-Sasuke's side-

1.5K 66 4
                                    

Di sebuah ruangan bernuansa putih, seorang pemuda berparas rupawan, dengan kulit putih dan rambut raven yang mencuat di bagian belakangnya, tampak duduk bersandar pada sandaran kursi beroda yang dilapisi jubah putih panjang miliknya. Matanya terpejam menyembunyikan onyx sekelam malam yang senantiasa menatap tajam. Beberapa lembar kertas tertumpuk rapi di atas meja di hadapannya.

Seakan terusik oleh suara ketukan pintu yang letaknya lurus sejajar dengan tempat duduknya, pemuda itu mengeryitkan dahinya sedikit. Tak lama ia membuka kelopak matanya hingga menampilkan iris kelam yang penuh pesona.

"Masuk!"

Pintu kayu berwarna cokelat itu terbuka dan menampilkan sosok gadis berparas manis, kulit putih dan mulus, bentuk tubuh ideal, bibir tipis, hidung mancung, iris emerald jernih, rambut sebahu dengan warna unik dan mencolok, merah muda. Gadis itu mengenakan jubah putih yang sama seperti milik sang pemuda raven. Dengan nametag di bagian kiri dadanya yang bertuliskan nama gadis itu, Haruno Sakura.

"Maaf karena telah mengganggu Anda, Uchiha-san. Tsunade-sama meminta saya untuk memberikan ini pada Anda," ujar gadis bak musim semi itu dengan ramah seraya melangkahkan kaki jenjangnya mendekati meja pemuda bernama asli Uchiha Sasuke itu.

"Hn."

Pemuda itu menerima dokumen yang disodorkan oleh sang gadis. Setelah dokumen berisikan data pasien tersebut berpindah tangan, sang gadis segera berpamitan.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Gadis Haruno itu segera berbalik, namun baru beberapa langkah sebuah suara mengiterupsinya.

"Haruno-san?"

"Ya?" gadis itu kembali mengalihkan atensinya pada rekan satu profesinya itu.

"Terima kasih." Sakura hanya tersenyum lembut sebagai balasan. Lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan dokter muda nan tampan tersebut.

Pemuda Uchiha itu hanya memandang datar pintu yang sudah kembali tertutup itu sambil menyentuh dada bagian kirinya. Sedetik kemudian sebuah lengkungan kecil tercipta di bibir tipisnya. Ya...dia tersenyum tipis. Sangan tipis.

Sebulan yang lalu gadis itu baru saja resmi bergabung di Konoha Hospital sebagai salah satu dokter di sana. Sejak satu bulan yang lalu pula gadis itu telah menarik perhatiannya. Caranya berjalan, caranya berbicara, senyum manisnya, tatapan matanya, semua yang berhubungan dengan gadis musim semi itu berhasil menarik dirinya untuk terus memperhatikan sang gadis.

Awalnya, Sasuke tak mengerti apa yang tengah dirasakannya saat itu. Dia belum pernah mengalami hal itu sebelumnya. Namun, kini ia sadar, ia tahu dengan pasti apa yang dirasakannya. Ia tahu alasan mengapa dirinya tak pernah berhenti memperhatikan gadis itu. Bahkan jantungnya selalu berdetak melebihi batas normal setiap kali menatap sang gadis. Tak jarang ia pun tersenyum sendiri setiap kali mengingat gadis itu. Gadis musim semi. Gadis beraroma cherry yang dicintainya secara diam-diam.

Setelah selesai memeriksa tumpukan dokumen yang berisikan data kesehatan pasien yang ditanganinya, Sasuke meregangkan otot-otot tangan dan lehernya yang terasa kaku. Atensinya terarah pada jam dinding berwarna hitam yang terdapat di ruangannya. Pukul empat sore. Ia segera beranjak dari kursinya, setelah merapikan mejanya dari kertas-kertas, lalu meninggalkan ruang bernuansa putih itu. Tak lupa beberapa dokumen dibawanya untuk diserahkan kepada sang kepala rumah sakit, Senju Tsunade.

Begitu urusannya selesai, dengan segera Sasuke meninggalkan rumah sakit yang menjadi tempatnya bekerja selama ini. Hampir saja dirinya sampai di pintu utama Konoha Hospital, manik kelamnya menangkap sosok gadis pencuri hatinya tengah berbincang dengan salah seorang perawat di meja resepsionis. Tampaknya gadis itu baru akan pulang ke kediamannya. Tanpa ragu Sasuke melangkahkan kakinya mendekati sang gadis.

"Oh, Uchiha-san? Anda juga baru mau pulang rupanya?" tanya perawat yang barusan berbincang dengan Sakura begitu menyadari kehadiran Sasuke. Sementara gadis musim semi itu hanya tersenyum manis sebagai sapaan.

"Hn."

"Kalau begitu, saya permisi dulu," pamit sang gadis seraya menundukkan kepala ke arah Sasuke. "Sampai bertemu besok, Moegi-san, Uchiha-san." Sakura segera beranjak meninggalkan tempat itu. Tak lupa senyum manis ia torehkan kepada kedua rekannya. Tak selang berapa lama, Sasuke menyusul kepergian gadis yang dicintainya itu.

Dan entah disengaja atau tidak, kini langkah keduanya sejajar. Mereka jalan beriringan di halaman depan rumah sakit.

"Uchiha-san?"

"Hn. Berhenti memanggil dan berbicara formal seperti itu padaku," ujar Sasuke dengan nada datar khasnya.

Lagi-lagi Sakura tersenyum menanggapi perkataan pemuda itu.

"Ne...Sasuke-san, tidak biasanya kau berjalan kaki?"

"Hn. Mobilku sedang di bengkel." Hanya jawaban singkat itu yang dilontarkan oleh sang pemuda. Sang gadis hanya mengangguk sebagai respon. "Kau, tinggal di apartemen yang terletak di depan Taman Konoha bukan?"

"Ya."

"Lantai tiga, kamar nomor tiga puluh delapan?"

"Y-ya, bagaimana___"

"Hn. Kujemput pukul tujuh nanti."

"Eh?"

Sakura tampak terkejut mendengar perkataan Sasuke barusan. Ditatapnya pemuda yang sejak tadi berjalan di sisi kirinya dengan wajah shock. Sedetik kemudian semburat merah menghiasi wajah mulusnya ketika mendapati sang pemuda tengah tersenyum lembut padanya.

Ya, Sasuke sudah bertekad akan mendekati gadis itu. Dia akan berusaha mulai malam ini. Dia harus bisa mendapatkan gadis musim semi itu. Dia harus mendapatkan cintanya. Cinta dari sang gadis musim semi.

Tbc~

______________________________________________

Vote or Comment?

Makasih buat yang udah bersedia mampir di ff-ku :')

Man in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang