Sofia POV
Anjir, Hannah itu juga super tajir.
Kita lalu masuk dan melewati sebuah lorong dan masuk ke ruangan yang sangat luas yang isinya terdapat puluhan mobil klasik yang udah seperti showroom aja! Wow!
Dari Bentley, Ferrari, Cadillac bahkan Alfa Romeo. Gue ga begitu tau nama-namanya tapi serius deh ini emang udah seperti museum mobil-mobil vintage!
"See, sekarang loe tau kan kenapa gue menyebutnya museum", kata Hannah.
"Ok, I got it. Em, tapi hobi Papa loe sungguh luar biasa"
"Yang ada buang-buang duit tau. Ck ck"
"Loe pernah naik semua mobil ini?, tanya gue.
"Cuman beberapa, itu pun muter kompleks ini doank. Yang lain itu cuman di pajang mulu plus di gosok ampe super kinclong", jelas Hannah tapi kemudian dia tertawa.
Hmm, gue suka melihat Hannah ketawa gini dan tidak terlihat murung seperti awal-awal kita ketemu. Hannah juga malam ini terlihat cantik. Dia memakai chambray shirt yang bagian depannya di masukkan ke dalam skinny jeans hitamnya dan dia entah sengaja atau tidak membuka tiga kancing depannya!
Holy Moly!
"So, jangan bilang kita bakal ketemu orangtua loe serta makan malam di sini?", ucap gue was-was. Ya gimana, gue ga tau bakal di bawa ke rumahnya kan!
"No, not today. Kedua orangtua gue ga di rumah dan kita makan malam di sana", kata Hannah menunjuk sebuah backyard luas di bagian belakang rumahnya.
Kita lalu berjalan lagi dan Hannah membuka pintu yang menuju backyard yang areanya berupa rumput hijau luas dan pepohonan yang tampak tertata rapi dan menutupi semua area bagian rumah Hannah.
Gue lalu melihat sebuah rumah pohon yang terlihat kecil dari tempat kita berdiri.
"Don't tell me you'll bring me to that tree house!", kata gue.
"Yupp, you're absolutely right miss Sofia", jawab Hannah tersenyum lalu menarik tangan gue yang masih dia genggam dan berjalan ke sana.
"Waa, gue ga pernah naik ke rumah pohon!"
"Then, let's go there", katanya sambil membelai punggung tangan gue dan membuat gue menjadi excited.
Setelah 5 menit berjalan dan menaiki tangga yang membuat gue sedikit takut akhirnya kita berhasil menaiki rumah pohon ini juga.
Ternyata di dalamnya lumayan cozy dan ga seburuk dugaan gue.
Ada kursi santai untuk membaca dan tangga menuju atap.
Lalu sudah ada makanan di situ dan semuanya tertata dengan apik.
"Loe udah laper belum? Karna makanannya udah mulai dingin sepertinya kalau ga kita makan sekarang", kata Hannah menarikkan sebuah kursi buat gue. Dia lalu duduk di samping gue.
"Bukan loe kan ini yang nyiapin?", tanya gue menyipitkan mata gue.
"Tentu aja bukan. Pelayan gue yang tadi nyiapin pas kita otewe kesini", jawabnya lalu mengambilkan steak dan mengiriskannya buat gue.
"Thank you", kata gue.
"Well done terderloin steak with barbeque sauce and potato chips, bener kan?", tanyanya.
"Yupp, loe inget deh", jawab gue terkesima karena dia inget steak kesukaan gue.
"Karna loe sering pesen itu kalau kita pergi ke restoran meat and grill", ucap Hannah sambil memakan steak medium well-nya.