Syarat masuk SMA Negeri favorit di Surabaya adalah dengan sistem penilaian, 60% nilai Tes Kemampuan Akademik dan 40% nilai UN. Sudah masuk pun, masih harus tes untuk pengelompokkan jurusan? Padahal aku sudah jelas menandai IPS saat daftar ulang. Kukerjakan apa adanya, tidak banyak berpikir, karena aku ingin masuk ke kelas IPS, biar santai nggak banyak ngitung dan ketemu rumus-rumus aneh.
Kelas sangat sunyi, tampak semua sangat serius mengerjakannya. Aku hanya mengerjakan beberapa nomor yang ku bisa, bahkan aku sempat tertidur di beberapa sub-tes. Bosan dan kantuk yang mengelilingiku seketika berhenti saat jam istirahat. Dengan cepat aku berdiri dan mengumpulkan lembar jawaban, lalu aku ambil HPku, kangen sekali rasanya. Cukup lama aku di dalam kelas, akhirnya kakakku, atau lebih akrab dipanggil kembaranku, Ano datang menjemputku di kelas.
" Permisi, Ito ada? "
" Ada mas.. " jawabku seraya menghampirinya, namun ia tidak tertawa atas lawakanku barusan.
Sepertinya Ano sedang galau maksimal, mungkin gara-gara tidak bisa mengerjakan tesnya dengan baik? Tapi aku tidak bertanya lebih lanjut perihal itu, kami langsung menuju musholla untuk menunaikan ibadah Shalat Dzhuhur.
Seperti dugaanku, selama perjalanan menuju Musholla, banyak mata tertuju pada kami, seakan-akan mereka baru pertama kalinya melihat saudara kembar identik. Mungkin juga beberapa diantara mereka sedang mengagumi betapa gantengnya aku.
Memasuki kawasan musholla, kami ambil wudhu, lalu menunggu jamaah yang ingin shalat berjamaah. Terlihat Imam shalat kali ini adalah seorang siswa kelas 12, aku menyimpulkan ini merupakan kloter shalat yang ke-sekian, karena umumnya, shalat dipimpin guru, tapi kali ini siswa. Usai shalat, kami putuskan untuk pergi ke kantin.
Akhirnya kami sampai di kawasan terbaik di setiap sekolah, kantin. Terlihat banyak jajanan yang dijajakan, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Tidak sengaja, kami memutuskan untuk pergi ke kantin yang berada di baris kedua dari Barat, terpampang spanduk bertuliskan, " Kantin Bu Ali ". Perlahan kami menyusuri makanan yang dijajakan, aku mengambil Mi Jawa, Ano mengambil Mi Jawa Pedas dan dua air mineral, satu untukku dan satulagi untuknya. Setelah memilih, kami bayar dan melesat mencari bangku yang masih kosong.
Di pojok Barat ada bangku yang masih kosong, sontak kami duduk dan menyantap lahap makanan kami. Rasanya enak, tidak menyesal aku antri dan berdesak-desakkan. Ano pun terlihat sangat cepat menghabiskan makanannya, yang artinya dia lapar dan makanannya enak.
" Udah dapet gebetan belom To? " tanya Ano sambil menutup botol air mineralnya.
" Belom No, aku ae duduk sendirian, kon uwes yo? " aku bertanya balik, apa dia sudah dapat gebetan atau belum.
" Menurutmu? " iya, belom, kan hatinya sudah terkunci untuk satu perempuan paling beruntung di dunia, yang ternyata juga masuk ke SMAN 25. Kasian Ano, gagal lagi mau moveon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Highschool Reality : When the Journey Begin
TeenfikceCerita singkat mengenai indahnya masa SMA yang bukan cinta melulu