⏺9.

462 30 2
                                    


Jangan takut aku hanya memudahkan pekerjaan Malaikat pencabut nyawa agar kau mati secepatnya!









Ash Pov

Tiba tiba ponselku berdering, kulihat ternyata Mark yang meneleponku.

"Ada apa?"

"William sudah di Dead Room Tuan"

"Bagus, apalagi yang ingin kau sampaikan?"

"Semua data tentang William ada disana dan juga Nona Eillish sudah di rumah Anda menunggu anda Tuan"

"Ya"

Panggilan kumatikan sepihak.

Mau apa si Eillish ke Rumahku? Pasti ada apa apanya ini.

Kulihat jam ini sudah pukul 15:00 yang  artinya kelas gadisku sudah pulang semuanya.

Aku masih berada di UKS menunggu gadisku sadar.

Tak lama jari jari gadisku bergerak sebentar lagi akan sadar.

Eeeunghh

Lenguhnya ketika bangun tidur.

Ia membuka matanya secara perlahan lahan dan menatap sekeliling.

"Apa masih sakit?" tanyaku yang khawatir akan dirinya.

"Yah sedikit saja Ash, oh iya ini jam berapa?" tanya nya dengan wajah yang pucat.

"Ini jam 15:00 Van" kataku.

Mendengar kataku matanya membelalak sempurna.

Dengan cepat ia pergi dari atas tempat tidur dan mengambil tasnya.

Kucekal pergelangan tangannya.

"Mau kemana? Kepalamu masih sakit" ucapku lembut.

"Aku harus pulang dan bekerja Ash kalau tidak aku dimarahi dan disiksa oleh ibu dam kedua kakak ku" ucapnya sendu.

Raut wajahku menjadi marah tapi aku harus berusaha menahannya.

"Aku antar pulang ya takut kenapa napa nantinya ya hanya jalan kaki tapian" ujarku dengan tangan yang mengepal.

Silvana menganggukkan kepalanya.

Dan kami berdua pulang dengan jalan kaki.

Tak lama aku pun sampai di rumah Silvana yang terbilang cukup mewah tapi salahnya berada di bawah kekuasaan orang jahat.

Silvana masuk dari pintu belakang dan mulai mengetuknya.

TOOKK... TOOKK..

Tak menunggu waktu lama pintu dibuka menampilkan seorang gadis yang berwajah jutek dan sinis.

"Masih ingat pulang lo pelayan?" tanya gadis itu dengan wajah sinisnya.

"Iya kak maaf tadi ada tugas kelompok" ucap Silvana takut takut.

"Halah bohong aja lo!" ucap gadis itu dengan nada sedikit bentakan.

Kurang ajar!

Berani sekali ia membentak gadisku akan kuberi perhitungan kau tunggu tanggal mainnya.

Lalu gadis itu memicingkan matanya tajam ke arah ku.

Melihat cupu heh?.

"Siapa Lo?" tanya nya ke arahku.

Sinis sekali matanya ah tak sabar aku mencongkel kedua matanya dan memotong lidahnya yang tajam itu.

"Aku teman Silvana kak" ucapku se sopan mungkin.

Ia hanya ber oh saja.

Lalu ia berteriak memanggil ibunya dengan sangat keras.

Tak lama seorang wanita paruh baya yang kuyakini ibunya itu datang dengan tergesa gesa.

Sudah tua dandanan saja menor!.

Gak jauh beda sama anaknya ups! Maksud ku Jalang.

"Ada apa sih Laura anak mama sayang" ucap wanita itu.

Oh jadi namanya Laura.

"Mah si pelayan sama si cupu nih pacaran mereka mah sama sama miskin dan jelek" kata Laura si gadis ular.

"Apa?ya bagus dong kan sama sama senasib sih sayang" timpal mamanya.

"Loh mama kok senang?" tanya gadis ular itu dengan sedikit rengekan.

"Iyalah mama seneng aja nasib kayak gini apalagi takdir? Kalau pelayan ini pacaran sama pria tampan dan kaya mama kaget dong enggak senang harusnya itu untuk kamu bukan untuk si pelayan itu" ujar wanita itu.

Matre!.

Tidak dengan gadisku sangat berbeda.

Kulirik gadisku hanya diam menunduk.

Jangan lupa untuk vote dan komen nya ya karena sangat berarti untukku:(

Jangan plagiat🖕

Jangan lupa follow wp me❤

Tertanda
Simalungun,06 September 2020

Mafia Is CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang