2 : My Privasi

57 5 3
                                    

Laki-laki yang sering di sapa Rendy itu menyodorkan minuman serta handuk kecil kepada sahabatnya. "Ni di pake"ujarnya.

Kini mereka di taman sekolah,tepatnya di sebuah bangku yang tertutup dari sinar matahari. Rendy mendudukkan dirinya tepat di samping perempuan itu.

Ranjani,perempuan sederhana yang harus pindah sekolah karena di sekolah lamanya ia terkenal karena Attitude nya yang buruk. Atau lebih tepatnya ia terlalu mengabaikan sekitarnya.

Dia di fitnah melakukan hal hal keji yang padahal tidak dia lakukan.

Ranjani di keluarkan dari sekolah. Entah yang dilakukan para guru itu benar atau salah. Tapi inilah kenyataan pahitnya hidup.

Padahal awalnya tak ingin melanjutkan sekolahnya,tapi ketika Ibunya berkata. "Ibu mau kamu jadi dokter yang cerdas. Biar bisa merawat ibu kalau sudah tua nanti."

Sedangkan kini anggota keluarga yang dimilikinya hanyalah Sang Ibu. Ia benar-benar ingin mewujudkan impian Ibunya sebelum terlambat.

Ia orang miskin,ayahnya baru meninggal satu tahun yang lalu,dan kini Ibunya sudah mulai sakit-sakitan. Ranjani harus bekerja paruh waktu agar ia bisa bertahan hidup. Iapun harus belajar giat agar bisa masuk kuliah dengan biaya siswa.

Karena kondisi ekonominya,Ran dihina,di bully,sering dituduh yang bukan-bukan. Ditambah lagi ia sering di tuduh maling oleh teman-teman sekelasnya sendiri.

Terkadang ia berpikir, sebenarnya apa salahnya?apa karena menjadi orang miskin ia mendapat perlakuan kejam?

Bukan hanya disekolah,diluar sekolahpun ia mendapat perlakuan tak pantas. Contohnya seperti tadi. Hanya karena buku ia harus dipermalukan di depan orang banyak.

Bajunya yang awalnya basah kini mulai mengering. "Lo bikin masalah apalagi sih Ran?belum resmi lo pindah di sini dah bikin masalah lagi"ujar Rendy.

Perempuan yang sering di sapa Ran ini menjawab dengan ketus,"gak usah banyak tanya,aku lagi malas debat"

"Lo gak boleh bikin masalah lagi Ran kayak sebelum-sebelumnya. Gue gak pengen lo di hina lagi. Gue pengen drajat lo disini lebih tinggi di banding sekolah lo sebelumnya"

Ran hanya diam,sebenarnya ia tak ingin lama-lama di dekat Rendy. Bukannya apa,tapi ia tak suka dengan orang yang terlalu baik padanya. Ran tak ingin dianggap rendah atau dikasihani oleh orang lain.

Ia beranjak dari bangkunya dan hendak pergi meninggalkan Rendy. "Ran,tujuan lo disini memulai lembaran baru"perkataan Rendy membuat langkah Ran terhenti.

"Tau apa kamu tentang hidupku"

"Gue tau Ran,lo pasti pengen mewujudkan impian nyokap lo kan?gue tau Ran,semua anak berpikiran sama dengan lo. Tapi kalau usaha lo segini doang mana bisa lo jadi dokter. Sekarang kita sudah kelas 12 Ran,kita udah gak punya waktu lagi buat santai. Masadepan lo buat jadi dokter udah di depan mata. Lo harus belajar lebih giat lagi biar dapet beasiswa"

Panjang lebar Rendy bicara membuat Ran merasa kesal. Pasalnya ia belum pernah menceritakan masalah keluarganya pada siapapun. Tapi mengapa Rendy bisa tahu?.

Ran membalik tubuhnya menghadap Rendy. "Kamu tau darimana tentang ini?"

Rendy dengan percaya diri mengeluarkan buku Diary Ran dari tasnya. "Gue baca ini"

Ran benar-benar merasa kesal. Ia tak pernah membiarkan siapapun membaca buku Diarynya. Tapi Rendy malah dengan santainya bicara bahwa ia telah membaca buku itu.

Bergegas Ran merapas buku itu dari Rendy. "Ren tolong ingat ini. Aku tau keluarga kamu berjasa banget buat keluargaku. Aku tau kamu selalu ada saat aku dan Ibu lagi susah. Tapi tolong Ren,aku juga punya rahasia yang gak seharusnya kamu tau. Tolong jaga privasiku. Jangan lancang baca buku ku tanpa izin. Aku bener-bener gak suka itu"

Setelah melontarkan beberapa kata Ran langsung meninggalkan Rendy yang terdiam karena merasa bersalah. Memang benar ia lancang. Tapi apa persahabatan mereka selama 9 tahun ini kurang agar Ran bisa percaya pada Rendy?.

Lagipula ia tak membaca semuanya.

***

Tama berbaring santai di kasur empuknya. Saat ini sudah pukul 7 malam. Ia sudah selesai makan malam bersama keluarganya.

Sesibuk apapun,orang tua Tama selalu menyempatkan makan malam bersama setiap harinya. Tama juga punya adik perempuan bernama Kirana. Kirana berusia 3 tahun lebih muda dari Tama.

Hati Tama terasa gelisah,ia merasa sangat bersalah pada perempuan yang tadi disiram oleh Hana. Hana memang kurang ajar,tidak punya tata krama sama sekali.

Dia pikir Tama akan jatuh cinta padanya jika berbuat seperti itu?cuih,yang ada Tama tak sudi melihat perempuan itu lagi.

Selalu saja terbayang-bayang wajah perempuan yang tidak ia ketahui namanya itu. Wajahnya nampak asing. Tamapun belum pernah melihat seragam yang ia kenakan itu sebelumnya.

Tok tok

"Bang,ada kak Romeo sama kak Juna tu diluar"ujar Kirana.

Ah iya benar,gara-gara memikirkan Perempuan itu,Tama jadi lupa kalau malam ini ia ada janji dengan Romeo dan Juna untuk pergi ke pesta ulang tahunnya Clarisa.

"Suruh masuk dulu gih,bilangi Abang lagi siap-siap"

Kirana mengangguk paham lalu pergi. Tama segera mengganti pakaiannya dan menghampiri Kedua teman dekatnya itu. Siap-siap Laki-laki tak sama seperti perempuan. Tak butuh waktu lama bagi Tama untuk bersiap.

"Tam,lo di telponi gak diangkat. Sok ngartis"gerutu Juna

"Hp gue di charger, gue kelupaan kalau hari ini ulang tahunnya Clarisa."

"Skuy dah,gass. Ntar si Ratu iblis tu ngomel ke gue lagi"sahut Romeo.

Juna dan Tamapun terkekeh. "Si juliet?"tanya Tama. Wajah Romeo memberi isyarat seakan-akan berkata'iyalah,emang siapa lagi'

"Padahal nama kalian serasi tau,Romeo And Juliet. Kok kalian malah sering berantem terus sih?kalau jodoh gimana?"ejek Juna

"Mati muda gue kalau jodoh sama dia"

"Hush,omongan doa"bantah Tama.

You : I Still Remember The Firts Day I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang