Chapter 54

5.1K 186 11
                                    

"AAAAAKKKHHH!!"

Teriakan Valeria menarik perhatian mereka. Devlin, Justin beserta kedelapan maid itu kehilangan fokusnya dan berakhir tersungkur ke lantai setelah diberikan tendangan dan pukulan.

"Shit!" Devlin mengumpat lalu segera menjauhkan diri sebelum sebuah kaki melayang kepunggungnya. Gadis itu tak sempat menoleh kearah Valeria karena ia harus memukul kepala pria berjambul kuning dengan tongkat Harley-nya.

Hendak berlari melihat apa yang terjadi pada Valeria, sebuah kaki melayang ke perutnya dengan kuat hingga membuat Devlin terpental menabrak kaca sampai kaca tersebut pecah.

"NONA!" Teriakan Justin terdengar berdengung ditelinga. Devlin menutup matanya seraya meringis. Suara-suara mulai menyatu dan masuk ke indera pendengarannya.

Para maid tak sempat memperhatikan nona mereka karena kelompok berbaju hitam itu terus menyerang mereka tanpa suara perintah selain kalimat berbahasa Portugis yang diteriakkan salah satunya.

Justin menembak kepala seorang wanita yang hendak melayangkan tendangan pada gadisnya. Lelaki itu memangku kepala kekasihnya yang terkulai lemas.

Alisnya yang mengernyit serta menahan ringisan membuatnya sangat khawatir.

"Sayang.. Kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Pecahan kaca mengelilingi keduanya. Justin terus berbicara berharap Devlin menjawabnya karena gadis itu hanya diam dengan wajah pucat.

"Aku baik-baik saja." Tiba-tiba Devlin membuka mata dan langsung bangkit dari pangkuan Justin.

Lelaki itu kagum dengan kekasihnya yang hanya meringis padahal tendangan tadi cukup membuat orang lain pingsan seketika. Kaca-kaca yang tampak tajam begitu mengerikan jika saja mengenai anggota tubuh yang fatal.

"Kau hampiri Valeria terlebih dahulu." Devlin menjulurkan tangannya yang disambut oleh Justin. "aku akan menyelesaikan ini dalam waktu singkat."

"Tapi Nona--!" Kalimat Justin terpotong ketika Devlin melayangkan tongkatnya didepan wajahnya. Keputusan terakhir adalah menjalani perintah gadis itu meski terasa berat.

"Pergi." Satu kata terlontar begitu dingin membuat Justin menggertakkan gigi kemudian berlalu pergi.

Devlin meluruskan tatapannya, memperhatikan mereka yang menyerang brutal para maid-nya. Gadis itu meregangkan otot-otot tangannya kemudian maju perlahan.

"Kalian cari mati denganku, ya?" gumamnya pelan kemudian melompati mejanya dan melayangkan tendangan kepada pria bertopi.

Pertarungan sengit terjadi kembali setelah kedelapan gadis itu bangkit. Meski harus menahan rasa sakit pada anggota tubuh, mereka tetap melawan. Menodongkan senjata dan bermain fisik.

Devlin tak mengampuni siapapun. Ia tampak mengerikan sampai membuat para maid bergidik. Seperti bukan Nona mereka.

Seperti yang dikatakan Devlin, ia menyelesaikan kelompok berpakaian hitam tersebut secara singkat. Tak perlu memakai senjata, Devlin mampu melumpuhkan sepuluh sampai dua puluh orang.

Ternyata mereka menghancurkan bagian depan rumahnya. Meratapi nasib rumahnya yang tak lagi berbentuk, Devlin hanya bisa menelan kekesalannya dengan cara menghabisi orang-orang tersebut.

Hanya tindakan yang terlihat, kesembilan gadis tangguh itu berhasil menghabiskan mereka semua meski beberapa masih terlihat bergerak.

"Kalian jaga-jaga disini, aku akan melihat ke belakang." Ucapan Devlin diangguki oleh para young maid.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang