Berharap boleh nggak sih? Tapi kayaknya itu nggak mungkin.
.
.
.
Adrian Maulana Putra________
Kelas hari ini sangat ricuh. Ada yang lari-larian di dalam kelas, ada yang saling lempar penghapus papan tulis, ada yang sedang merumpi dan ada juga yang sedang menyanyi tidak jelas.
Dikarenakan guru tidak masuk karena pada rapat jadi kelas bebas. Bayangkan, surganya anak sekolahan setelah kantin.
"Woy! Balikin buku gue OZIII!!" teriak Della kesal. Gadis bersurai panjang itu tampak kesal terhadap teman lelakinya tersebut.
"Nih Ambil, Han tangkap." Raihan yang dengan sigap langsung menangkap buku yang baru dilempar oleh Ozi temannya tersebut.
"Awas aja sampai buku gue rusak, gue pites lo satu-satu."
"Del oy! Buku lo nih hahaha," tawa Raihan. Sementara Della berdecak.
"Fik, tangkap." Fikram pun dengan sigap juga menangkap buku pemberian dari Raihan.
"Haha buku lo nih, sini ambil di gue." Fikram mengayunkan buku Della tinggi-tinggi.
"Sialan buku gue jangan di lempar-lempar woy! Kampret!!" Della sangat kesal dengan sifat jahil teman lelakinya tersebut.
"Woy! sini kumpul ada berita baru aing tehh," teriak Riki kepada teman-temannya.
Della yang sedang berusaha mengambil buku tulisnya dari Ozi, Raihan, dan Fikram yang dibantu teman perempuannya yaitu Adiba terhenti. Begitupun teman-teman lelakinya Della yang sudah tidak menggoda Della lagi.
"Ada apa an?" tanya Adiba penasaran. Perempuan baik dan pintar ini.
"Sini udah gue bilangin. Ozi, Della, Adiba, Raihan, dan Fikram. Sini kumpul di depan Abah hahaha."
Riki tertawa dengan ucapan dirinya sendiri. Della memutar bola mata malas, begitupun teman-temannya yang lain.
Mereka semua langsung menghampiri Riki, mereka penasaran apa yang akan temannya sampaikan tersebut. Seketika teman-temannya mengelilingi Riki.
"Gc cepetan, lo mau mau ngomong apa," ucap Ozi mewakili teman-temannya yang lain. Ozi ini sang ketua kelas, di kelas mereka.
"Bentar-bentar nih dengerin," intruksi Riki. Teman-temannya mengernyit. Begitu pula Della.
Preeeeethhh.. Tuuuuushh..
"Ahhhh lega ... " ucap Riki sambil memejamkan kedua matanya. Della beserta teman-temannya shock atas apa yang baru saja mereka dengar.
"KAMPRET SIALAN LO KENTUT!"
"RIKI! JOROKK!!"
"Bwahahaha." Riki tertawa renyah.
"AKHH! RIKI!!!"
"Gila bau banget, habis makan bangke ya lo."
"Bukan teman gue, sana lo jauh-jauh."
Dan segala macam umpatan lainnya yang Della keluarkan beserta teman-temannya, Riki hanya tertawa. Bukannya meminta maaf kepada teman-temannya, ia malah tertawa terpingkal-pingkal.
Teman-teman sekelas Della pun pada tertawa. Mereka sudah biasa dengan kelakuan Riki teman Della tersebut. Riki yang jahil dan bobrok itu. Ralat, ketiga teman Della pun termasuk Ozi, Fikram dan Raihan.
Della beserta temannya segera berhamburan keluar kelas. Mereka membutuhkan oksigen banyak.
"Ahh ahh gila gue bisa mati di dalam kelas." Raihan segera mengatur nafasnya ketika sudah keluar dari kelas.
"Benar banget lo Han," setuju Fikram.
"Guys ayo, kita buat Riki
perhitungan," ajak Della kepada teman-temannya."Iya, Del, ayo kita buat perhitungan," setuju Adiba yang dapat anggukan dari teman-temannya.
"Tenang gue juga sama. Ayo, kita habisi teman kampret kita satu itu," seru Ozi dan diangguki oleh Della dan teman-temannya.
"Fik, Han, ayo, kita seret dia keluar," ajak Ozi kepada Fikram dan Raihan.
"Lo berdua sini aja, setelah gue seret keluar, kita habisi dia." Della dan Adiba mengangguk mengerti atas ucapan Ozi.
Baru beberapa langkah Ozi, Fikram dan Raihan melangkah. Riki keluar kelas dengan tawanya. Ia sangat puas telah mengejai temannya tersebut. Teman-temannya mendengkus kesal.
"Gimana wangi kan? Ah... Kalian pada kabur sihh, hahaha." Riki keluar dari kelas dengan tawanya.
"Sialan, kampret emang lo," kelakar Ozi sambil menendang kaki Riki yang di ikuti Fikram dan Raihan yang menindih badannya.
Riki hanya tertawa. Ia tidak merasakan sakit, tetapi ia hanya merasa geli terhadap teman-temannya. Setelah puas, Della dan Adiba yang membuat perhitungan.
"Makan nih makan makan." Della menarik-narik rambut Riki kesal. Tidak lupa juga Adiba, memukul-mukul lengan, serta badan Riki.
"Woy! tolongin gue, sialan gue di kroyoki dua macan. Gila tenaganya bedas-bedas."
"Haha itu rasain buat lo."
Ozi merasa tidak perduli jika temannya itu sedang dikasih pelajaran oleh Della dan Adiba. Justru Ozi merasa temannya itu harus di kasih pelajaran sesekali agar tidak kebiasaan.
"Betul, udah serius-serius gue mau dengerin lo ngomong apa, tahunya malah kentut, kampret!" kesal Fikram.
"Del, Dib hajar turus jangan dikasih kendor hahaha," seru Fikram. Mereka bertiga tertawa ketika mereka melihat Riki sedang diamuk oleh Della dan Adiba di depan sana.
Adrian yang habis dari toilet tanpa sengaja melihat Della dan teman-temannya sedang tertawa di depan kelasnya.
Ia melihat Riki sedang di kroyok oleh Della dan temannya Adiba. Adrian tahu Riki pasti habis mengerjainya. Riki yang terdengar selengean itu.
Mata Adrian tidak pernah lepas dari Della. Astaga! sedang marah saja ia begitu cantik dan menggemaskan Adrian pasti sudah gila.
Adrian tersenyum di kejauhan. Ingin sekali ia menghampiri Della dan membuat perhitungan kepada Riki yang sudah membuat Della kesal, atau tidak ia bisa tertawa bersama temannya yang berada diujung sana.
Ahh itu pasti tidak mungkin pikir Adrian. Ia tersenyum kecut. Setelah itu ia masuk ke kelasnya kembali.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Blossom
Dla nastolatkówSepasang manusia yang saling memperhatikan dalam diam, dan mengagumi dalam diam, tetapi tidak ada yang ingin menyapa duluan, entah karena gengsi, atau apa. Ya, Della, dan Adrian. Mereka saling menyukai dalam diam. Sudah hampir memasuki tiga tahun ti...