Namjoon ♡ Intelligent

44 6 0
                                    

"Namjoonie!" aku melambai pada temanku.
"Hai Y/n." dia tersenyum sambil menunjukkan lesung pipinya yang lucu.
"Aku merindukanmu." kataku memeluknya.
"Kau baru saja melihatku kemarin."
"Iya, tapi aku selalu merindukanmu." kataku bergumam.

Namjoon sudah menjadi teman dekatku sejak sma. Sekarang kami masuk kuliah yang sama. Kami juga memastikan untuk mendapat kelas yang sama. Dia adalah orang yang pintar dan sering membantuku mengerjakan tugasku. Khususnya matematika.
Waktu sma, dia sering mendapat julukan "kutu buku" karena IQ nya yang tinggi. Itu membuatku marah. Menurutku menjadi pintar itu keren.
Tapi, karna sekarang kami di perkuliahan, orang lain tidak ada yang peduli. Sangat berbeda dari sma.

Namjoon dan aku selalu pergi kuliah bersama. Kami bergantian menyetir. Satu hari aku yang menyetir, keesokkan harinya dia yang menyetir.
Hari ini kami naik mobil Namjoon. Dia membukakan pintu untukku dan membiarkanku masuk sebelum menutupnya.
Dia pergi ke bangku pengemudi dan mulai menyetir.

Dia terlihat sangat imut hari ini dengan kaus berkerah berwarna navy dan putih ditambah kacamata.
Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tersipu.

"Apa?" tanyanya ketika menyadari aku sedang menatapnya.
"Tidak ada apa-apa." kataku menatap lurus ke depan.

Ketika kami sampai, aku berjalan berdampingan dengan Namjoon menuju kelas pertama kami. Kami menempati tempat duduk yang ada di belakang dan aku duduk di sebelahnya.

"Kau siap untuk ujiannya? Kita sudah belajar selama akhir pekan."
"Aku pasti bisa menjawabnya! Tidak mungkin tidak bisa."
"Aku suka semangat positifmu Y/n." dia tersenyum menunjukkan lesung pipinya.

Seorang dosen datang dan langsung membagikan lembar ujian.
Aku membaca semua soal dengan teliti dan memeriksa jawabanku dua kali. Aku menyelesaikannya sesuai waktu yang diberikan.

~ Pulang Kuliah ~

"Hei, apakah dosen tadi memberitahu nilai ujianmu?" tanya Namjoon.
"Iya, aku dapat 95."
"Kerja bagus, Y/n." Namjoon tersenyum dan memberiku tos.
"Kau dapat berapa?"
"100."
"Tentu saja." aku tertawa dan menyenggol lengannya. "Kau sangat pintar."
Dia tersipu dan menunduk. Dia sangat lucu.

"Hei, um... kau mau mampir ke tempatku?"
"Sekarang?"
"Mhm." dia mengangguk.
"Tentu, ayo."
"Oke." dia tersenyum dan mengangguk.

Mungkin aku ada kesempatan untuk memberi tahu Namjoon tentang perasaanku. Aku mulai berimajinasi tentang skenarionya, kemungkinan besar aku akan ditolak.

"Y/n?"
"Iya?" kataku melihat ke arah Namjoon.
"Kau baik saja? Kau daritadi diam saja."
"Yeah, aku baik saja." kataku.
"Oh, oke. Nah, kita sudah sampai."
"Baiklah, maaf." aku bergumam.

Kami masuk ke dalam dan menuju ke kamar Namjoon.
Kamarnya didekorasi dengan rak-rak berisi figur dan boneka beruang Ryan. Cukup menggemaskan. Dia mempunyai tumpukan album rap dan pojokan kecil tempat komputer berada. Dia merekam lagu-lagu rap di sana. Tidak ada orang yang menyangka bahwa Namjoon yang pintar bisa rap juga.

Aku meletakkan tasku di lantai dan duduk di atas tempat tidurnya.

"Jadi... Apa yang mau kau lakukan?" tanya Namjoon.
"Entahlah, apa yang mau kau lakukan?" tanyaku.
Dia mengangkat bahunya tanda ia juga tidak tahu.

Aku masih duduk di atas tempat tidurnya, kegugupan melanda pikiranku.

"Bolehkah aku-" Namjoon dan aku berkata bersamaan.
"Kau bicara dulu," kata kami bersamaan (lagi).
"Tidak, kau bicara dulu." kataku.
"Um... Baiklah. Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Tentu. Kau bisa menanyakan apa saja."
"Sebenarnya bukan pertanyaan... lebih ke menyatakan sesuatu."
"Pengakuan?" tanyaku, jantungku berdetak kencang.
"I-iya. Kau tahu, aku memiliki perasaan padamu, Y/n." kata Namjoon.
"Apa?" tanyaku. Pikiranku menjadi kosong.

Dia langsung meraih tanganku.

"Aku menyukaimu, Y/n. Aku menyukaimu sejak kita sma. Tapi, aku tahu kau mungkin menolakku, aku terlalu culun." dia tertawa datar.

Y/n.exe telah berhenti.

"Uh..."
"Y/n?"
"Kau? Aku? Suka?"
"Apa?"
"Kau... Menyukaiku?" gumamku.
"Iya."
"Aku juga."
"Apa?" tanya Namjoon sambil mengerutkan alisnya.
"Aku juga suka."
"Kau apa? Kau berbicara konyol. Halo?" dia melambaikan tangannya di depan wajahku.

Aku tak percaya hal ini terjadi.

Namjoon mengguncang pundakku membuat aku berkedip beberapa kali, mengalihkan pikiranku.

"Aku... juga... menyukaimu." aku mengakui pada akhirnya.
"Kau.. menyukaiku juga?"
Aku mengangguk.
"Aku menyukaimu sejak dulu. Aku pikir kau akan menolakku." aku terkekeh.
"Apa kau bercanda? Aku tergila-gila padamu, Y/n." kata Namjoon menggerakkan jarinya ke arah bibirku.
"N-Namjoon?"
"Bolehkah aku menciummu?" tanya Namjoon.
Aku menelan ludah.

Apakah ini benar-benar terjadi?

Yang bisa kulakukan adalah menggangguk.

Dia membungkuk dan menekan bibirnya ke bibirku. Aku menutup mataku dan membiarkan diriku luluh dalam pelukan Namjoon.
Ciumannya lembut dan penuh gairah. Tangannya bergeser sedikit ke pinggangku sedangkan tanganku berada di lehernya.
Aku bisa merasakan perasaan bahagia dalam hatiku dan kehangatan menyelimutiku.

"Aku mencintaimu." kata Namjoon.

Dia berhenti dan melepaskan pelukan tadi.

"Uh, maafkan aku. Aku terbawa-"
"Aku juga mencintaimu." potongku.

Rona merah muncul di pipinya.

Dia menabrakkan bibirnya pada bibirku, menciumku dengan penuh gairah.

BTS Imagines (TRANSLATION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang