Rinai hujan turun perlahan ketika aku juga turun dari bus terakhir.
Semesta memang suka bercanda, ya?
Pertemuan pertama kita juga ketika hujan, kau tidak sengaja menabrakku di dekat halte sekolah. Kau terhuyung ke belakang, kemudian jatuh. Aku ingat kau berteriak mengataiku tidak memperhatikan jalan, padahal aku sudah berbaik hati mengulurkan tangan untuk membantumu berdiri. Seketika itu aku tersulut emosi, kemudian dengan asal mengambil bukuku yang juga terjatuh lalu meninggalkanmu yang masih mengumpatiku.
Adegan selepasnya ternyata sama persis dengan adegan pertemuan pertama kedua tokoh utama film yang kita tonton bersama pekan itu (sebagai permintaan maaf dariku) : buku kita tertukar.
Klise.
Mata rabunku kelihatannya tidak bisa membedakan gambar penggaris, lingkaran, dan deretan angka pada sampul buku matematikaku dengan ilustrasi Raja Sejeong dari sampul buku sejarahmu.
Aku jadi terpaksa mencari tahu tentangmu.
Lee Donghyuck. Kelas 11-3. Hobi makan dan nongkrong di kantin. Mengikuti ekstrakurikuler paduan suara.
Minggu berikutnya, pengetahuanku tentangmu meningkat drastis.
Lee Donghyuck. Seorang kakak dengan tiga orang adik. Suka begadang demi bermain game. Mengidolakan Michael Jackson lebih dari siapapun. Tidak suka pelajaran sains dan matematika. Takut serangga.
Lee Donghyuck, yang senyumnya jauh lebih terik daripada matahari musim panas.
Minggu-minggu berikutnya, kita berdua tidak dapat dipisahkan.
Namun ada satu hal darimu yang bahkan sampai minggu-minggu terakhir kita tidak pernah aku ketahui.
Ragamu tergerogoti, dan perlahan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] the moon is beautiful, isn't it
FanficㅡAku sudah terlanjur mencintaimu, Donghyuck. Aku bahkan sudah siap berkelahi dengan semesta hanya untukmu.