1.8K 325 2
                                    

Sunyi seketika menyambut ketika aku menginjakkan kaki di gerbang depan 'rumah'mu.

Aku jadi ingat rumah kita, rumah yang dengan susah payah aku beli untuk hadiah ulang tahunmu yang ke dua puluh tiga. Aku membawamu kesana, dengan harapan tinggi dan bayang-bayang bahagia. Kita akan merajut kisah masa depan bersama, berdua hingga tua.

Hari itu aku memagutmu dalam pelukanku, sembari kusisipkan cincin itu di jemarimu. Kau menangis tersedu, alih-alih semakin mengeratkan pelukanmu, kau justru memunggungiku.

Maaf, kak Mark. Tinggalkan aku, kau tidak akan pernah bahagia bersamaku.

Kau pulang, berhari-hari tidak menghubungiku sama sekali.

Tentu saja aku kaget, marah. Tapi aku mengenalmu dan pasti ada alasan kuat dibalik semua itu. Aku terus mengusikmu dengan beratus-ratus pesanku.

Hingga pada hari kesebelas, kau kembali dan menceritakan semuanya padaku.

Aku sudah terlanjur mencintaimu, Donghyuck. Aku bahkan sudah siap berkelahi dengan semesta hanya untukmu.

Nyatanya semesta terlalu besar ㅡterlalu berkuasa. Aku tertunduk, jatuh, tidak dapat berbuat apa-apa ketika kau diambil dariku.

[✔] the moon is beautiful, isn't itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang