8 : Ask

7 0 0
                                    

Sudah jalan seminggu kehadiran Ran di sekolah barunya. Tampaknya Ran menjadi cukup populer setelah kejadian ia mengabaikan Tama.

Disaat siswa atau siswi lain berusaha mencari simpati dengan Tama,Ran malah menyia-nyiakannya. Tapi,sikap Ran ternyata membuat Tama menjadi ingin tau lebih banyak tentangnya.

Tama cukup di buat penasaran karena sikap dingin Ran.

Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Tama. Ia sebagai Ketua Osis harus meng-handle Anggotanya agar melakukan kegiatan pemilihan Osis tahun ini berjalan dengan lancar.

Mereka memiliki banyak kandidat Perempuan. Sama seperti Tahun lalu,atau lebih tepatnya Osis diangkatan Tama rata-rata seorang wanita.

Anggota Osis terdiri dari dua puluh lima orang, tujuh Laki-laki termasuk Tama dan sisanya Perempuan. Sedangkan dalam kegiatan Osis dibutuhkan lebih banyak Laki-lakinya. Karena tidak mungkin Perempuan di suruh manjat untuk memasang tenda jika ada Event di sekolah.

Kini para Anggota serta Ketua Osis berkumpul di ruang Osis untuk membahas bagaimana caranya agar mendapatkan lebih banyak Laki-laki di Osis.

"Jadi laki-laki yang udah daftar sekarang berapa?"tanya Tama.

"Sekitar sepuluh orang kak"jawab Elisa salah satu Anggota Osis yang masih kelas 11.

"Maksud lo 'sekitar' apaan?"tanya Tama lagi kali ini dengan menautkan alisnya. Tama tidak suka ada kelalaian di dalam Organisasi yang ia pimpin. Ia tak suka ada kesalahan sedikitpun.

"Belum saya hitung kak"

"Cek sana. Dihitung yang bener awas sampai salah"gertak Tama. Elisa mengangguk mengerti dan melaksanakan tugasnya.

"Yang Perempuan udah berapa yang daftar?"

"Tiga puluh orang"ujar Juna. Ohiya,Juna dan Romeo juga Anggota Osis. Mereka berdua itu ekornya Tama,dimana Tama berada pasti ada mereka.

"Osis kelas 11 yang masih aktif ada berapa orang?"

"5 orang kak,Perempuan semua"Jawab salah satu Anggota kelas 11.

"Tahun ini anggota Osis di Tambah 5 orang, jadinya 30 orang. Target gue Laki-laki 20 Perempuan 10. Karena kita sudah punya 5 Perempuan kelas 11 jadi cari 5 orang Perempuan lagi dan 10 laki-laki lagi."

Elisa mengangkat tangannya karena ingin membicarakan sesuatu. "Kak,ternyata Laki-laki yang daftar cuman 8 orang"ungkapnya.

"Oke berarti 12 Laki-laki lagi"

"Tam,susah nyari Cowok yang mau ikut Osis. Apalagi target lo banyak bener"sahut Romeo.

"Karena itu,gue mau kalian semua mikir gimana caranya biar bisa dapat Anggota sesuai target. Gue kasih waktu dua hari dan semuanya harus punya pendapat masing masing."

"Paham kan semuanya?"

"Paham"seru mereka serentak.

"Oke kalau gitu sampai disini aja Rapat hari ini. Ntar gua kabarin lagi kapan Rapat selanjutnya. Selamat siang"kata Tama,selanjutnya ia pergi bersama Romeo dan Juna.

Mereka berjalan menuju kelas.

"Eh Tam,gue kudu nyari ide juga?"tanya Romeo.

"Menurut lo?"

"Iss elo jangan nambah beban gue dong"gerutunya.

"Trus lo maunya gue aja yang terbebani?"

"Ran!"teriak Juna saat melihat Ran melintas. Ran yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh ke sumber suara.
"Eh,lo bedua duluan aja ya gue mau datangi Ran dulu"

Seperti tak mendengar suara Juna,Tama hanya fokus menatap Ran dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak ada yang spesial dari Perempuan itu,tapi kenapa rasanya Tama enggan untuk berpaling.

Berbeda dengan Tama,Ranjani memilih mengabaikan Tama. Kemudian ia menyapa Juna yang menghampirinya. "Hai Ran. Lo mau kemana?"

"Mau ke kelas. Mau bareng?"

"Boleh"

Mereka berjalan menuju kelas sambil bercerita tentang masa kecil mereka sebelum orang tua Juna memutuskan pindah ke Bandung. "Ibu sama ayah lo sehat?"

Ran tersenyum tipis "Ayah udah di jemput Tuhan"

Juna membeku,ia sama sekali tidak tahu tentang kondisi Ran sekarang. "Sorry Ran,gue gak tau"kata Juna dengan memasang wajah merasa bersalah.

"Iya,ngga papa kok"

***

Jam pelajaran terakhir sudah di mulai. Rendy menepuk bahu Ran untuk memanggilnya, ia berbisik "Nanti ulang tahun sekolah lo ikut gak Ran? "

"Gak Ren. Kalau mau tau alasannya nanti aja dibahasnya pas pulang sekolah"

Rendy mengagguk mengerti.

Benar saja Ran tak ikut partisipasi dalam HUT sekolah mereka. Baru beberapa menit yang lalu kepala sekolah mengumumkan bahwa sekolah ini akan merayakannya di Bali. Memenuhi kebutuhan hidupnya saja Ran cukup dibuat kesulitan, apalagi ikut partisipasi acara sekolahnya.

"Lo ada pulpen lebih gak?kotak pensil gue ketinggalan di kelas Tama soalnya"tanya Clarisa.

Ran menganggukkan kepalanya, ia langsung meraih kotak pensilnya dan memberikan pulpen miliknya kepada Clarisa. "Gue pinjem dulu ya"

"Iya"jawab Ran.

Keduanya sekarang kembali fokus ke pelajaran mereka. Namun, Clarisa merasa sedikit terganggu,karena di otaknya banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan pada Ran.

Tama udah kenal Ran sebelum dia masuk sekolah ini?

Ran kok gak mau ikut party sekolah ya?

Ran sama Rendy kok sudah akrab banget sih?

Apa alasan Ran tiba tiba jadi cold girl? Kata Juna dulu dia Happy virus.

Atau jangan jangan Juna bohong.

Clarisa menahan dirinya untuk tidak bertanya, karena sekarang bukanlah waktu yang tepat. Dia dan Ran pun belum sedekat itu untuk menanyakan hal hal pribadi.

Matanya tidak berhenti menatap Ran. Ia sangat penasaran dengan perempuan bermata coklat ini.

"Clarisa kalau ada yang mau ditanyakan ngomong aja. Jangan liatin aku terus kayak gini"

Clarisa tersadar dari lamunannya. "Eh? G-gak kok,gak ada yang mau gue omongin"

"SIAPA YANG BERISIK ITU"tegur guru yang sedang mengajar.

Lantas Clarisa dan Ran langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Long time no see~


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You : I Still Remember The Firts Day I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang