✔08✔

239 24 7
                                    

Happy Reading:>


Hari ini sudah hari ke enam semenjak sanaya koma. Dan hari ini juga san akan memutuskan semua nya, dia akan menyelamatkan sanaya atau justru membiarkan sanaya mati.

San akan memutuskannya nanti sore jam 06.00 PM. dan sekarang pula nara dan seonghwa merasa gagal menjadi sahabat atau kakak bagi sanaya, karena mereka sampai sekarang belum mendapatkan donoh darah.

Sesulit itu mencari orang yang bergolongan darah AB. Bahkan seonghwa dan nara sudah hampir mencari seluruh kota tapi tidak ada yang bergolongan darah AB.

ada sih tapi seseorang yang mempunyai golongan darah AB sedang tidak sehat jadi tidak bisa mnedonorkan darahnya, lagi pula seperti nya dia juga tidak mau mnedonorkan darahnya untuk sanaya. Terlihat dari bagaimanan dia menatap nara dan seonghwa secara sinis.

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 05.30 PM, itu artinya setengah jam lagi san akan memutuskan semuanya.

-:-

"Ya tuhan....sesusah itu mencari orang baik yang ingin mendonorkan darahnya, sanaya salah apa sampai sesusah itu membiarkannya hidup bahagia" ucap nara gelisah

"Ra kakak udah cari tapi belum dapet juga, susah banget carinya" ucap seonghwa gelisah

"Astaga! Kenapa tuhan! Tolong biarkan sanaya hidup sekali lagi, kali ini aja!" Ucap nara yang sudah menangis

Saat mereka berdua mengeluh pada tuhan tentang sanaya. Tiba tiba dokter berjalan keruangan sanaya.

"Ayo kita mulai operasinya" ucap dokter

"Operasi? Memang sudah dapat pendonor nya?" Tanya seonghwa

"Sudah, ada seseorang yang berbaik hati ingin mendonorkan darahnya untuk sanaya" ucap dokter

"Siapa orang nya dok?" Tanya nara semangat

"Biar kalian lihat sendiri nanti setelah operasi, orang itu masih belum sadarkan diri karena darah yang diambil cukup banyak" ucap dokter

"Baiklah dok, silahkan dimulai operasinya" ucap seonghwa yang diangguki oleh nara

Dokter dan para suster membawa sanaya menggunakan ranjang rumah sakit, memasukan nya keruang operasi diikuti seonghwa dan nara.

"Mohon tunggu diluar, kami akan memberi tahu setelah selesai operasi" ucap suster lalu menutup pintu operasi

Operasi dimulai jam 06.30 PM. Seonghwa dan Nara menunggu didepan ruang operasi. Nara yang sedari tadi mondar mandir tidak jelas dan seonghwa yang sedang berusaha mati matian untuk tenang walaupun dia sangat khawatir dengan sanaya.

"Ra tenang dulu, gue pusing liat lo mondar mandir kayak orang gila" ucap seonghwa berusaha menenangkan nara

"Tapi kak-" ucap nara terpotong

"Sanaya pasti baik baik aja" ucap seonghwa ditekankan disetiap kalimat kalimat yang dia ucapkan

"Okh, aku bakal tenang" ucap nara lalu duduk disebelah seonghwa

Bukannya nara tenang dia malah tidak bisa diam, kakinya selalu menggerak gerak kencang hingga sedikit mengguncangkan kursi yang diduduki oleh seonghwa.

"Tenang nara!" Ucap seonghwa memperingati

"Iya iya kak" ucap nara lalu sebisa mungkin tenang

Operasi masih dilakukan sampai jam 08.30 PM, dan seonghwa dan nara masih setia menunggu sanaya disana. Menunggu kabar baik dari dokter selepas operasi. Sampai jam menunjukkan pukul 09.00 PM, pintu ruangan operasi terbuka menampakan suster yang sedang membawa sanaya menuju ruangan sebelumnya sanaya dirawat.

Setelahnya dokter pun datang menghampiri seonghwa dan nara. Seonghwa dan nara yang melihat dokter langsung berdiri dengan tegap selayaknya tentara.

"Tenang tenang jangan tegang" ucap dokter berusaha menenangkan

"Gak bisa dok, jadi gimana operasinya?" Ucap nara cemas

"Operasi yang dilakukan berjalan lancar tapi sanaya baru bisa bangun dan dijenguk besok, sanaya akan satu ruangan dengan pendonor" ucap dokter

"Loh kok satu ruangan?" Ucap seonghwa diangguki nara

"Yang meminta ini pendonornya sendiri, mohon dimaklumi" ucap dokter

"Tapi sanaya bakal baik baik aja kan satu ruangan sama pendonor?" Tanya nara khawatir

"Tenang pendonor tidak akan jahat, kami para dokter dan suster akan melihat dan menjaganya dua puluh empat jam penuh" ucap dokter

"Huhh!....syukur, makasih tuhan" ucap nara

"Kalian boleh pulang dan kembali besok, dan saat sanaya bangun kami akan memberi tahu kalian" ucap dokter

"Makasih dokter" ucap seonghwa

"Sudah menjadi kewajiban kami, yasudah saya permisi dulu" ucap dokter

"Silahkan" ucap nara

Setelah dokter pergi nara dan seonghwa benar benar senang sampai mereka berpelukan, lalu mereka melepasnya saat sadar apa yang mereka lakukan.

"Pulang mau?" Tanya seonghwa

"Gak kak, aku mau jagain sanaya aja" ucap nara

"Pulang aja. Kamu udah lama gak pulang, orang tua kamu pasti khawatir banget sama keadaan anak kesayangan nya" ucap seonghwa

"Mereka ngerti kok kak" ucap nara

"Jangan ngeyel deh, pulang ya pulang. Kakak juga mau pulang atau perlu kakak gendong?" Ucap seonghwa

"Gak kak makasih, yaudah pulang" ucap nara

Akhirnya nara pulang diantar oleh seonghwa, setelah mengantar nara pulang seonghwa pulang kerumahnya sendiri dan menenangkan pikirannya yang sempat kacau karena operasi itu.

Tbc.

.......

Hai hai aku update nih. Ada yang penasaran gak siapa yang donorin darahnya buat sanaya?

.......

Kalau penasaran baca chapter selanjutnya, dichapter selanjutnya aku bakal kasih tau siapa yang donorin darahnya buat sanaya.

.......

Mana nih dukungannya? Dukung ayo biar semangat lanjutin nya sampai tamat. Jangan jadi pembaca gelap, harus meninggalkan jejaknya ya!

.......

No Copas!!!

.......

~Jodoh San~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My First Love || Choi SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang