Jungkook ♡ Sleepover

155 10 0
                                    


Aku baru menyelesaikan beberapa tugas rumah saat aku mendapat pesan dari sahabatku, Jungkook. Kami sudah mengenal satu sama lain sejak smp dan aku mungkin atau mungkin tidak naksir padanya sejak itu.

Kookie 🐰 : Hey, kau mau menginap malam ini?
Y/n : Tentu! Aku akan berkemas sekarang.

Jungkook dan aku sudah banyak menginap.  Kami melakukan perawatan wajah, makan makanan cepat saji dan bahkan dia memperbolehkanku memakaikan make up di wajahnya beberapa kali. Kami selalu bersenang-senang. Aku mengemas beberapa pakaian, masker wajah favoritku, beberapa makeup dan perlengkapan mandi seperti sikat gigi dan pasta gigi.

Notifikasi handphoneku berbunyi lagi .

Kookie 🐰 : Kau mau aku datang dan menjemputmu?
Y/n : Tentu :)

Aku hanya ingin dia datang dan menjemputku agar aku bisa bertemu dengannya secepatnya.

Kookie 🐰 : Aku dalam perjalanan!

Aku tersenyum pada handphoneku seperti orang bodoh lalu menyadari dia hanya tinggal 15 menit jauhnya dan mungkin aku harus bergegas. Aku pergi ke kamar mandi dan merapikan rambutku sedikit. Karena aku tidak berencana berpergian, aku tidak memakai makeup sama sekali. Jungkook tidak terlalu peduli jika aku memakai makeup atau tidak, tapi aku merasa lebih baik menggunakannya sedikit jadi aku hanya memakai mascara. Aku sedang mengecek ulang untuk memastikan aku sudah memiliki semua yang kubutuhkan untuk menginap ketika aku mendengar ketukan dari pintu depan. Jantungku berdetak kencang mengetahui Jungkook sudah datang. Aku mengambil tasku dan membuka pintu. Jungkook berdiri di sana dengan senyum di wajahnya.

"Kau terlihat lucu," katanya.

Matanya melebar seolah dia tidak bermaksud mengatakan itu.

"Terima kasih." aku tertawa, menganggapnya bukan apa-apa, padahal itu membuat hatiku melonjak.
"Aku hanya memakai kaos dan celana olahraga. Aku tidak merasa lucu."

"Kau terlihat cantik tak peduli apa yang kau pakai." dia tersipu malu.

"Terima kasih, Kookie." aku tersenyum dan mengacak-acak rambutnya. Dia menyeringai dan pipinya memerah.

"J-jadi kau siap untuk pergi?"
"Tentu." kataku memegang tasku.
"Kalau begitu, ayo." dia menyeringai.

Aku mengangguk dan mengikutinya keluar, mengunci pintu depan di belakangku. Ketika aku menghampiri mobil Jungkook, dia membukakan pintu mobil untukku, mengambil tasku dan meletakkannya di bagasi.

"Terima kasih." kataku saat dia kembali ke mobil.
"Sama-sama." katanya tersenyum manis padaku.

Dia meraih dan menyalakan radio. Aku melihat ke luar jendela dan mendengarkan musik yang diputar melalui speaker. Beberapa saat kemudian, aku mendengar Jungkook bersenandung pelan. Jungkook adalah penyanyi hebat, aku sangat suka mendengarnya bernyanyi dan aku berharap dia melakukannya lebih sering. Aku selalu merasa canggung untuk bertanya apakah dia mau bernyanyi untukku. Aku melihat ke arahnya, mengagumi wajahnya dan mendengarkan senandung lembutnya. Dia pasti menyadari hal itu karena dia tiba-tiba berhenti dan mengubah posisi duduknya sedikit. Aku memalingkan wajahku, merasa malu.

"M-maaf... Aku hanya suka mendengarmu bernyanyi atau bersenandung." aku tersipu.
"Kau suka? Kau... tak pernah bilang padaku."
"Aku sangat malu." aku terkekeh.
"Oh." katanya.

Aku membiarkannya karna aku tau dia pemalu dan mungkin tidak tau bagaimana harus merespon. Sisa perjalanan kami menjadi hening. Saat kami sampai di rumah Jungkook, dia mengeluarkan tasku dari bagasi dan membukakan pintu untukku. Aku berterimakasih padanya dan mencoba mengambil tasku, tapi dia bersikeras untuk membawanya, jadi aku membiarkannya.

Kami pergi ke kamar Jungkook dan dia meletakkan tasku.

"Jadi, apa yang ingin kau lakukan terlebih dulu?" tanya Jungkook.
"Nah, aku membawa masker wajah favoritku."
"Benarkah?!" tanya Jungkook antusias.
"Tentu saja. Kau mau memakainya?"
"Tentu saja aku mau." katanya dengan suara dibuat seperti perempuan.

Aku mengambil ikat kepala dan menyingkirkan rambut dari wajahku, Jungkook melakukan hal yang sama.

"Biar aku yang memakaikan punyamu dan kau memakaikan punyaku, oke?"
Aku mengangguk.

Jungkook mencelupkan jarinya ke dalam wadah masker dan mulai meratakannya di wajahku. Aku melihat ketika dia memicingkan matanya dan mengerutkan alisnya dengan konsentrasi.

"Maskernya tidak harus sempurna." kataku.
"Aku mau maskernya sempurna." katanya sambil mencelupkan jarinya ke wadah masker lagi.

Setelah hening beberapa saat, dia menjauh sedikit dan memeriksa wajahku.

"Sempurna. Sekarang aku akan mencuci tanganku lalu kau akan memakaikan masker di wajahku, oke?"
"Oke." aku mengangguk.

Aku duduk dan menunggu Jungkook kembali yang tidak butuh waktu lama.

Aku mencelupkan jariku ke dalam wadah masker dan mulai meratakannya di wajah Jungkook. Aku meratakan masker dengan sempurna di wajahnya dan menjauh untuk melihat hasilnya.

"Selesai. Sekarang kita hanya perlu menunggu sepuluh sampai lima belas menit."

Sembari menunggu maskernya kering, kami menonton video lucu di Youtube. Setelahnya kami membilas wajah kami.

"Ah~ wajahku terasa lembut dan bersih." kataku sambil mengelus pipiku.
"Wajahmu terlihat bersih dan berkilau."
"Wajahmu juga." kataku sambil menepuk pipinya.
"Sangat bersih." dia menyeringai.

♡♡♡

Kami makan makanan cepat saji, menonton lebih banyak video Youtube dan bermain beberapa permainan hingga kami lelah. Jungkook dan aku sudah berganti piyama. Jungkook berbaring sambil memeluk selimut sementara aku duduk di atas tempat tidurnya sambil mengobrol.

Dia terlihat sangat imut berbaring di sana.

"Y/n?" tanya Jungkook memecahkan lamunanku.
"Ya?" kataku malu.

Apakah dia menyadari tatapanku?

"Um... jika kau dan seorang pria berteman dekat dan pria itu naksir padamu, bagaimana perasaanmu?"
"Apakah pria itu dirimu?" tanyaku sambil memandang dia.
"Um..." dia duduk bersandar dan aku melihat wajahnya berubah menjadi merah. "Apakah kau akan marah jika itu aku?" tanyanya pelan.
"Tidak. Aku akan senang."
"Mengapa?" tanyanya.
"Karna jika itu kau, maka aku akan tau kau memiliki perasaan yang sama."
"Apa? Perasaan yang sama?"
"Aku menyukaimu, bodoh." kataku mendorongnya sedikit.
"B-benarkah?"
"Ya." kataku serius.

Jungkook duduk di sana tidak percaya.

"Mungkin ini akan membantu." tanpa berpikir dua kali, aku meraih wajahnya dan menciumnya. Dia tidak bereaksi awalnya tapi perlahan membalas menciumku. Dia memelukku ragu seolah dia gugup.

Jantungku berdetak kencang. Aku tidak percaya aku baru saja melakukannya. Aku tidak merasa itu aku, tapi aku senang aku melakukannya.

Aku mundur menjauh, wajahku memanas.

"M-maaf." kataku tergagap seperti orang bodoh.
"Tak apa. Aku senang kau melakukannya." dia tersipu. "Jadi apakah ini berarti kita berpacaran?"
"Jika kau mau." kataku tersipu.
Jungkook mengangguk lalu menjadi serius.
Dia berdeham dan meraih tanganku yang gemetaran.
"Y/n, apakah kau mau menjadi pacarku?"
"Tentu." kataku tersenyum seperti orang bodoh. Wajahku sakit akibat tersenyum terlalu lebar.

Biasanya jika aku menginap, Jungkook akan menyuruhku tidur di tempat tidurnya sementara dia tidur di lantai, tapi malam ini, kami berdua tidur di tempat tidurnya dan saling berpelukan.

BTS Imagines (TRANSLATION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang