[black background]
strawberries & cigarettes
troye sivan
01:32 ━━━━●──── 3:21"kamu lagi berhitung atau perkenalan?"
gie berjalan penuh hentakan ke aspal, mencumbui tanah dengan gesekan telapak sepatu. sedikit bersenandung mengalun mesra bersama bunyi yang dihasil jangkrik.
malam itu benar-benar lengang.
dua insan dengan santai menguasa jalanan, milik mereka katanya. jemari dari kedua tangan individu berbeda menyatu memeragakan tarian dansa sambil tertawa keras. tidak peduli berisiknya mengganggu bunga tidur manusia lain.
kita egois dulu untuk malam ini
"ten chittaphon itu nama asliku. keren, unik, just admit it, girl."
"ya ya as you wish, sir."
"omong-omong, aku laper." gie berhenti dari gerak leluasanya dan menghadap penuh si adam pemilik nama ten. gadis itu menatap ten penuh harap seperti anak anjing tersesat.
"kamu laper? di sebelah sana ada minimarket."
"yaudah, mana?"
"apanya?" ten bingung setengah mati, gadis bersurai sebahu di depannya ini menadahkan tangan.
si gadis merotasikan mata. "uangnya lah, mana?"
percayalah, ten makin dibuat kepalang.
"aku enggak bawa uang," jawab ten pendek tidak berbohong.
karena ia tidak merencanakan perjalanan singkat ini sebelumnya hanya bisikan sanubari yang mengajak setelah berinteraksi langsung dengan gadis yang ia perhatikan sedari gadis itu keluar rumah.
"aku pengangguran." sahut gie.
ten mengacak lembut surai gie sebelum berlalu dan berjalan mendahului gie. menikmati hempasan angin malam terasa menyejukkan meski membekukan.
kepala ia tolehkan ke kanan, ke kiri, dan balik lagi ke depan seraya bersenandung. ia tinggalkan gie yang sekarang menatap penuh selidik.
sampai akhirnya ia membalik dan berteriak, "kalau begitu jangan lapar." setelah itu si adam tertawa kecil.
gie memutar bola matanya sambil berdesis, ia susul ten dengan langkah cepatnya, "kamu pikir aku robot?"
"lagian udah tau gak punya uang kenapa banyak maunya." balas ten cukup pedas.
tetapi yang terjadi di luar perkiraan, ten pikir gadis itu akan merenggut dan marah sebaliknya gie malah tertawa padahal tidak ada yang lucu.
"i love the way you speak, hope we can be longlast friends."
"we should."
begitu awal hubungan teman mendadak yang mereka jalin, di tengah malam, di tengah jalan, dan di tengah kosong penuh pengisian.
"ikut aku deh," tarik gie menuju minimarket.
"kenapa ke sini?"
"aku jadi nyesel ngajak kamu temenan, kamu gak seru, bego lagi."
ten melepas genggaman gie, "maksudnya apa?"
"apalagi? ayo mencuri."
ajak gie penuh kepolosan serta keyakinan, ia menarik lengan ten memasuki pintu kaca minimarket. masuk ke dalam layaknya pelanggan biasa, membalas senyuman yang diberi penuh penat oleh si kasir.
berdiri di antara dua rak makanan, gie mengintip ke arah kasir dan cctv sekitar, ten hanya diam di belakang merapalkan doa dalam hati berharap tidak berakhir di jeruji besi.
kepala gie bergerak cepat ke sana ke mari begitu juga tangannya yang lihai mengambil makanan dan disembunyikan di balik baju dan jeansnya. ia memberikan sebagian minuman hasil curian ke ten mengakibatkan gerak panik dan cepat dari si pemilik nama sepuluh itu.
"demi tuhan ini mendebarkan." cicit ten.
setelah cukup, mereka mengendap-endap menuju pintu keluar, berjongkok dan berusaha tidak mengeluarkan suara, untungnya si kasir tengah berada di alam bawah sadar, oh malangnya.
keduanya membuka pintu cepat dan berlari menuju manapun diselingi tawa besar berbalas teriakan ancaman memerintah diam dari penghuni sekitar.
"seru sekali. untungnya kali ini berhasil." ujar gie setelah mereka duduk di atap bangunan tua.
mereka memilih tempat yang pas, menampakkan keindahan malam yang ricuh juga senyap.
"kali ini? kamu udah pernah ngelakuin tindakan kriminal begini?"
"kamu pikir teknik yang tadi kita pakai itu hasil curian dari youtube? enggak level deh, mendingan dari pengalaman."
gie mengacungkan jempolnya sambil tersenyum tentram, mulutnya penuh berisikan doritos.
si adam ternganga, ini pertama kali baginya. semua terasa mencekam tapi juga melegakan. ten meraih minuman dan meneguk, cukup menghapus letih dari berlari dan debaran jantung penuh takut.
"santai aja, cuman segitu doang. bentar lagi bakalan lebih seru."
"aku nggak mau, cukup deh. ini juga harus jadi yang terakhir buat kamu."
"enggak bisa gitu, aku lupa ngambil rokok tadi." balas gie tajam, matanya berkilat.
ten mengudarakan napasnya, bersandar pada papan di belakangnya dan memejamkan mata.
sampai damainya terusik napas yang diterima wajahnya, ten membuka mata mendapati gie yang berjarak sangat dekat, menatap dalam samudera kembarnya.
"rebellion isn't always a bad thing, honey.
kita perlu membebaskan diri daripada memenjarakan." gie berbisik.
and the last thing ten knows is he already feel gie's lips on his.
##
-and i could already feel your kiss-
© epochsolitude
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberries & cigarettes ✓
Fanfictionikut aku berkelana, malam ini kita sewa. chittaphon's au ; selesai. © epochsolitude, 2020 06/02/20