Taehyung ♡ Flirt

55 7 0
                                    

Aku sedang berjalan menuju apartmentku ketika aku dihadang oleh seseorang. Sebuah tangan memukul dinding. Lengannya yang panjang mencegahku berjalan menjauh. Sesuai dugaanku, itu adalah Taehyung. Aku tinggal beberapa blok dari dia dan dia cukup terkenal sebagai playboy. Aku pergi ke sekolah yang sama dengan dia dan tampaknya dia masih genit.
Memang dia tampan, tapi aku tidak suka playboy. Sama sekali tidak suka. Dia sudah mengganguku selama berbulan-bulan. Dia bahkan mengganguku di sekolah. Namun karena sekarang kami sudah lulus, hal itu menjadi lebih buruk.

"Hey, Y/n." dia menyeringai.
"Taehyung." aku menyapanya dengan datar.
"Kapan kau akan berkencan denganku?" tanyanya. 
"Tidak akan pernah."
"Ah, ayolah manis. Jangan bersikap seperti itu." dia cemberut.
"Jangan memangggilku seperti itu. Aku tidak tau berapa kali aku harus memberi taumu."
"Kau bisa memberi tauku ribuan kali dan aku tidak akan pernah berhenti." dia menyeringai.
"Ku mohon, biarkan aku pergi." aku menghela napas.
"Baiklah. Aku biarkan kau pergi kali ini." dia berkata sambil menyingkirkan tangannya.
"Terimakasih." kataku dan melangkah pergi.
"Sama-sama, gadis manis." dia menjawab.

Aku memutar bola mataku dan membuka pintuku, bersiap untuk masuk ke dalam. Setelah pintu terbuka, aku segera masuk ke dalam dan meletakkan tasku. Aku melepaskan sepatuku dan langsung pergi ke kamarku. 

Aku menjatuhkan diri ke tempat tidur, mengeluarkan gerutu putus asa. Aku lelah setelah menjalani hari ini, tapi merasa lebih lelah setelah berususan dengan pria genit tadi di lorong.

Aku mendengar ketukan dari pintu depan. Aku mengeluarkan gerutu frustasi lagi.

"Yang benar saja? Aku baru saja berbaring."

Aku menarik tubuhku dan berjalan menuju pintu depan. Aku membuka pintu dan melihat Taehyung bersandar di kusen pintu.

"Heeey~"
"Tidak." aku berkata datar dan membanting pintu di depan wajahnya. Dia mengeluarkan tangannya dan menahan pintu sebelum tertutup. 
"Hentikan!" aku berteriak dan mencoba mendorong pintu.
"Kau tidak mau tau mengapa aku datang kemari?" dia cemberut.

Aku menyerah mencoba menutup pintunya.

"Mengapa Taehyung? Mengapa kau datang kemari?"
"Karna aku butuh sedikit tepung." dia menyengir.
"Benarkah?"
"Ya."
"Dengar, jika kau berkata seperti itu sebagai alasan untuk menemuiku, lupakan saja."
"Tidak. Aku benar-benar butuh tepung." dia cemberut dengan imut.
"Baiklah." aku berkata sambil menggertakkan gigi.

Aku mulai berjalan menjauh ketika aku mendengar suara Taehyung.

"Kau tidak akan membiarkan aku masuk?" tanyanya.
"Tidak." aku berkata datar dan berjalan ke dapur.

Aku mengambil sebungkus tepung dan menaruhnya di sebuah wadah.

Aku terkejut melihat Taehyung menunggu dengan tenang di depan apartmentku. Aku kira dia akan masuk ke dalam.

"Ini." aku berkata sambil memberikan wadah berisi tepung kepadanya.
"Terimakasih, manis." dia mengedipkan matanya dan menyengir menunjukkan boxy smile nya.
"Yeah, sama-sama. Pergilah." kataku membanting pintu di depannya.

Dia melelahkan. Tapi aku tidak menyangkal bahwa aku memiliki sedikit perasaan padanya. Dia menggemaskan ketika dia tidak bersikap genit yang membuatku jengkel.

Aku menghela napas dan berjalan kembali ke kamarku. Aku berganti pakaian yang nyaman. Celana jogger dan oversized hoodie. Aku mengambil selimut dan menjatuhkan diri di sofa. Aku menyalakan tv dan beberapa channel berputar sampai aku menemukan film untuk ditonton.

♡♡♡

Film yang barusan kutonton sudah berakhir dan film lain berputar di layar tv. Aku bisa merasakan mataku mulai mengantuk.
Ketukan beruntun dari pintu depan membuatku tersentak bangun.
Aku melempar selimut yang menyelimuti badanku dan beranjak untuk membuka pintu. Aku tidak terkejut sama sekali ketika yang kulihat adalah Taehyung. 

BTS Imagines (TRANSLATION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang