Author's Note :D
Maap yaaahhh kalau telat update... Semoga tetap bisa dinikmati ceritanya... Agak pendek siiih, hohoho... Sibuuk bikin cerita lainnya... Bahahaha... Salah fokuuusss... :D Diusahakan secepatnya update yang berikut buat cerita yang ini... Enjoy!
________________________________________________________
Honey, nanti malam jangan lupa, dinner di rumah Papa. Jam 7 tet. XOXO
Aku melirik iPhone-ku, mengalihkan pandangan sejenak dari laporan yang harus aku kerjakan. Terpampang di sana, pesan singkat dari Silvia. Aku menghela nafas. Sudah lama aku tidak bertemu Silvia. 3 minggu. Atau lebih? Dia sangat sibuk show kesana kemari. Aku pun sibuk berat. Ditambah dengan segala keriuhan yang terjadi pada Krishna dan Dita. Membuatku ikut pontang-panting juga. Ikut (nyaris) depresi juga. But, it’s only the storm before the calm. Saat ini, hidupku sudah sedikit lebih tenang. Semoga, sih.
Ting!
Another message. Aku melirik iPhone-ku lagi.
Dokter Bayu, makan siang di kantin, sekarang. Laporannya ditinggal dulu. Nanti kurus, lho.
Aku tersenyum. Dokter Padmi. Iyeesss, Dokter Padmi si ratu jutek itu. Sejak acara pernikahan Jatra, lambat laun sikapnya melunak. Judesnya hilang. Entah kenapa. Katanyaa siih, dia nggak bisa judes sama orang yang lagi sedih. Haha. Ternyata Dokter Padmi lucu juga. Sekarang, kita cukup akrab. Yaah, sama lah dengan rekan-rekan dokter yang lain. Makan siang ramai-ramai, ikut grup WA dan berbagi lelucon konyol. Kalau dulu, boro-boro bercanda seperti ini. Dia nggak mengeluarkan tanduk saat bertemu denganku pun sudah bagus! Aku mengetik balasan secepat kilat.
Oke, bentar lagi. Pesenin saya soto ayam dua, dan es jeruk satu ya. Bayarin dulu. :D
Ting!
I-Phoneku berbunyi lagi. Aku meraih iPhone-ku, dan tertawa membaca balasan Dokter Padmi. Dasar! Aku buru-buru membereskan laptopku. Melirik jam. 12.13. Yup, memang sudah waktunya makan siang. Laporan, kamu bisa menunggu. Aku menyambar iPhone-ku yang tergeletak di meja, yang masih menampakkan pesan dari Dokter Padmi.
DUA??!! Nggak sekalian gerobaknya, Dok? :p
See?
***
“Weeeheeeii, dokter teladan datang juga! Calon menantu pemilik RS emang beda ya booo…” Abi bertepuk tangan menyambut kedatanganku di kantin. Aku mendelik dan duduk di samping Abi.
“Sekali ngomong gitu lagi, tak sobek-sobek mulutmu,” omelku. Abi tertawa terbahak-bahak. Dokter Padmi dan Dokter Tiwi yang duduk di depanku dan Abi, ikut tertawa.
“Nih, Dok, sotonya. 2 mangkok. Kurang nggak, kira-kira?” Dokter Padmi menatapku. Aku nyengir.
“Cukuppp. Saya ngutang berapa nih?” tanyaku sambil mengambil sendok.
“Nggak usah Dok. Anggap aja saya bayar utang karena Dokter Bayu nambalin ban sepeda saya,” Dokter Padmi tersenyum.
“Iiish, nggak sebanding Dook… Saya jadi nggak enak nih…” aku menatap Dokter Padmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYU - PADMI : BUKAN CINTA BIASA
Roman d'amour"Never love anyone who treats you like you're ordinary." - Oscar Wilde - COVER BY : @crowdstroia (makassiiiihhh makasiiiihhh udah dibikinin cover yahhh... :D )