Chapter 18 - Panic

5.7K 558 15
                                    

Sofia POV

Gue sumpah khawatir ama Hannah dan hanya menunggu di mobil gini membuat gue berpikiran aneh-aneh!

Gak akan terjadi apa-apa kan sama dia?

Gue pasti akan membunuh si Brian dan membuat hidupnya sengsara jika dia berbuat macam-macam ke Hannah gue!

Udah 20 menit berlalu dan Hannah ngapain sih lama-lama di dalam, arghhh. Bikin gue frustasi aja!

Apa gue masuk ke dalam aja dan melihat situasi? Hmm.

Tapi tak lama gue pun melihat Hannah keluar dari resto tersebut. Ah, untunglah dia ga kenapa-napa.

Dia lalu berjalan ke sini dan gue udah ga sabar buat meluk serta menciumnya. Maybe habis ini kita bisa pergi ke bar dan minum-minum di sana.

Tapi tiba-tiba Hannah berjalan terhuyung-huyung dan memegangi kepalanya. Shit! No, no, no, no!

Gue pun segera keluar dari mobil dan melihat Hannah terjatuh di parkiran.

"HANNAHHHH......!!!!", tereak gue lalu berlari ke arahnya.

Fuck, apa yang terjadi? Apa Brian beneran men-spike minumannya? I'll kill him later!

"Hannah, bangun baby...please...", kata gue sambil menangis dan memeluk tubuhnya.

Gue lalu moncoba mengendalikan diri agar tidak panik, mengambil hape dan menghubungi rumah sakit terdekat untuk mengirim ambulance kesini secepatnya.

Orang-orang pun segera menghampiri kami dan satpam hotel pun mengangkat tubuh Hannah ke area yang lebih aman lalu bertanya ke gue, "Ini tadi kenapa mbak?"

"Ga tau, dia tiba-tiba terjatuh dan ga sadarkan diri Pak", kata gue masih meneteskan air mata.

"Udah manggil ambulance belum?", tanyanya.

"Udah, ini sedang menuju kesini pak"

Tak lama pun ambulance datang dan pak satpam itu kembali mengangkat tubuh Hannah ke ambulance dan gue pun ikut masuk ke dalamnya.

Dokter di dalam ambulance itu pun langsung memberikan penanganan medis ke Hannah dan memeriksanya.

"Bagaimana dia?", tanya gue ke dokter itu.

"Denyut nadinya sangat lemah dan saya belum bisa memastikan kondisinya sekarang. Oh ya, siapa nama pasien ini?", tanyanya.

"Hannah..., Hannah Wilson", kata gue memegang tangan Hannah yang agak dingin. Shit, bertahanlah baby.

Dokter tersebut lalu menghubungi pihak rumah sakit dan saat udah mau sampai, ternyata mobil ambulance tersebut ga berbelok dan dokter tersebut berkata ke supirnya untuk tancap gas ke rumah sakit pusat di kota!

"Apa-apaan ini, kenapa harus ke rumah sakit itu dan ga ke rumah sakit terdekat? Kalian ga ngerti situasi genting yang terjadi sekarang?", kata gue dengan emosi.

"Mbaknya jangan emosi dulu, kita mengikuti sesuai prosedur yang ada. Tenang aja"

"Tenang? Kalau sampai terjadi apa-apa sama cewek ini, gue pasti akan menuntut kalian semua!", gue pun mengancam mereka dan mereka terlihat sedikit kaget.

Tak lama kita pun tiba di rumah sakit pusat di kota dan saat gue turun, gue kaget melihat begitu banyak dokter yang udah nunggu di sana!

Dan Hannah segera di bawa ke IGD dan saat gue mau mendaftarkannya, pegawai rumah sakit tersebut bilang kalau semua udah di urus.

Hah, apa yang sebenarnya terjadi? Gue ga ngerti sumpah!

Gue pun hanya berjalan mondar-mandir dan menunggu Hannah di luar dengan cemas! Kenapa waktu terasa lama banget sih! Mana gue sebenarnya benci bau rumah sakit!

Tiba-tiba ada seorang dokter wanita cantik berumur 40-an yang menemui gue. Wajahnya terlihat ga asing dan auranya sungguh membuat orang menjadi tertekan.

"Kamu yang tadi nganter Hannah?", tanyanya dengan nada dingin.

"Iya dok", jawab gue.

"Apa yang tadi terjadi?"

Gue pun lalu menceritakan apa yang terjadi tadi dan dokter itu terlihat ga senang sama sekali.

"Jadi setelah dia kencan dengan cowok yang namanya Brian dia jatuh dan ga sadarkan diri?", tanyanya merangkum semua kalimat gue.

Gue hanya mengangguk.

"Brian temen sekelasnya?", tanyanya.

"Iya dok, kami semua sekelas. Hannah gimana? Bisa saya menemuinya?", tanya gue.

"Bisa kamu menuliskan siapa nama lengkap Brian terlebih dulu?", tanyanya memberi gue kertas dan pulpen dari saku jubahnya.

Gue pun bertanya-tanya kenapa nih dokter pengen tau nama lengkap Brian yah? Gue pun segera menuliskan nama Brian dan menyerahkannya ke dokter itu.

Dokter itu lalu berkata, "Kamu lebih baik pulang aja dan beristirahat. Makasih udah nganter Hannah kesini"

"Gak, saya ga ingin pulang. Saya harus melihat bagaimana kondisi Hannah dan memastikan dia baik-baik aja karena dia sangat berarti buat saya. Tolong dok, ijinkan saya melihatnya", kata gue memohon pada dokter tersebut.

Dokter itu lalu melihat gue dengan tatapan sedikit heran, "Kamu siapanya Hannah?"

"Saya sahabat baiknya dan kami...", kata gue sedikit tercekat dan ga meneruskan kata-kata gue. Apa yang harus gue bilang? Ga mungkin bilang gue ama Hannah saling menyukai kan?

Dokter itu kini menghela nafas dan tiba-tiba memegang lengan atas gue sekilas dan membuat gue sedikit bertanya karena perubahan sikapnya yang menjadi hangat.

"Hannah baik-baik aja. Dia sudah di bawa ke ruang VVIP jika kamu mau melihatnya. Emm, siapa nama kamu?"

"Oh syukurlah kalau begitu", gue pun langsung merasa lega dan melanjutkan berbicara, "Nama saya Sofia dok"

"Sofia, perkenalkan, saya Mamanya Hannah", katanya langsung menjulurkan tangannya dan membuat gue shock akut!

Ga salah denger kan gue? Dia Mamanya Hannah! Holy fucking shit!

Gue pun langsung menjabat tangan beliau secepat kilat dan sedikit membungkuk, "Sa-salam kenal Tante. Maaf saya ga tahu kalau Tante Mamanya Hannah"

"Gapapa. Kamu mau melihat Hannah kan? Ikuti aja Tante"

Dan Mama Hannah pun langsung berjalan dengan anggun di depan gue dan gue mengikutinya di belakang.

Njir, Mamanya Hannah itu dokter rumah sakit pusat dan terbesar di kota ini! Gue sumpah ga nyangka sama sekali! Dan gue sekarang bisa mengerti sifat cool Hannah menurun dari siapa!

Fuck, pantes aja wajahnya terlihat tidak asing dan seakan merefleksikan Hannah banget!

Tiba-tiba kepala gue berputar-putar dan tak bisa berkata-kata karena banyak hal yang melintas di pikiran gue saat ini!

Ah, pantesan juga tadi begitu banyak dokter yang udah menunggu Hannah di luar dan segera merawatnya!

Shit, gue bener-bener speechless!

Hannah, loe seriusan membuat gue terus terkejut sama diri loe! Dan loe berhutang begitu banyak penjelasan dan cerita tentang diri loe nanti ke gue!

Yang jelas sekarang loe harus cepet pulih dulu my baby!

***

You can vote and comment on this story, thanks for reading :)

Call You MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang