Chapter 5

28.6K 1.1K 14
                                    

Ella tertawa. "Iya, Ella percaya. Ella juga begitu." Donovan tertawa dengan tawa kekanak-kanakannya.

Tak butuh waktu lama mengantre, tibalah giliran Donovan. Calon mertuanya mengambil piringnya dan mengisi lumayan banyak nasi di sana, kemudian Donovan menatap bingung lauk serta tambahan yang tersedia di sana.

"Dodo mau lauk apa?"

"Um ...." Donovan memanyunkan bibirnya, kemudian meletakkan telunjuk ke dagu. Seakan berpikir. Ella dan ibunya tersenyum geli melihat tingkah polosnya. "Itu apa?"

Ella menatap ke arah tunjukkan Donovan. "Oh, opor." Tunjukkannya mengarah ke wadah berisi ayam dan daging berkuah kental warna kuning. "Kalau ini ikan salmon goreng, ini nugget ikan, tempe, tahu, telur asin."

"Ella aja yang pilih, Dodo bingung." Donovan menggaruk kepalanya.

"Lho, entar kalau Dodo gak suka gimana?"

"Dodo suka makan apa aja!" Donovan tertawa pelan.

"Dodo ada punya alergi?" Donovan menggeleng. "Kalau gitu ... kita coba semua lauknya, ya."

"Oke!" Donovan mengeluarkan tanda ok di tangannya. "Tapi Dodo gak suka sayur."

"Dodo ... sayurnya enak, lho. Liat, temen-temen kamu suka makannya." Ella menunjuk ke arah anak-anak yang makan makan siang mereka dengan lahap. "Sayur bikinan Ella sama Bunda rasanya gak bakal kerasa kayak sayur."

Donovan masih terlihat enggan.

"Dodo, sayur itu bikin sehat, kuat, kalau kamu makan sayur nanti kamu bakalan tambah cerdas dan banyak energi pas mau lakuin sesuatu, salah satunya main. Lagi, lagi, lagi ... masa, kamu kalah sama temen-temen kamu yang suka makan sayur?"

"Iya, Kak Dodo! Sayur enak!" Mereka menoleh dan menemukan seorang anak memperlihatkan dirinya memakan sayur dengan begitu keenakan. "Buatan Bunda emang paling maknyus! Iya, gak, temen-temen?!"

"Bener!"

Ella dan ibunya tertawa.

Donovan menghela napas panjang. "Iya, Dodo mau, deh."

Ella pun mulai mengisi piring dengan lauk pauk, kemudian sayur, dan mengambil buah. Mereka menuju ke salah satu tempat makan yang kosong dan duduk di sana. Mulai, Ella mengaut sesendok nasi, disertai sedikit lauk dan sayuran di sana.

Donovan melihat dengan mata yang ngeri serta takut.

"Pesawatnya datang ... aaa ...." Donovan menjauhkan wajahnya sedikit kala sendok berada tepat mengarah ke bibirnya. "Lho, bandaranya jangan tutup. Entar pesawatnya marah-marah karena telat ke tujuan."

Donovan tertawa.

"Pesawat marah." Ella ikut tertawa, sementara Donovan mulai membuka mulutnya. Sesendok makanan itu masuk, dan kala keluar semua yang ada di sana telah terpindah ke mulut si pria. Ia mengunyah dengan agak menyerngit takut, namun lama-kelamaan ....

"Gimana, enak?"

"Enak!" Donovan mengangguk antusias. "Sayurnya manis, renyah, enak! Banyakin sayurnya!"

Ella kembali mengautkan sesendok nasi, dan sesuai keinginan membuat sayurnya lebih banyak. Namun, kala ingin menyuapkan ke Donovan, pria itu enggan lagi. "Eh, ini giliran calon istri! Dodo lupa!" Dodo tertawa sambil menepuk keningnya. "Giliran Ella, Ella gak boleh sampe telat makan!" Sementara Ella ... mengulum senyum dengan tersipu malu.

Cerita ini tersedia di
Playbook: An Urie
Karyakarsa: anurie
Dan bisa dibeli di WA 0815-2041-2991

SPECIAL HUSBAND [B.U. Series - D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang