Gagal Presentasi

3 1 0
                                    

--Writer POV--


"Gue gatau La, sumpah. Minggu lalu udah gue cek kok, semuanya lengkap, udah gue masukin ke satu folder," tukas Dito tak mau disalahkan.

"Ya itu kok bisa kaya gitu? Lo kerjain semua di laptop lo kan? Kenapa tiba-tiba ilang?" Lala tak mau kalah. Wajah mereka berdua tampak kesal dan frustasi. Makalah yang sudah mereka buat sebulan ini sia-sia belaka. Powerpoint yang sudah Lala, Dito, dan Nita buat lengkap dengan gambar dan video yang mereka ambil sendiri hilang tepat pada hari mereka harus mempresentasikannya.

Diantara wajah-wajah frustasi itu, hanya Nita yang tampak tenang. Ini karena ia sedang berbahagia dan moodnya sedang baik.

"Nit, kita masih pusing mikirin presentasinya gimana malah lo senyum-senyum ga jelas!!" Sembur Lala kesal.

"Yaudah deh gausah diambil pusing. Kan kita masih punya hardcopy-nya. Masih bisa buat lagi kan powerpoint-nya?"

"Gitu ya lo enak ngomongnya. Tapi waktu kita cuma dua jam, Non, gausah ngaco deh lo..!" 

"Elah ya biasa aja kali Non, gausah ngegas ngomongnya,"

"Ya lo punya masalah malah gampangin,"

"Lo tuh yang besar-besarin masalah,"

"Eh udah, udah. Kalian jangan malah berantem," kata Dito menengahi mereka berdua, "Gue udah buat sih, ppt yang baru semalem, tapi bener-bener polos dan gaada apa-apanya. Kalian berdua juga gue hubungin semalem gabisa, kemane aje? Gue lembur nih sampe jam dua,"

"Yaudah, baguslah kalo lo udah buat. Kan berarti kita punya dua jam, dipake aja buat nambahin gambar ama video,"

"Gimana? Download? Ya mesti ketahuan lah. Lagian buat apa kita capek-capek wawancara kalo akhirnya videonya download?" Lala masih tidak terima.

"Terus lo mau kita wawancara ulang gitu?"

"Bukan gitu Nita geblek, lo paham maksud gue,"

"Percuma juga, waktu kita mepet. Kemaren juga Dito udah bilang masing-masing harus punya file-nya lo malah gampangin,"

"Lah, lo nyalahin gue?!"

Nita menghela nafas, tidak ingin moodnya pagi itu hancur karena emosi Lala. Perhatiannya kini beralih ke Dito, "Point-point-nya udah lo masukin semua kan di ppt?"

Dito mengangguk, "Iya, nih, tinggal animasi, gambar, sama video aja. Semalem sumpah gue capek banget dan ketiduran. Ini aja bab terakhir gue selesaiin pagi tadi,"

"Seadanya aja gapapa Dit, kita mending sekarang ke perpus buat cari bahan  pelengkapnya,"

"Loh, kan yang kurang cuma animasinya aja?" Dito bertanya heran.

"Ya iya, males gue di sini, emosi terus bawaannya. Kan sekalian ke perpus numpang wi-fi, hehe.."

Dito hanya tersenyum garing, mengikuti langkah Nita menuju perpus. Sedangkan Lala berdecak sebal dengan emosi yang masih tersulut di ubun-ubunnya mengikuti mereka berdua.

♥♥♥

Apakah perjuangan mereka sia-sia? Bisa ya, bisa juga tidak. Dua puluh menit setelah bel masuk, belum ada tanda-tanda dosen masuk ke kelas mereka, hal itu mereka manfaatkan untuk melengkapi powerpoint mereka. Tapi kemudian ketua kelas mengabarkan kalau kelas mereka pagi itu kosong dan presentasi ditunda.

Lala yang emosinya sudah mulai mereda kini tersulut kembali.

"Dosen gajelas, perjuangan kita sia-sia dua kaliii... Nita geblek,"

Love Story Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang