberitahumu,” jelasnya dengan napas yang mulai kembali normal.

“Hn. Lain kali kabari aku kalau ada apa-apa. Sekarang kembalilah bekerja!”

“Baik.”

Sepeninggalan sang gadis, pemuda yang merupakan pemilik kafé tersebut kembali tersenyum sambil menatap punggung sang gadis.

Gadis bercepol dua itu kembali pada pekerjaannya sebagai pelayan di kafé yang cukup diminati oleh kalangan muda-mudi itu. Sudah cukup lama gadis manis nan ceria itu bekerja paruh waktu di tempat tersebut. Lebih tepatnya dua tahun yang lalu, sejak pertama kali tempat tersebut dibuka. Sebenarnya, ia bekerja di sana hanya untuk mengisi waktu luang dan membantu sahabat sejak kecilnya.

Manik lavender itu tak henti memperhatikan gerak-gerik sang gadis. Ketika sang gadis melayani pengunjung, mengantar pesanan pada pengunjung, membersihkan meja, sampai saat gadis itu tengah bercanda dengan pegawai lainnya. Semua itu tak pernah luput dari pandangan pemuda tampan tersebut.

Gurat kekhawatiran bahkan tak lepas dari wajahnya ketika melihat sang gadis terluka karena terkena pecahan gelas, hingga darah segar mengalir dari jemari lentiknya. Namun wajah gadis itu tetap ceria meskipun sedang terluka seperti itu. Senyum dan tawanya tetap manis seperti biasa.

Pemuda itu selalu tersenyum –meskipun tipis– setiap kali melihat tingkah gadis yang diam-diam dicintainya selama ini. Guratan merah tak jarang menghiasi pipinya tatkala gadis itu tengah tersenyum padanya. Gadis itu selalu saja mampu mengalihkan dunianya. Membuatnya terkadang melakukan hal yang bukan kebiasaannya.

Apakah ada persahabatan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan? Tentu saja ada! Apakah murni hanya persahabatan saja? Tidak. Mungkin memang ada beberapa. Tapi sebagian besar persahabatan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan tidak hanya murni perasaan sebagai sahabat yang ada. Namun, terkadang perasaan lain pun tak luput ikut terselip dalam hubungan persahabatan tersebut.

Seperti halnya Hyuuga Neji dan Tenten. Sejak kecil mereka sudah bersama, sejak usia Sekolah Dasar tepatnya, sebagai sepasang sahabat tentunya. Namun, siapa yang tahu seperti apa perasaan mereka sebenarnya? Hanya diri mereka sendiri dan Kami-sama saja tentunya yang mengetahui.

Dan sejak awal pertemuan mereka dulu, sejak saat itulah Neji telah menaruh perhatian pada gadis kecil bercepol dua keturunan Cina itu. Gadis yang menurutnya selalu ceria dan bertingkah konyol, juga sedikit cuek pada penampilannya sendiri. Ya, Neji sangat menyukai gadis bermanik cokelat tersebut. Dan seiring berjalannya waktu, seiring pertumbuhan dan pertambahan usia keduanya, perasaan itu mulai berkembang menjadi cinta.

Tapi, apakah gadis itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya?

Pertanyaan itu selalu muncul di benak Neji. Karna pasalnya, tidak hanya pada dirinya gadis itu tersenyum ataupun tertawa riang. Tapi, tak tahukah kau Neji, bahwa ada beberapa hal yang hanya ditunjukkan oleh seorang gadis kepada pemuda yang spesial bagi dirinya?

Perasaan. Untuk gadis tomboi seperti Tenten tentu tidak mudah untuk menunjukkan perasaan yang tengah dirasakannya. Hanya kepada seseorang yang menurutnya istimewalah ia akan menunjukkan perasaan dan dirinya yang sesungguhnya. Ketika sedih, ia akan menangis kepadamu. Dan ketika senang, ia pun akan selalu berbagi padamu.

Apakah Tenten pernah menangis di depanmu? Tentu pernah bukan? Ketika itu ibunya dirawat di rumah sakit karena kecelakaan. Dan ia menangis dipelukanmu. Hanya di depanmu.

“Bagaimana pendapatmu mengenai ini?” tanya Neji seraya menunjukkan sebuah cincin yang bentuknya sederhana namun terlihat manis.

Saat ini keduanya tengah menikmati waktu istirahat mereka di ruangan pribadi milik Neji.

“Wah, manis sekali!” seru Tenten takjub melihat cincin tersebut. “Kau mau melamar seorang gadis, eh?”

“Belum sejauh itu. Aku baru akan memintanya untuk menjadi pacarku.”

“Tak kusangka, ternyata pemuda berwajah datar sepertimu bisa juga jatuh cinta,” Tenten menyeringai jahil menatap Neji yang duduk di depannya.

“Hn. Menurutmu, apa dia akan menerimaku?”

“Kalau kau mengatakannya dengan wajah datar seperti itu, aku yakin gadis itu pasti langsung menolaknya. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga gadis itu akan menerimamu. Meskipun kemungkinannya kecil,” ungkap Tenten sambil tertawa dan menatap takjub pada cincin itu.

“Hn, begitu. Kalau kau yang menjadi gadis itu?”

“Tentu saja aku menerimanya! Eh?” Tenten tampak terkejut dengan jawabannya sendiri dan juga pertanyaan–yang baru disadarinya sedetik lalu–yang diajukan pemuda di hadapannya itu padanya.

Sedangkan Neji sudah menampilkan senyum manisnya yang jarang–bahkan tidak pernah–ia tunjukkan. Dan mulai memasangkan cincin tersebut di jari manis Tenten, yang masih bungkam karena keterkejutannya. Wajahnya sontak memerah begitu dirinya sudah benar-benar bangkit dari rasa terkejutnya itu.

Tbc~

______________________________________________

Vote or Comment?

Makasih buat yang udah bersedia mampir di ff-ku :’)

Man in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang